Part 31

1.4K 134 19
                                    

Pulangnya, ketika Alex sampai di rumah, ia mendapati Sari tengah duduk di sofa depan televisi dengan kepala menunduk ke bawah. Posisi Sari membelakangi Alex sehingga ia tidak bisa melihat dengan pasti apa yang sedang neneknya itu lakukan. Yang jelas bukan menonton televisi, karena televisinya menampilkan layar hitam alias tidak menyala.

Tanpa membuat suara, Alex berjalan mengendap-endap sampai ke belakang Sari dan melongokkan kepalanya sedikit ke depan. Dari situ Alex tahu kalau neneknya ini sedang membuka-buka sebuah album foto. Alex mengarahkan matanya ke salah satu foto, tapi pandangannya terputus karena Sari sudah membalikkan ke halaman selanjutnya.

"Kamu dulu itu lucu banget, sekarang besarnya gak ada lucu-lucunya sama sekali." Sari tertawa ringan ketika mengatakannya, jarinya ia gunakan untuk mengusap foto anak kecil yang ada di album.

Alex ingin ikut melihat fotonya, tapi terhalang oleh tangan neneknya. Lalu Sari membuka satu halaman lagi, dan tawa Sari lenyap seketika. Kini jarinya yang mulai keriput mengusap kembali salah satu foto disana.

Alex berpendapat, kalau Sari pasti sedang membayangkan sesuatu yang menyedihkan. Bahu neneknya terkulai lemas ke bawah, seperti menahan sesuatu yang berat.

Alex memajukan wajahnya dan matanya menyipit ke arah foto yang Sari usap. Rasanya seperti kenal sosok yang ada di balik foto itu. Foto seorang anak laki-laki berumur sekitar lima tahun dengan rambut yang tidak tertata rapih. Di foto, anak itu terlihat sangat senang, bisa dilihat dari senyumnya yang melebar hingga bibirnya menipis dan matanya menyipit hingga hampir tak terlihat.

Sedetik yang lalu Alex tidak menyadari siapa anak kecil itu. Tapi setelah badannya mencondong beberapa centi lebih ke depan lagi, jantungnya tiba-tiba berdegup kencang begitu lihat fotonya lebih jelas dan anak yang ada di foto itu adalah... ia sendiri.

Belum sempat Alex mencerna yang terjadi, tiba-tiba foto itu sudah raib dari pandangannya dan mendapati Sari sudah menutup album fotonya. Rupanya keberadaannya ini sudah diketahui Sari karena neneknya itu berbalik dengan cepat.

"Alex...!" seru Sari yang kaget mendapati Alex ada di belakangnya. Tadinya memang ia tidak sadar, tapi begitu ia mencium bau parfum khas Alex, radar dalam dirinya langsung berkata bahwa ada Alex disekitarnya. Dan begitu terkejutnya ia ketika mendapati Alex sedang ikutan melihat ke foto yang ia lihat.

"Kamu sejak kapan disitu?" tanya Sari khawatir.

Entah ini telinga Alex yang bermasalah atau bukan, tapi ia bisa mendengar suara neneknya ini bergetar.

Sementara menunggu jawaban Alex, Sari mengambil beberapa album yang ia letakkan di meja. Album fotonya sama seperti album foto yang tadi. Alex baru sadar kalau ada album lain disitu. Kalau dihitung, ada lima album foto termasuk yang Sari pegang.

"Cukup lama, sekitar dari tiga halaman di depan halaman terakhir." jawab Alex dengan kening mengernyit bingung melihat Sari yang terburu-buru mengumpulkan lima album foto itu. Sari tampak kesusahan mendekap album foto itu di depan dada.

"Mau aku bantu?" tawar Alex.

"Tidak usah." Sari menggeleng tegas dan sekali lagi memegang album foto itu lebih erat lagi sebelum akhirnya mulai berjalan pergi.

Karena terburu-buru, Sari tidak sadar ada satu foto yang terjatuh ke bawah dan masuk ke kolong meja. Tapi itu semua tertangkap di mata Alex.

"Nek, itu--" Alex akan mengatakan kalau ada foto yang jatuh, tapi Sari sudah menyela lebih cepat.

"Bukan apa-apa, lebih baik kamu naik ke atas terus mandi. Nanti biar nenek siapin makanannya."

Setelah berkata seperti itu, Sari bergegas pergi dan masuk ke kamarnya. Menutup pintu dengan kasar hingga menimbulkan bunyi.

Mischievous BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang