"Ngapain lo berdua ke sini?!" pekik Letta kencang.
Ia baru saja memesan mi ayam dan meninggalkan Mira sendirian di meja kantin, tapi kenapa saat ia kembali sudah mendapati dua jenis makhluk astral sudah duduk manis di mejanya dan Mira.
"Kita berdua di kantin ya mau makan, masa iya mau ngelahirin bayi." celetuk Alex ngasal yang sudah duduk tepat di seberangnya.
Hal itu malah membuat tiga orang di depan Letta, termasuk Mira tertawa kencang mendengar penuturan dari mulut Alex. Letta hanya mendengus sebal karena ia yakin kalau acara makan siangnya ini pasti tidak akan berjalan lancar.
"Kalau mau makan bisa kan ambil meja lain, gak harus di sini." ketus Letta.
Ia jelas masih sedikit menyimpan dendam kesumat pada Alex, selain karena tadi pagi ia harus naik sepeda bolak balik hingga kakinya terasa mau lepas dari tempatnya, ternyata Alex itu satu kelas dengannya dan ia dengan gilanya meminta Letta duduk bersama.
"Sayangnya yang lain udah penuh semua." jawab Alex tenang. Tak melihat kalau Letta sudah dalam mode siap menyiram mi ayamnya ke muka cowok itu.
"Tenang aja, kita gak bakalan ambil jatah makan lo. Kita berdua masih punya duit buat beli makan sendiri." kata salah satu cowok yang ikut duduk di mejanya dan Mira.
Namanya Indra, sebelumnya Mira dan Letta sudah berteman baik dengan Indra. Indra ini teman baiknya Hami, juga teman baiknya Letta dan Mira. Tapi begitu Hami sering bersama pacarnya, Indra jadi sering lebih memilih menjauh karena takut mengganggu dan juga ada alasan lainnya.
"Meja di pojok sana masih kosong. Kenapa gak di sana aja sih." kata Letta galak.
"Kalau kita berduaan mojok bareng di kantin, nanti kalau ada orang mikir yang enggak-enggak gimana. Gue masih sayang umur gue." jawab Indra dengan enteng.
"Tapi kalau kalian di sini itu ganggu. Udah gitu gak lihat apa anak cewek pada ngelihatin ke arah sini semua." gerutu Letta kesal karena Indra dan Alex tetap tidak mau beranjak.
"Nasib jadi cowok ganteng jadi begini, ya nggak, Al?" Indra merangkul bahu Alex, lalu menaikkan alisnya meminta persetujuan.
"Yoi, bro."
Mira terkikik karena usaha Letta menyingkirkan dua makhluk ini gagal total.
"Udahlah, Ta. Biarin aja mereka makan bareng disini. Indra teman kita kan dari lama, sedangkan Alex kan hanya kenal kita bertiga doang."
"Tuh dengerin Mira, Mira aja gak protes, kenapa juga lo yang ribut." timpal Indra.
"Eh, gue mau beli bakso mercon, lo mau coba gak?" tambah Indra begitu ia menegakkan badannya hendak pergi membeli makanan ketika dirasa cacing di perutnya sudah tidak kuat menunggu terlalu lama lagi menunggu pasokan makanan datang.
"Boleh juga." jawab Alex.
Yang terjadi kemudian Indra melenggang pergi ke stand bakso mercon yang sudah ramai oleh anak cewek. Semua anak berdesakan, saling dorong satu sama lain takut tidak kebagian. Indra tipikal cowok yang tidak suka mengantri apalagi antriannya adalah calon emak-emak semua.
Tapi bukan Indra namanya kalau ia tidak bisa mengalihkan para cewek itu yang sedang membeli. Begitu melihat ada kesempatan, Indra langsung berteriak kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mischievous Boy
Teen FictionHanya karena selembar kertas DO dari sekolahnya, hidup seorang Alex menjadi berubah 180 derajat. Yang biasanya dimanjakan dengan kekayaan orang tuanya di kota, harus rela dipindahkan ayahnya ke desa tempat neneknya tinggal tanpa membawa apapun. Dan...