Part 33

1.3K 132 7
                                    

Tok... tok... tok...

Seorang cewek yang sedang terduduk lemas di lantai kamar mandi segera berdiri ketika mendengar suara ketukan pintu rumahnya. Tubuhnya bergetar hingga hampir terjatuh ketika mencoba berdiri karena ia sudah duduk di lantai kamar mandi yang dingin selama hampir setengah jam membuat kakinya terasa kaku.

Cewek itu lalu menghadap ke kaca, membersihkan tangannya lalu membasuh wajahnya. Pandangannya terarah ke pantulan dirinya di kaca. Itukah aku? Semenyedihkan ini? pikir cewek itu.

Cewek itu memutuskan untuk membenahi penampilannya dulu dengan menyisir rambut kusutnya dengan tangan supaya sedikit rapih,  setelahnya ia mencuci tangannya lagi sebelum akhirnya keluar dan berjalan menuju ke depan untuk membuka pintu.

Pintu terbuka dan terpampanglah seorang cowok yang akhir-akhir ini menghabiskan waktu bersamanya. Cowok itu mengangkat kresek yang dibawanya ke atas lalu tersenyum seraya berkata. "Waktunya makan."

Si cewek membalas tersenyum. Sebelum ia sempat membuka pintu lebar-lebar, cowok itu sudah lebih dulu menyerobot masuk ke dalam sehingga tangan si cewek yang bertengger di knop pintu pun terlepas.

"Perasaan gue belom ngasih izin lo buat masuk" kata si cewek menutup pintu dan menyusul cowok itu yang pergi ke dapur.

"Dikasih atau enggak, gue juga bakalan tetep masuk." jawab si cowok sambil mengeluarkan isi kreseknya yang isinya makanan dan susu.

Si cewek mencibir."Sifat lo banget ya, seenaknya sendiri, tukang paksa, tukang ngatur dan--"

"Ganteng." sela cowok itu sambil menyeringai.

Spontan, si cewek menampilkan raut wajah jijik, seakan mau muntah. "Ganteng kalau dilihat dari sedotan WC."

"Terima kasih, gue anggep itu sebagai pujian." Si cowok bukannya tersinggung malah tertawa lebar menampilkan giginya yang seputih susu.

"Pagi ini ada masalah lagi?" tanya si cowok

Si cewek menggeleng. "Gak ada." katanya berbohong. Padahal tadi ia  sempat tertahan di toilet sampai setengah jam, tapi kalau ia bicara, si cowok ini akan khawatir dan ia tidak ingin cowoknya khawatir, jadinya ia berbohong saja.

"Syukur deh kalau enggak. Tapi kalau ada apa-apa lo gak usah malu buat hubungin gue."

"Lo terlalu baik."

"Gak sebaik itu." Cowok itu mengambil piring, meletakkan dua buntelan nasi dan dua potong ayam ke satu piring sekaligus. Lalu ia sodorkan piringnya itu ke depan si cewek.

"Kok buat gue se--"

Si cewek akan memprotes karena terlalu banyak tapi cowoknya sudah menyela. "Demi kebaikan lo juga, biar lebih gemuk nanti jadi badannya gak kurus kering gitu.

Mendengar itu alhasil si cewek bungkam. Benar juga kata si cowok. Selama satu bulan terkahir ia jarang sekali makan banyak, hingga menyebabkan berat badannya turun. Jadi tidak ada salahnya kalau sekarang ia makan dengan porsi dobel. Toh benar ini demi kebaikannya juga.

"Terima kasih." ucap si cewek ketika mengambil alih piring berisi nasi dan ayam yang cowok itu berikan.

Cewek itu makan perlahan hingga sudah habis setengahnya. Ia bisa merasakan tatapan si cowok yang tertuju ke arahnya. Si cewek lalu mendongak.

"Lo-- mau makan bareng?" tawar si cewek sambil mengunyah.

Si cowok menggeleng. "Gak usah."

"Tapi lo gak makan."

"Gue udah makan tadi di sana waktu nunggu pesanannya selesai."

Si cewek hanya manggut-manggut dan meneruskan acara makannya. Sedangkan si cowok menahan diri untuk tidak menyomot makanan si cewek. Ia berbohong kalau sudah makan, padahal kenyataannya ia belum menyentuh makanan sama sekali.

Mischievous BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang