[016]

4K 186 3
                                    

Kellyn membuka mata perlahan saat matahari mulai masuk ke dalam kamarnya lewat jendela kamarnya. Dia mengerjapkan matanya lalu menoleh ke arah samping dan mengernyit saat sudah tidak melihat Kelldy di sebelahnya.

"Padahal aku merasa belum siang, tapi dia sudah tidak ada," gumam Kellyn.

Tiba-tiba pintu diketuk oleh seseorang membuat Kellyn menoleh dan menatap ke arah pintu kamar miliknya. "Ah... siapa?" Tanya Kellyn pelan tapi gadis itu yakin jika sang pengetuk kamar mendengar suara karena terdengar suara orang menggumam pelan.

"Ini saya Nona, Hens... anda sudah bangun? Bila anda sudah bangun, anda diminta oleh Ratu Kiezi ke ruangannya," ujar Hens sopan.

"Oh, baiklah." Kellyn menjawan lembut, dia turun dari ranjang menuju ke kamar mandi dan mandi sebentar. Setelah memakai gaun bewarna biru terang dia mengambil jubah berbulu kaerena cukup dingin sehingga dia memilih menggunaka jubah berbulu miliknya.

Dia berjalan ke arah pintu membuka pintu itu lalu melangkah keluar. Dia menatap ke arah koridor kamarnya dan berjalan ke arah kanan. Setelah menempuh hampir 10 menit menuju ke ruangan Kiezi, dia mengetuk pintu lebar itu.

"Kellyn, masuk saja." Suara Kiezi membuat Kellyn terdiam. Dia menuruti perkataan Kiezi dengan membuka pintu lebar itu perlahan dan melangkah masuk dan membiarkan pintu tadi tertutup dengan sendirinya.

"Ada apa bunda? Kenapa memanggilku kemari?" Tanya Kellyn sopan ke arah Kellyn.

Kiezi menyandarkan punggungnya di senderan kursi melipat tangannya di depan dada dan menatap ke arah Kellyn. Orang yang ditatap hanya diam kebingungan sendiri.

"Begini, mungkin kau akan terkejut tapi aku terpaksa memintamu belajar untuk menjaga dirimu sendiri," ujar Kiezi degan nadanya yang datar.

Kellyn mengerutkan kening pertanda dirinya bingung dengan perkataan Kiezi yang aneh. "Maaf, aku tidak mengerti dengan apa yang bunda katakan," ujat Kellyn perlahan.

Kiezi menghela nafas lalu memejamkan matanya lalu membuka kembali mata itu, iris matanya yang bewarna merah darah serasa menakutkan saat matanya bertubrukan dengan mata Kellyn.

"Aku ingin kau belajar menggunakan pedang," ujar Kiezi membuat Kellyn membulatkan matanya terkejut bukan main. Gadis berambut ungu itu melongo tidak mengerti.

"Pedang?" Gumam Kellyn pelan menatap Kiezi bingung. "Apa dunia vampir sedang dalam bahaya, maaf aku tahu aku merepotkan."

Kiezi menggeleng pelan, dia menatap ke arah Kellyn datar. "Aku dan keluargaku tidak selalu bisa melindungimu. Kau bukan seperti Zenna yang seorang manusia setengah vampir. Aku hanya ingin kau bisa menjaga dirimu saja sendiri supaya kau tidak selalu bergantung denganku dan Kelldy ataupun yang lainnya."

Kellyn mengangguk mengerti. "Baik bunda, aku menurut padamu saja. Maaf jika aku memang merepotkan." Kellyn berkata dengan nada merasa tak enak.

Kiezi hanya diam lalu mengangguk perlahan. "Yang akan mengajarimu adalah Kelldy, lebih baik kau mengganti pakaianmu menggunakan pakaian yang ada di sofa. Itu lebih nyaman untuk kau gunakan, apalagi kau pasti akan bergerak lebih banyak dan akan repot jika menggunakan gaun yang panjang."

Kellyn mengangguk mengambil setumpuk pakaian yang menurut Kellyn tidak sama sekali istimewa. Biasa saja mungkin.

****

"Wow! Pakaian ini sama degan pakaian yang pernah aku pakai saat di desaku dulu," ujar Kellyn pada dirinya sendiri. Dia menatap ke arah cermin dan melihat pantulan dirinya.

Pakaian seperti pakaian seorang lekaki dengan ikatan di pinggang dan celana selutut bewarna hitam gelap kontras dengan pakaian bewarna putih dengan sebuah rompi merah bata yang melengkapi apa yang dia pakai.

Prince Vampire : Queen of Kiezi's Darkness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang