Gilara menatap ke arah Luvin yang sedang menunuduk dan seperti memikirkan sesuatu. Gadis itu berjalan mendekat secara perlahan.
Luvin sepertinya sadar langsung berdiri dan berlari secepat kilat ke arahnya dengan kedua tangan Gilara yang sudah dikuncinya di punggung gadis itu.
"Eh?"
"Sedang apa kau di sini?" Tanya Luvin datar. "Dan sejak kapan kau mau menggunakan pakaian seperti ini?"
Luvin melepaskan kunciannya dan menatap Gilara dari bawah ke atas. Pakaian gadis itu menjadi tertutup dengan gaun selutut dan sebuah jubah berbulu bewarna putih tebal cukup membuat Gilara seperti putri serigala sesungguhnya.
"A-aku ha-hanya tidak suka peri itu mengataiku murahan." Gilara menjawab gugup. "Dia masih kecil, dia menceramahiku. Aku tidak terima diceramahi bocah bodoh seperti dia."
"Jangan pernah mengatakan dia bodoh, dia itu pintar," ujar Luvin datar. "Dia itu Pangeran peri utama setelah Jonathan Feiry. Walau dia bukan dari bangsa bangsawan, tapi dia termasuk seorang peri yang sangat hebat."
"Dia masih berumur 13 tahun? Tapi dia sangat tinggi," gumam Gilara pelan. "Juga dia tampan dan tidak peduli derajat, sepertinya."
"Aku sudah bilang bukan jika dia bukan dari bangsa beri bangsawan," ujar Luvin lagi. "Dia adalah peri yang tersiksa selama kehidupannya, aku tidak terlalu tahu tentang dirinya."
"Oh... dia sangat hebat ya?" gumam Gilara pelan.
"Hm, sangat hebat." Luvin berkata pelan sambil menghela nafas secara kasar.
"Sebenarnya ada masalah apa? Kenapa--"
"Bangsa serigala menyerang para vampir, mereka menggunakan racun itu," ujar seseorang memotong pembicaraan.
Gilara dan Luvin menoleh ke sumber suara yang ternyata Lovio yang sedang terbang di atas mereka. Lovio turun mendarat dengan mulus tepat di depan Gilara membuat wajah gadis itu langsung memerah.
"Sejak kapan kau di atas?" Sembur Gilara cepat dengan wajah masih memerah tersipu malu.
"Sedari tadi dan...," ujar Lovio. "aku mendengar semua yang kau katakan Luvin, terima kasih atas pujian bahwa aku hebat juga terima kasih bagimu nona Gila, kau sudah memberiku pujian yang sangat aku sukai."
Gilara menggeram kesal dan ingin sekali mencakar peri yang ada di depannya. "Kau... dasar menyebalkan! Aku ini tidak gila!" Teriak Gilara kesal.
"Iya... iya, tapi menurutku kau gi-la. Namamu saja sudah sangat jelas jika kau GILA," ujar Lovio dengan nada mengejek.
"Kau ini masih bocah! Jangan seenaknya berbicara!" Balas Gilara kesal.
Lovio hanya terkekeh lalu berbalik masuk ke dalam bangunan kembali meninggalkan taman milik istana serigala. Dia berhenti berjalan menoleh ke arah Gilara dan tersenyum tampan membuat Gilara tersentak dan wajahnya memerah.
"Omong-omong... kau lebih cantik dengan pakaian seperti itu," ujar Lovio. "Kau jadi mengingatkanku dengan seseorang, yah... aku pergi dulu, jangan dibawa perasaan ya. Aku bukan memujimu, aku hanya mengatakan yang sebenarnya."
"A-apa? Kau kira aku--"
"Soalnya wajahmu merah banget... Ha-Ha-Ha." Lovio tertawa kecil membuat Gilara kesal setengah mati dan Luvin hanya mengukir senyumnya.
Semoga semua kembali baik.
*****
"Oi, Lovio... adikmu bagaimana apakah dia baik-baik saja?" Tanya Kelldy ke arah Lovio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Vampire : Queen of Kiezi's Darkness ✔
VampireBook #2 BLOOD Series (Completed) Book #3 BLOOD Series (Completed) [18+] Sebuah suara yang membuat sebuah ramalan. Entah sebuah ramalan yang benar atau tidak. Semua yang terjadi di dunia mahkluk astral, di sebuah kota bernama Lucifer City. Penuh...