[017]

3.8K 194 2
                                    

Dua orang lelaki bertubuh tegap berdiri di tengah hutan sedang berbincang sesutau. Mereka berbicara dengan was-was takut jika ada yang mengetahui jika mereka adalah penyusup.

"Dengar Kres, kau harus bisa menanggap gadis itu. Sampai kau tak bisa menangkap gadis itu maka saudarimu yang menjadi imbalannya," ujar lelaki tua berambut setengah putih dengan tanda hitam di mata kanannya.

"Baiklah Pria tua, aku akan menangkap gadis itu tenang saja," ujar lelaki yang dipanggil Kres tadi.

"Terserah, aku percaya padamu. Jangan mengecewakanku lelaki muda," ujar Pria tua itu lalu pergi melesat cepat meninggalkan Kres.

"Cih. Aku tidak akan membiarkan saudariku mati begitu saja," gumam Kres sinis lalu melesat pergi menuju ke Istana Lucifer secara cepat.

****

Kellyn mengayunkan memenggal kepala boneka jerami yang ada di depannya dengan sekali serang. Nafasnya terengah-engah dan terlihat lelah.

"Peganganmu pada pedang masih kurang kuat, berusahalah untuk membuat seakan-akan pedang milikmu itu menjadi satu dengan tanganmu," ujar Kelldy datar ke arah Kellyn.

"Baiklah," balas Kellyn pelan lalu duduk di bangku kayu yang ada di lapangan pelatihan.

"Kau tahu kemarin katanya ada penyusup masuk ke istana tapi tidak tahu siapa itu, kau tahu berita itu?" Tanya Kelldy ke arah Kellyn.

Gadis itu menggeleng pelan yang berarti dirinya tidak tahu. "Aku tidak tahu sama sekali, kau tahu sendiri kalau aku berlatih hingga malam."

Kelldy tak membalas dan menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi lalu menghela nafas secara kasar. "Itulah kenapa bunda memintaku melatih dirimu pedang," ujar Kelldy oelan.

"Karena bunda juga tidak tahu siapa penyusup itu?" Tanya Kellyn pelan.

"Iya, begitulah kau tahu sendiri tidak semua bisa ketahuan. Musuh kita bisa hebat bisa lemah." Kelldy berkata dengan nada datar.

Kellyn menunduk menatap pedang miliknya. Pedang sederhana tapi ternyata bisa membuat orang mati di tempat, mungkin. Dirinya belum pernah menggunakan pedang itu untuk melawan seseorang, hanya pernah digunakan untuk berlatih memenggal kepala boneka jerami.

"Kelldy," panggil Kellyn pelan ke arah lelaki itu.

"Ada apa?" Balas Kelldy yang masih saja menatap ke arah depan tanpa menoleh ke arah Kellyn.

"Boleh aku bertanya?" Tanya Kellyn pelan.

"Boleh saja, bertanyalah." Kelldy membalas dengan nada datar.

"Apa aku boleh mencintaimu?" Pertanyaan Kellyn sukses membuat Kelldy menolehkan kepalanya ke arah Kellyn. Kelldy menatap Kellyn dengan tatapan tak terbaca.

"Men-mencintaiku? Apa kau sudah gila?" Balas Kelldy seenak jidat membuat Kellyn tersentak merasa malu.

Kellyn hanya bisa bungkam dia tidak bisa berkata apa-apa. Jujur, dia sangat malu sekarang.

"Dengarkan aku Kellyn--"

"Tidak, tidak perlu." Kellyn berdiri membawa pedang miliknya. "Permisi, aku pergi dulu."

Kellyn berjalan cepat-cepat meninggalkan Kelldy yang terdiam dengan kepala sedikit menunduk. Kellyn hilang dari pandangan Kelldy secara cepat.

Kelldy meruntuki dirinya yang sedang dalam emosi yang tak stabil. "Sial, aku sangat bodoh. Astaga!!" Kelldy berteriak frustasi sendiri.

Tiba-tiba seseorang langsung muncul di sebelag Kelldy membuat lelaki berambut coklat gelap itu terlonjak bukan main. Dia menatap kesal ke arah lelaki berambut biru.

Prince Vampire : Queen of Kiezi's Darkness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang