Benar, berjuang untuk mencapai suatu keberhasilan itu gak gampang.
**
Sesampai dirumahnya, Fella membuka knop pintu dengan amarah kesal dan kebetulan sekali diruang tamu ada orang tua nya.Fella langsung menaiki anak tangga dengan muka suram tanpa memberi salam, ketika ia berjalan orang tua nya memanggil.
"Fella? Duduk disini." Perintah Ronald ayah kandungnya.
Dengan malas, Fella melangkahkan kaki nya menuju ruang tamu "Kenapa lagi?" Jawabnya dengan muka malas.
"Siniin kunci motornya." Perintah Ronald.
Fella melempar kunci motornya ke atas meja, "Kartu ATM juga." Perintahnya lagi.
"Sekalian ponsel kamu, letakkan diatas meja."
"Mau ngerampok?" Tanya Fella dengan tatapan tajam.
"Jangan kurang ajar kamu! Mulai sekarang gak lagi berangkat sekolah naik kendaraan, uang jajan libur sebulan, handphone papah sita." Jelas Renald.
"Jadi gembel dong aku?"
"Ini anak siapa yang ngajarin kayak gini sih? Mau ditaro panti asuhan?" Tanya Mylin dengan enyah.
"Emangnya aku anak pungut segala ditaro panti asuhan? Heran banget sama parents jaman now, masih mampu biayain anaknya malah ditaro panti asuhan"
"Mulai sekarang terserah kamu. Kami berdua sudah capek ngurus anak yang tidak tau aturan." Ucap Ronald.
"Hm, udah kan? Mau ke kamar nih, ngantuk. Suntuk banget disini." Ucapnya sambil berjalan malas menaiki anak tangga.
"Ini anak makin dewasa, kelakuannya makin tidak baik. Jelas-jelas seminggu lagi umurnya 18 tahun." Jelas Ronald.
"Sudah gak kuat lagi saya mengurus anakmu." Ucapnya sambil meninggalkan ruangan tamu.
"Saya jadi pusing sendiri, kenapa bisa punya anak kayak Fella?" Gerutuh Mylin.
Sedangkan Fella diatas kamar gerutuh tidak karuan, hidupnya sungguh miris sekali. Uang jajan libur sebulan, berangkat sekolah gak naik kendaraan, ponsel disita.
"Ini gak sekalian nyawa gue dicabut juga?"
"Ah tai gue makan apa dong kalau gak dikasih uang jajan kayak gini? Masa makan tai sih?"
"Sekolah naik apaan, kalau gak dikasih kendaraan?"
"Gue mana punya karpet terbang kayak film entong tpi."
"Bener-bener harus tobat nih gue."
"Fix, besok jadi anak kalem."
"Ah bangsat, tanpa gue sadari sekarang hubungan gue menengah jomblo."
"Makan paku juga nih gue lama-lama."
"Gue juga tau kaki buat jalan, masa iya gue sekolah jalan sejauh 5 km? Kalau betis gue berubah jadi tales condet gimana?"
"Kalo jedotin kepala gak sakit, mungkin daritadi gue udah lakuin."
"TAI DIKIT LAGI GUE ULTAH, GIMANA CARA NGERAYAINNYA?"
"Bodoamat harus dirayain!!! Kalau engga, gue bakar nih rumah. Bodoamat disangka gila atau engga."
**
Keesokan harinya Fella berjalan menatap jalanan, sungguh mulai hari ini ia menjadi gembel tingkat atas.Fella berjalan malas dengan muka ditekuk dan rambut yang dibiarkan terurai begitu saja, banyak kendaraan yang berlalu lalang melewati dirinya.
Suasana pagi yang menerpa kulit, serta polusi udara yang mengganggu organ pernapasan membuat Fella menutup hidungnya.
"Ini gak ada yang ngajak bareng?"
"YaAllah, masih jauh lagi sekolahnya."
"Bismillah semoga sampe sekolah gak pingsan."
Sedangkan Ferrel melihat Fella yang sedang berjalan dengan wajah yang murung, ia sangat kasihan melihat kondisinya saat ini tetapi ia juga kesal kalau terus-terusan dimanjain gak bakal taat sama aturan.
"Bodoamat, pura-pura gak liat aja."
"Gak tega sih sebenernya, tapi mau gimana?"
"Gapapa lah baru awal. Kita liatin dulu aja."
**
Detik ini juga, Fella sudah sampai sekolah bahkan sudah dikelasnya bersama genk yang sedang berkumpul."Muka lo kenapa ditekuk gitu sih? Kayak tahu keinjek tau gak?" Ucap Evira.
"Lagi galau, mau ulang tahun uang jajan malah gak dikasih selama satu bulan, ponsel disita, berangkat sekolah gak dikasih kendaraan, hubungan sama Ferrel sedikit lagi kandas. Cerita hidup gue lebih sedih kan daripada film orang pinggiran?"
"Hahahahaha yaallah temen acu sedang berduka." Ucap Dalilla.
"Jahat ih temen lagi kayak gini juga."
"Uuu sayang, udah-udah mulai sekarang sekolah gue yang jemput." Ucap Evira.
"Serius, Vir?"
"Iyaa anggep aja bikin lo seneng dimasa-masa akhir hidup lo." Ucap Evira.
"TAI EMANGNYA GUE MAU MATI?"
"hahahahaha mengakak."
"Tai pada ketawa aja terus."
"Mulai sekarang, gue yang jajanin dikantin deeeh. Kasian muka lo udah kayak lontong basi." Ucap Dalilla.
"Ini temen gue pada makan linggis kali ya? Omongannya pada tajem semua ih."
"Lagian lo jadi anak kerjaannya bikin masalah terus sih. Coba lo itung, udah berapa point pelanggaran yang lo kumpulin?"
"Sekitar 85an. Lagian bete La kalo gak bikin orang marah."
"Kelainan nih anak." Ucap Evira.
"Kalau lo terus-terusan kayak gitu, bisa-bisa satu sekolah benci sama lo bego! Bahkan keluarga lo gak bakal mau ngurus anak cupang kayak lo lagi."
"Yaudah sih mulai hari ini gue tobat nih....."
"Ngomong doang oncom!!"
"Serius." Jawab Fella.
"Sana lo minggir dulu deh, gue mau keluar." Perintah Fella.
"Mau ngapain?"
"Duduk di depan lah biar jadi anak printer."
"Pinter bego!"
"Iya maksudnya biar jadi anak pinter."
"Alhamdulillah akhirnya sahabatku dibukakan pintu hidayahnya."
"Aamiin." Jawab Fella ngasal.
"DIH GOBLOK KOK AAMIIN?"
"Terus apa dong?!" Tanya Fella.
"ALHAMDULILLAH JUGA LAH BEGO!!"
"Yaudah iya." Jawab Fella.
"Iya apaan?"
"Iya alhamdulillah."
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Philophobia
Fiksi Remajarank!!! (05-09-2018) #1 in philophobia (11-09-2018) #1 in sajak (29-08-2018) #4 in sajak (11-09-2018) #18 in anaksma (13-08-2018) #29 in troublemaker (18-08-2018) #45 in cogan "Udah puas liat gue nya?" Tanya cowok yang ia tabrak. "Jijik banget bego...