[046]

2.2K 130 11
                                    

[INI LAGU ASLINYA JEPANG! YANG NYANYI IKIMONO GAKARI! TAPI INI DALAM VERSI INGGRIS ORANG LAIN YANG NYANYIIN. BAGUS!]

"Jadi daripada kalian menunggu tubuhku benar-benar pulih, lebih baik kita merancang tentang serangan besar-besaran." Kiezi berkata sambil bertopang dagu dan menatap semua yang ada di dalam ruangan itu.

"Serangan besar-besaran? Tapi akan memakan korban," gumam Ratu Emili.

"Memang," ujar Kiezi pelan. "Tapi kalau Kellyn membantu dengan menyembuhkan mungkin tidak akan," lanjutnya.

"I-itu--"

"Kelldy! Sesekali kau harus bekorban!" Kiezi memotong perkataannya. Kelldy tersentak lalu menundukkan kepalanya dan menghembuskan kepalanya pelan.

"Aku akan memikirkan strateginya dulu," gumam Kiezi lalu berdiri dan menuju ke arah jendela.

"Darvo," panggil Kiezi lalu berbalik dan menatap Darvo dengan mata merah darahnya. Dia tersenyum kecil seakan-akan itu dapat dimengerti oleh Darvo.

Tapi memang nyatanya Darvo mengerti maksud dari Kiezi. "Baiklah kalau itu maumu, aku akan langsung mengerahkan pasukanku. Itu hal mudah, tapi ingat saja... jangan sampai terlambat ya."

"Saat Darvo menyerang, semua pasukan mayat hidup itu akan beralih melawan pasukan Darvo. Jadi kita bisa langsung ke Daerah di mana Logard berada," Kiezi berkata dengan nada datar.

"Tapi... kita perlu orang yang bisa mengetahui tepat di mana Logard berada, jadi Luvin. Kau akan menjadi pemandu. Beberapa harus ikut aku," ujar Kiezi. "Aku akan membaginya. Delia, Arvar, dan Zen kalian ikut aku. Jonathan Kinan kalian akan berada di barisan ahkir. Sedangkan Raja Anson dan Ratu Emili... kalian lindungi Kellyn bersama dengan Kelldy, Lovio, dan Gilara. Luvin kau ikut aku dan Delia serta Arvar."

"Baiklah kalau begitu, berarti aku melawan sendiri bukan?" Darvo menatap Kiezi.

"Ya, cukupkan? Kau bisa sendiri hm?"

"Lalu Carlos dan Yuina, kalian lindungi kita semua dengan segel pemindah tempat. Jika terjadi hal yang tidak diperkirakan. Langsung lepas segel itu." Kiezi kembali berkata dengan kata diseret.

"Baiklah, itu hal mudah. Tapi yang lain akan ikut berpindah, memang mau dipindahkan ke mana?" Tanya Yuina menatap Kiezi.

"Ke daerah gunung, gunung bagian puncak dari kota kita."

"Yang benar saja!?"

"Mau gimana lagi? Daripada kota hancur dan semua hal yang tidak mau terjadi malah terjadi?"

"Baiklah."

****

"Masalah dua manusia itu sudah selesai, mereka sudah dikirim kembali ke dunia manusia. Mereka termasuk korban dari Logard, jadi masalahnya adalah karena portal yang ada di pohon dekat tempat menuju ke dunia manusia terbuka," jelas Lovio menatap kertas lalu beralih ke arah Kelldy dan Kellyn.

"Kalau begitu masalah soal manusia sudah selesai? Kalau begitu tentang evakuasi di berbagai daerah, apakah sudah?" Tanya Kelldy sambil melipat tangannya di depan dada.

"Soal itu sudah tapi tidak semua daerah terselamatkan tentunya. Tentang bagian kota Barat yang sudah terbakar... itu sudah tak ada yang tersisa. Semua vampir rendah di sana telah menjadi mayat hidup," jawab Lovio lagi menjelaskan.

"Bagian Timur... bagaimana?" Tanya Kelldy sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.

"Timur? Oh... kota itu tidak hancur sepenuhnya, beberapa warga berhasil dievakuasi. Dan... soal kota bagian Utara, kota itu sudah benar-benar hancur. Kota yang tersisa adalah Tengah yang sangat dekat dengan Selatan. Kota kita."

"Bangsa serigala dan bangsa peri tidak ada masalah sama sekali ya?" Tanya Kelldy pelan menatap Lovio.

"Sayangnya tidak sama sekali," ujar Lovio menjawab dengan nada datar. "Soal kotaku dan Luvin, itu semua sangat jauh dari kotamu. Tentunya Luvin selalu menggunakan portal dimensi untuk kemari. Jadi aku dan dia jarang berjala kemari." Lovio menjelaskan secara datar.

Kelldy menghembuskan nafas secara perlahan lalu menatap kertas yang ada di hadapannya sendu. "Aku lelah megurus semua ini, kenapa Bunda tidak mau menjadi ratu kembali?"

"Lebih baik kamu bersabar Kelldy," Kellyn mengusap pelan punggung tangan suaminya lalu tersenyum kecil. "Aku yakin kau akan kembali turun jabatan dan tak perlu jadi penerus. Seharusnya Zavier bukan yang jadi penerus?"

"Iya, aku senang jika aku turun jabatan tapi," ujar Kelldy menggantungkan kalimatnya. "Zavier bahkan belum kembali."

"Baru beberapa hari yang lalu dia pergi," cibir Lovio sambil duduk di sofa dan melepas kedua sarung tangan hitamnya lalu menghembuskan nafasnya secara pelan. "Gilara sedang mencari beberapa manusia yang mungkin masuk kemari."

"Eh? Bersama siapa? Tentunya tak sendiriankan?"

"Yah... tentunya tidak sendirian, dia bersama Luvin dan Bunda," gumam Lovio sambil menguncir rambutnya ke atas tetapi beberapa helai rambutnya berjatuhan.

"Kenapa kau tak pernah mau memotong rambutmu? Memang nyaman memanjangkan rambut seperti itu?" Kelldy menatap Lovio sambil menaikkan salah satu alisnya.

"Karena aku suka saja, juga Gilara menyukai saat aku dan dia tidur berdua. Dia selalu mengelus ra--"

"Tidur... berdua? Oh ayolah Lovio, kau sudah berhubungan intim? Kau bahkan masih berumur tiga--"

"Aku sudah bukan tiga belas tahun!" Potong Lovio dengan wajah memerah menahan malu serta marah.

Kelldy langsung terbahak melihat reaksi Lovio. Sedangkan Kellyn hanya terkikik geli dengan Lovio yang mirip seperti anak kecil.

"Berhenti tertawaaaa!!!"

*****

Prince Vampire : Queen of Kiezi's Darkness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang