Part 54

1.3K 81 0
                                    

Flashback.

"Woi Rik! Gue ada kabar bagus buat lo!" seru seorang cowok ke telinga temannya yang bernama Riki.

Suasana klub yang ramai dan musik yang menghentak-hentakkan telinga tampaknya tidak cukup membuat Riki mendengar seruan temannya. Badannya masih bergerak bebas mengikuti alunan musik yang sedang DJ mainkan, bersamaan dengan seorang cewek seksi yang juga meliuk-liukkan badannya di depan Riki.

Riki terus menari sampai akhirnya ia merasakan tarikan kasar dari seseorang, membuatnya terpaksa meninggalkan lantai dansa. Ia tahu itu Aldo, temannya. Kalau Aldo sampai berani merusak acaranya, pasti itu merupakan hal yang benar penting. Jadilah Riki menurut saja ketika Aldo membawanya keluar dari lantai dansa. Ia sempat melirik cewek yang bersamanya tadi, entah siapa namanya ia tidak tahu, tampak cemberut. Cewek itu lalu dengan manyun berbalik dan mulai menari lagi sambil mencari-cari pasangan sebagai penggantinya. Riki menyayangkan karena Aldo datang di saat yang tidak tepat seperti ini. Padahal dirinya sudah mengincar cewek itu sejak dua hari yang lalu.

Aldo terus menyeretnya sampai mereka berdua hampir saja berada di pojok dengan pencahayaan yang remang-remang.

"Gue ada kabar bagus buat lo." aku Aldo sambil matanya melirik ke sekeliling takut ada yang mendengar.

"Lo udah bilang itu tadi." balas Riki malas. "Langsung aja ke intinya."

"Oke." Aldo mengangguk lalu ia menyeringai. Ia memutar badan Riki menghadap ke arah bar. "Lihat cewek yang di sana itu." bisiknya lirih sambil menunjuk ke cewek yang sedang duduk di bar.

Di sana ada tiga orang cewek, dan Riki tidak tahu mana yang dimaksud oleh Aldo. "Cewek yang mana? Kalau yang pake baju merah, sama yang pake warna hitam, gue udah pernah sama mereka. Kalau yang satunya lagi gue baru lihat."

"Itu yang pake baju biru." jawab Aldo.

Ternyata cewek yang satunya lagi.

"Kenapa emangnya? Lo mau gue jadiin dia mangsa selanjutnya? Sorry gue gak tertarik, gue lebih suka sama cewek yang tadi sama gue dan lo malah nyodorin cewek ini. Gak sebanding sama yang tadi, jauh banget, goblok." sembur Riki marah. Ia baru saja akan pergi meninggalkan Aldo tetapi temannya itu menarik belakang kaosnya sehingga ia tidak bisa pergi kecuali ia mau kaosnya robek.

"Ehh bukan gitu." ucap Aldo buru-buru.

"Terus apa? Lo mau gaet dia? Silahkan aja."

Aldo berkata dengan sabar dan pelan. "Dengerin gue dulu."

Riki berbalik dan menatap Aldo kesal. Ia sudah melewatkan kesempatan terbaiknya dengan cewek yang sudah ia incar sejak dua hari yang lalu demi menemani Aldo di sini tanpa adanya kejelasan. Riki menatap Aldo datar sambil menunggu temannya itu bicara.

Aldo pun bicara sambil sesekali menyeringai. "Gue tadi gak sengaja dengar percakapan cewek itu sama bokapnya atau siapa gue gak tahu, katanya cewek itu harus nyari cowok yang bisa buat dia hamil. Katanya sih si cewek pengen punya anak."

Riki tidak paham dengan pernyataan Aldo. Dahinya mengernyit dalam. "Mau punya anak kok nyari ke sini. Mana ada cowok yang mau. Cowok itu sukanya main aman." balasnya. "Terus maksud lo ngasih tahu gue buat apa? Gak guna banget."

Bukannya tersindir, seringaian Aldo malah semakin lebar. "Justru karena ini berita bagus makanya gue kasih tahu ke lo." kemudian Aldo menarik Riki mendekat lalu ia berbisik. "Lo lihat ke arah jam sembilan."

Riki pun mengikutinya. Seketika kernyitan di dahinya berubah menjadi raut wajah penuh kemenangan begitu ia sekarang tahu maksud tersembunyi temannya.

Mischievous BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang