Graha Adi Utama.
Tenggorokkan Alex tercekat tatkala ia menatap bangunan yang berdiri menjulang di depannya. Di tempat itulah nanti Letta akan menikah dengan Hami. Alex mendesah, jika saja dulu ia memanfaatkan waktu tujuh tahun ini dengan sebaik mungkin, mungkin dirinyalah yang akan bersanding dengan Letta di pelaminan dan bukannya orang lain. Sekarang, kuat ataupun tidak, Alex harus kuat.
Jadi Alex memutuskan untuk merapihkan kemejanya lalu masuk lewat pintu yang ada di samping gedung, dan bukannya lewat pintu utama. Kata Dinda ia harus masuk ke pintu itu dahulu begitu sampai. Pintu yang di samping itu khusus digunakan untuk keluarga dan kerabat atau teman dekat, yang nantinya akan menuju ke tempat-tempat persiapan pernikahan seperti tempat untuk rias, busana dan segala hal yang diperlukan sehubungan dengan persiapan pernikahan.
Alex berjalan masuk, dan harus melewati lorong terlebih dahulu, sepanjang lorong kedua sisinya terdapat ruangan. Alex bisa melihat bagaimana ramainya orang di dalam ruangan yang sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Karena tidak memperhatikan jalan di depannya, tanpa sengaja Alex menabrak orang lain yang berjalam berlawanan arah dengannya. Hampir saja orang yang ditabrak jatuh kalau ia tidak segera menahan kedua lengan orang itu. Untung cewek, bukan cowok, batin Alex.
Cewek ini segera melepaskan diri dari Alex. Alex akan meminta maaf karena kecerobohannya tetapi ketika ia dan cewek itu saling mengangkat kepala dan pandangan mereka bertemu, keduanya sama-sama terdiam seakan berpikir.
"Alex!" pekik cewek itu dengan kaget namun dengan segera menutup mulutnya. Matanya membelalak tidak percaya.
Alex tersenyum canggung, karena sebenarnya ia dan cewek ini bisa dikatakan bukan teman ataupun saling kenal, hanya sebatas tahu orangnya saja. Mereka juga rasanya tidak pernah terlibat pembicaraan sebelumnya "Gue pikir lo gak kenal sama gue." ucap Alex.
Cewek itu menggelengkan kepala lalu berkata. "Mana mungkin gue gak kenal lo, lo kan anak pindahan dan setiap harinya lo bareng sama Letta. Dan mungkin seharusnya yang benar itu lo yang gak kenal gue."
Kali ini Alex yang tertawa. "Kita berdua memang bukan teman waktu SMA, tapi bukan berarti gue gak tahu orang-orang di sekitar gue atau teman gue dulu. Lo... Ajeng, kan."
Cewek yang bernama Ajeng itu mengangguk sambil tersenyum. "Lo ngapain berkeliaran sini?" tanyanya ingin tahu.
"Gue disuruh masuk lewat pintu di belakang sana." Alex menunjuk pintu yang berada tidak jauh di belakang, pintu samping gedung yang ia lewati tadi. "Katanya gue disuruh masuk lewat situ. Kalau lo?"
"Kalau gue? Maksudnya?"
"Lo ngapain di sini?" jelas Alex.
Ajeng menatap Alex heran seakan pertanyaan Alex ini aneh. "Ini kan pernikahan aa---anu mantan gue, iya benar, ini pernikahan mantan gue." Ajeng tiba-tiba tersenyum lebar begitu mengatakan itu.
Mantan yang tidak disebutkan namanya itu sudah jelas Hami. Ya Alex ingat kalau dulu mereka berdua itu pacaran, lalu mungkin keduanya putus dan Hami berpaling ke Letta. Alex tahu kalau Letta menyukainya, tapi dirinya yang tidak pernah mengabari Letta selama tujuh tahun terakhir pasti membuat cewek itu jadi memilih untuk berpaling ke lain hati yaitu Hami. Yahh... Mungkin seperti itu.
Lamunan Alex terhenti ketika seorang wanita paruh baya datang tergopoh-gopoh mendatanginya atau lebih tepatnya mendatangi Ajeng.
"Aduh, Mba Ajeng, ayo buruan itu kebayanya dipakai." kata wanita yang Alex tebak seumuran dengan mamanya.
Dari sudut pandang Alex, Ajeng tampak ingin menghentikan omongan wanita itu. "Maksudnya kebaya biar kembaran sama teman-teman. Udah seragaman." kata Ajeng tergagap ke Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mischievous Boy
Teen FictionHanya karena selembar kertas DO dari sekolahnya, hidup seorang Alex menjadi berubah 180 derajat. Yang biasanya dimanjakan dengan kekayaan orang tuanya di kota, harus rela dipindahkan ayahnya ke desa tempat neneknya tinggal tanpa membawa apapun. Dan...