Part 21

1.6K 142 9
                                    

Tidak terasa sudah satu minggu lamanya sejak pengumuman tentang renang itu terpasang di mading, sekarang semua anak kelas XI sudah berada di halaman depan sekolah menunggu kedatangan bis yang mengantarkan mereka ke kolam renang.

Sekolah ini memang rutin mengadakan praktek renang tiap 2 bulan sekali. Dari 6 kelas yang ada, sekolah hanya menyewa 4 bus. Alhasil ada 2 kelas yang harus terpaksa berpencar masuk ke bis kelas lain.

Beruntung kelas Xl IPS 2 bergerak cepat jadinya satu kelas itu bisa dapat jatah satu bis dan anak sekelasnya tidak terpecah ke sana sini.

"Ehh tolong ambilin ikat rambut di tas gue dong." pinta Letta yang sedang mencoba mengikat rambutnya.

Mira yang duduk di sebelahnya segera membuka tas Letta dan mengambilkan ikat rambut seperti yang Letta minta.

"Nih," Mira menyerahkan ikat rambut yang ia ambil.

"Makasih ya." kata Letta sembari menguncir rambutnya jadi satu dan mengikatnya kencang.

Mira menggeser bokongnya lebih dekat ke Letta. Lalu ia berbisik. "Ngomong-ngomong kita gak apa-apa nih duduk di sini?" 

Letta yang baru selesai dengan acara mengikat rambutnya mengernyit. "Emangnya kenapa?"

Mira memberi isyarat dengan mengarahkan dagunya ke depan.

Letta berdiri melihat ke arah yang di tunjuk oleh Mira. Benar saja temannya ini bertanya seperti itu, rupanya di depannya ini duduklah dua orang cewek yang hobinya dandan, semprot parfum sana sini. Dan bukan hanya di depannya saja, ketika ia mengedarkan pandangan matanya ke samping dan belakang, yang dapat Letta lihat itu anak-anak cewek yang masih dalam satu tipe.

Suka sekali dandan, membawa make up kemanapun mereka pergi, dan jangan lupakan bau parfum mereka yang sangat menyengat karena selalu semprot parfum ketika dirasa baunya sudah hilang. Padahal baunya masih sangat melekat. Entahlah Letta heran hidung mereka semua itu terbuat dari apa hingga tak mencium bau parfum sendiri yang rasanya sudah melebihi batas kewajaran. Pikir Letta sih mungkin mereka menghabiskan satu botol parfum untuk sehari.

Letta menatap Mira ngeri sambil menggigit bibir bawahnya.  "Terus gimana dong."

Mira terlihat berpikir. "Kalau lo mau, kita ke belakang aja."

"Tapi di belakang tempat duduknya sudah penuh semua." desah Letta begitu melihat ke arah belakang yang mana sudah penuh semua.

Bukan tanpa alasan kalau ia tidak mau duduk di tempat itu. Alasan terbesarnya adalah karena dirinya yang tidak bisa tahan dengan bau-bauan yang wangi. Apalagi ditambah di dalam bis. Letta ini tipe anak yang bisa mabok kendaraan kalau mencium bau menyengat seperti parfum.

Perutnya akan secara otomatis mual-mual dan kalau terlalu lama bisa sampai mabok. Maka dari itu Letta ingin sekali pindah agar tidak berdekatan dengan anak-anak yang suka dandan ini.

"Bentar, gue coba cari anak siapa tahu ada yang mau tukeran." Mira bangkit dari tempat duduknya. Tapi gerakannya terhenti ketika mesin bisnya tiba-tiba menyala. Dan tak lama setelahnya masuklah gerombolan anak-anak dari kelas lain yang kelasnya harus berpencar. Jalan Mira untuk ke belakang juga sudah penuh dengan anak-anak.

Semua itu tidak luput dari mata Letta. Cewek itu menghela nafas pelan.

"Ya udahlah, kita di sini aja. Gue gak apa-apa kok." kata Letta berusaha tenang.

"Tapi..."

Mira menghadap Letta dengan perasaan bersalah. Letta tahu itu dan ia tidak suka kalau Mira menatapnya seperti itu.

"Lo gak usah ngerasa bersalah deh. Gue kuat kok. Lagian gak lama kan sampai ke kolam renangnya." Letta meraih tangan Mira lalu meremasnya pelan, berusaha membuat Mira percaya kalau ia akan baik-baik saja.

Mischievous BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang