Part 22

1.5K 132 7
                                    

"Hoek... Hoek..."

Seorang cewek sedang memuntahkan isi perutnya ke dalam kantung kresek hitam. Yang ia rasakan adalah perutnya bergejolak dan di remas-remas di dalam sana. Bahkan ia tidak bisa berhenti untuk terus memuntahkan isi perutnya yang walau sudah tinggal keluar cairan pekat.

Rasa mual itu terus saja menyerangnya. Matanya pun secara otomatis ikutan mengeluarkan carian bening.

"Hoekk... Hoekk..."

Cewek itu terlihat sangat lemas dan wajahnya sudah pucat pasi. Setelah dirasa itu yang terakhir, ia mengangkat kepalanya sedikit lalu menempelkan ke bagian belakang sandaran bangku di depannya.

"Lo ada kayu putih?" Alex yang sedari tadi memijiti tengkuk cewek itu ketika mabok angkat bicara begitu dirasa cewek itu sudah cukup mampu untuk menjawab pertanyaannya.

Gelengan dari cewek itu membuat Alex mendesah.

"Harusnya kalau lo ada kemungkinan buat mabok, lo bawa obat sendiri." omel Alex.

"Gue kan gak tahu bakalan kayak gini." bela cewek itu lirih.

"Tetap aja harusnya lo tuh ada persiapan, Letta."

Cewek itu yang lain tidak lain adalah Letta menunduk ke bawah, melihat ke arah kresek hitam yang ia pegang. Ia terlalu lemas untuk sekedar bicara. Mulutnya terasa pahit. Tapi bersyukur, setelah mengeluarkan semuanya, perutnya sudah cukup lega walau di dalam sana masih ada rasa mual, tapi sudah tidak semual sebelumnya.

"Sini biar gue buang tuh kresek." Alex merebut kresek yang dipegang Letta membuat cewek itu terkaget.

Belum sempat Letta berkata apa-apa, Alex sudah membuka jendela bis dan membuangnya ke luar. Beruntung di luar sana itu pas sedang melewati lahan kosong.

"Kenapa lo buang?" tanya Letta dengan nada tertahan.

Alex menoleh dan mendapati wajah Letta memerah seperti menahan sesuatu.

Jangan bilang kalau Letta belum selesai.
Jangan bilang kalau tindakannya salah.
Jangan bilang kalau Letta mau....

"Hoekk..."

***

Dengan malas, Alex memberikan pijatan kecil di sekitaran leher belakang Letta berharap kegiatannya ini memberikan efek, setidaknya agar Letta merasa mendingan.

Letta sendiri duduk lemas dengan kepala yang ia sandarkan ke kursi di depannya. Sudah lama sekali ia tidak mabok kendaraan bahkan ia tidak ingat kapan terakhir ia mabok. Jadi sekalinya mabok kembali, rasanya sangat tidak enak.

Dirinya jadi ingin menangis saja dan pulang ke rumah. Apalagi setelah kejadian tadi saat dimana ia tidak sengaja muntah ke seragam yang sedang dipakai Alex. Walau hanya keluar cairan, tetaplah itu sangat menjijikkan hingga Alex memilih menanggalkan seragamnya. Beruntung Alex memakai kaos di balik seragamnya itu, jadi Alex tidak harus bingung akan pakai baju apa.

Dan juga, Letta bahkan belum meminta maaf pada Alex karena kejadian itu. Mungkin nanti saja, setelah ia merasa cukup enak untuk bicara ia akan minta maaf.

"Ini kayu putihnya." Mira datang dengan sebotol kayu putih dan menyodorkannya ke Alex. Setelahnya ia kembali ke tempat duduknya di depan bersama Galih.

Mira hanya bisa mempercayakan Letta pada Alex kali ini. Ya, semoga saja Alex bisa merawat Letta sebentar, setidaknya sampai ke tempat renang.

Alex yang menerima botol kayu putih dari Mira segera membuka botolnya. Dituangkannya beberapa tetes kayu putih ke telapak tangannya lalu diarahkannya ke bagian belakang leher Letta.

Mischievous BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang