[042]

2.4K 118 6
                                    

Kellyn mengambil buku yang berada di atas meja lagi. Dia duduk di atas ranjang, lelah setelah melakukan rapat dan masalah yang banyak terjadi membuat tubuhnya lelah.

"Hah... aku mau membacanya lagi," gumam Kellyn, "tapi aku mengantuk."

Kellyn kembali meletakkan buku itu di atas meja lalu menghela nafas pelan. "Tapi kalau aku tidur aku akan melihat gadis itu lagi," gumam Kellyn pelan.

"Apa aku tunggu--"

"Oh... kau belum tidur," seseorang masuk dan menatap Kellyn lembut.

"Kelldy," balas Kellyn senang. Kelldy berjalan mendekat ke arahnya lalu tersenyum dan mengelus pelan rambut ungu milik Kellyn.

"Aku mau ganti--"

"Tidak perlu ganti baju," potong Kellyn malas mendambakan sentuhan dari suaminya lagi. "Aku mau kau peluk dalam tidur sekarang juga. Ayo!"

"Tapi--"

"Kumohon Kelldy," ujar Kellyn menatap suaminya.

Kelldy tersenyum lalu berjalan pelan dan melepaskan alas kakinya lalu langsung naik ke atas ranjang memeluk erat sang istri. Sangat erat.

"Dasar manja."

"Aku memang manja, hanya padamu saja."

"Dasar."

****

"Jadi kita harus ke mana saat ini?" Tanya seorang laki-laki berambut biru gelap bertanya ke arah seorang gadis berambut merah muda sepaha.

"Aku tidak tahu Victor! Tapi itu istana bukan? Mungkin kita bisa ke sana dan bertanya sekarang kita ada di mana," balas gadis berambut merah muda itu.

"Tapi, aku khawatir Yvye," ujar Victor menatap kekasihnya itu, "kalau di sana ada bagaya gimana?"

"Hah... sudahlah! Tidak akan terjadi apa-apa, tenang saja," ujar Yvye sambil menepuk pelan pipi kekasihnya.

"Ya s-sudah."

****

Kellyn menghela nafas pelan menatap Ezio dan Arno yang sedari tadi berdebat. Entah sudah berapa lama kedua anak itu terus-terusan berdebat, yang satu keras kepala, yang satu sangat kaku dan tak mau mengalah sama sekali.

"Aku mau ke sana! Jangan melarangku!" Ezio membentak kesal sambil menatap Arno garang.

Arno hanya menatap datar lalu berkata dengan nada tegas dan tak terbantahkan. "Tidak."

"Dasar menyebalkan! Memangnya kau ini siapa hah!?" Balas Ezio keras.

"Saya vamore anda," jawab Arno datar.

"Menyebalkan!" Teriak Ezio sebal sebal sendiri ke arah Arno yang hanya menanggapi dengan tatapan sangat datar dan bahkan terlihat tidak peduli sama sekali.

"Saya tidak menyebalkan--"

"Kau sangat menyebalkan!" Bentak Ezio keras yang tidak dipedulikan oleh Arno sama sekali.

Tiba-tiba Arno mengkerut dahinya dan menyentuh dadanya pelan. "Ugh."

"K-kau tak apa?" Tanya Ezio langsung berjongkok dan berniat menolong saat Arno langsung menarik tangannya dan mengikat tangan Pangeran vampir itu keras menggunakan sebuah tali hitam yang entah sejak kapan ada di dekat Arno.

Prince Vampire : Queen of Kiezi's Darkness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang