[037]

2.6K 141 8
                                    

Maaf kalau ada typo, ngetiknya cepet-cepet dan parahnya saya sempet lupa cerita sebelumnya.

****

Mereka melepaskan kudung dan tersenyum menyapa ke arah tiga teman lamanya. "Zen, Jonathan, dan Kinan! Halo! Di mana Kiezi?"

Keadaan menjadi hening saat nama Kiezi disebutkan. Carlos mengerutkan kening saat menatap Zen, Jonathan, dan Kinan hanya diam. Tapi langsung kembali tersenyum saat menatap wajah-wajah yang tak pernah ia temui sebelumnya kecuali Lovio. Tapi Carlos juga menatap Lovio seakan-akan tak kenal walau dia masih bisa merasakan aura Lovio, tapi tetap saja Lovio tampak berbeda.

"Lovio? Kau... sangat berubah!" Teriak Carlos sambil tetap tersenyum. Yuina--istri Lovio hanya menggeleng pelan. Dia menghela nafas lalu langsung berjalan mendekat ke arah Jonathan dan menjitak kepala laki-laki itu keras hingga dia merintih.

"Kena--"

"Aku rindu denganmu bodoh!" Teriak Yuina sambil memeluk erat Jonathan yang malah terdiam kaku. Kinan bukannya merasa cemburu tapi malah cekikian.

"Oh... tapi tidak perlu memukul kepalaku," balas Jonathan sebal sendiri.

Yuina melepaskan pelukannya lalu nyengir lebar ke arah Jonathan dan mengucapkan kata maaf kepada Jonathan. Jonathan hanya mengangguk lalu menoleh ke arah Carlos yang anehnya malah bersikap datar.

"Kau ini kenapa?" Tanya Jonathan mencoba bersikap biasa.

Carlos menggeleng pelan, "Dua anak ini siapa?" Tanya Carlos yang tiba-tiba langsung menarik dua lengan anak berumur sepuluh tahun.

Kelldy langsung bangkit hingga kursinya terjatuh ke belakang dan menimbulkan suara amat keras dan tak nyaman didengar di telinga.

"Dia cucuku," jawab Zen pelan sambil meminta kedua orang itu berjalan ke arah Zen.

"Tapi salah satu dari mereka bukan vampir," balas Carlos pelan. "Vamore? Laki-laki? Bukannya--"

"Kalau soal itu nanti saja, aku akan menjelaskannya kepadamu nanti." Zen memotong dengan cepat. Carlos hanya mengangguk pelan.

"Kelldy, Kellyn, Zavier, Luvin, Lovio, dan Gilara. Bisa kalian keluar sebentar? Oh Kellyn bawa Ezio dan Arno ke kamarnya saja," ujar Zen menatap Kelldy dan yang lainnya yang langsung saja mengangguk sambil menarik Ezio dan Arno keluar lalu beralih ke arah Maven yang juga akan ikut keluar jika Zen tidak langsung angkat bicara.

"Maven, bisa kau tetap di sini?" Zen menatap laki-laki berambut biru bermata biru kelam itu datar. Salah satu mata Maven tertutup dengan rambutnya, salah satu mata itu juga yang tidak diperbolehkan diperlihatkan kepada orang lain.

Maven hanya mengangguk pelan lalu kembali ke sisi Carlos dan Yuina. Carlos dan Yuina menatap sahabat lamanya--Jonathan.

"Jadi sebenarnya ada apa? Di mana Kiezi?" Tanya Carlos sambil menatap curiga ke semua orang. "Oh... ayolah jawab aku!"

"Dia sedang pergi ke pulau lain," ujar Kinan yang langsung menjawab pelan dengan berusaha untuk tidak bergetar. Dia tak yakin sebenarnya tapi dia sendiri berpikir apa salahnya dicoba.

"Benarkah pulau lain?" Carlos masih menatap mereka dengan tatapan curiga. "Aku tak bisa merasakan aura mereka."

"I-itu--"

"Kalau kau tak percaya tak masalah!" Zen membantah cepat tak mau jika masalah akan diperpanjang. "Ada masalah lebih serius dari ini semua," ujar Zen pelan menatap sisa orang yang ada di ruangan Kelldy itu.

"Apa?" Carlos menatap datar ke arah Zen, seperti terlihat tidak peduli.

"Dia... berhasil kabur dari sel bawah tanah, aku dan Jonathan tidak bisa menemukannya," ujar Zen pelan.

Prince Vampire : Queen of Kiezi's Darkness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang