Part 46

1K 80 1
                                    

(Masih) Flashback.

Lanjutan part sebelumnya. Mau digabungin tapi kepanjangan, nanti yang baca keburu tidur di tengah-tengah 😂 Jadi aku bagi jadi dua part.

Satu hari kemudian.

"Terima kasih karena telah menolong putri saya. Saya tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi apabila anda tidak cepat menolongnya." Ucapan terima kasih itu terucap dari Haris kepada orang yang menolong Letta yang ia ketahui bernama Anto.

"Tidak apa-apa. Itu sudah menjadi kewajiban saja menolong orang lain. Saya senang bisa menolong. Saya doakan semoga putri anda baik-baik saja dan cepat sembuh." balas Anto sambil mengelus puncak kepala cucunya yang sedang berdiri sambil memegangi kakinya.

Anto dan cucunya ini menyusul ke rumah sakit tempat Letta dirawat sehari setelah Anto menolong Letta. Ia dekat sekali dengan cucunya makanya ketika ia akan ke rumah sakit yang walaupun jaraknya cukup jauh dari rumah, cucunya ini tetap ngotot mau ikut.

"Sekali lagi terima kasih banyak." ucap Haris dengan tulus.

"Iya sama-sama."

"Kakek ayo pulang." rengek cucunya Anto.

"Udah capek ya." kata Haris lalu berjongkok agar tingginya sejajar dengan cucu Anto. "Anak cantik siapa namanya?" tanyanya kemudian.

Cucu Anto itu tidak menjawab. Ia kelihatan takut dan semakin erat memeluk kaki kakeknya. Hal itu membuat Anto tertawa lalu mengelus kembali kepala cucunya. "Dia kalau sama orang asing memang pemalu."

"Kakek, ayo pulang." rengek anak perempuan itu sekali lagi.

"Kalau begitu saya dan cucu saya pulang duluan." pamit Anto.

Setelah Haris mengiyakan, Anto dan cucunya itu pun pergi dari ruangannya Letta. Mereka berdua hanya melihat Letta dari kaca jendela karena belum boleh ada orang yang masuk kecuali dokter.

"Kakek, yang tadi di rawat itu yang namanya Letta?"

Anto yang sedang berjalan sambil memegangi tangan cucu perempuannya itu menoleh. "Iya, kenapa? Mira kenal?"

Cucu Anto yang bernama Mira itu menggeleng tapi terus tersenyum. "Aku ingin berteman sama dia kalau udah sekolah nanti."

***

Enam hari kemudian.

Selama itu Alex tidak mau meninggalkan ruangan Letta. Letta sudah boleh dijenguk sejak tiga hari yang lalu walau masih dibatasi jumlah orang yang boleh masuk. Walau begitu, nyatanya Letta masih belum bangun.

Selama itu juga Alex masih terus menyalahkan dirinya sendiri bahkan kali ini lebih parah. Tatapan Alex kosong seakan hidupnya berhenti. Alex seringkali bergumam atau mengigau dalam tidurnya dengan mengatakan semua ini salahnya. Iya, Alex menganggap semua yang terjadi ini karena salahnya. Salahnya kenapa ia tidak bisa menjaga Letta dengan baik, salahnya kenapa Alex meninggalkan Letta. Salah Alex, iya ini semua salahnya.

Keluarga Letta sama sekali tidak menyalahkan Alex. Justru mereka meminta maaf kepada keluarga Alex karena dengan kejadian ini membuat jiwa Alex terguncang. Haris dan Wulan selaku orang tua Letta mengatakan bahwa putrinya memang  sedang tergila-gila ingin memancing ikan. Tetapi Haris tidak pernah bisa membawa Letta ke sungai untuk memancing karena ia tahu Letta anak yang pecicilan, Haris tidak ingin Letta lepas dari pengawasannya dan hal yang buruk terjadi. Tapi sekarang, karena ketidakinginannya membawa Letta, pasti membuat anak itu malah semakin ingin pergi dan mengajak Alex. Alex, anak ini memang selalu menuruti apa yang putrinya mau, makanya kedua anak ini nekat mencuri pancing miliknya dan pergi ke sungai hanya berdua.

Mischievous BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang