Part 18

1.7K 55 0
                                    

Ternyata, cinta gak seburuk apa yang gue kira.
-Ferrel.

**
Jam pulang sekolah sudah tiba, Ferrel berniat untuk mengajak Fella untuk membeli baju seragam dan rok baru untuknya.

Ferrel menghampiri kelas Fella, dikelas hanya ada Fella sendiri yang sedang memainkan gadget nya.

"Ngapain sendirian?" Tanya Ferrel.

"Nungguin lo!"

"Gue nungguin lo diparkiran, lo nya gak dateng-dateng." Jelas Ferrel

"Lo gak bilang kalau diparkiran!"

"Terus kenapa gak ngechat buat nanya?"

"Gak kepikiran!"

"Terus daritadi main handphone ngapain?"

"Buka instagram ngestalk personil One Direction." Jelas Fella.

"Coba liat!" Ucap Ferrel sambil melihat handphone milik Fella.

"Ganteng kan, Rel?" Tanya Fella

"Gak."

"Berarti mata lo katarak." Ucap Fella.

"Iyaa, mata gue katarak. Cowok ganteng kayak gue, malah milih cewek kayak lo. Heran sih sebenarnya." Jelas Ferrel.

"Yaudah, kalau gitu mending gue sama salah satu personil one direction" Ucap Fella dengan santai.

"Emangnya mereka mau? Harusnya bersyukur ada cowok ganteng, rambut keren, badan cool tinggi kayak gue!" Ucap Ferrel menyombongkan diri.

"Lo ngeselinnn!!" Ucap Fella.

"Lo juga. Ayoo cepetan anterin gue!" Ajak Ferrel menarik lengan Fella untuk menuju parkiran sekolah.

**
Setelah sudah sampai parkiran, Ferrel langsung melajukan mobilnya untuk menuju toko baju, membelikan seragam baju sekolah Fella yang sudah tidak layak dipakai menurutnya.

Sedangkan Fella hanya bisa diam mengikuti kemana Ferrel melajukan mobilnya, lalu Fella pun membuka percakapan di dalam mobil.

"Rel, ini kita mau kemana sih?" Tanya Fella keheranan.

"Beli baju." Jawab Ferrel dengan singkat membuat Fella menaikkan alisnya.

"Baju?" Tanya Fella

"Iya, gue mau beli seragam baju sekolah lo." Jawab Ferrel sambil menyetir mobilnya.

"Ih ngapain? Gue bisa beli sendiri." Cegah Fella.

"Kalau lo yang beli sendiri, nanti malah beli baju yang kecil lagi. Mending beli nya sama gue" Ucap Ferrel membuat Fella bingung kenapa ia begitu peduli dengannya.

"Maksudnya, biar gue yang beli pakai uang gue sendiri." Ucap Fella.

"Udah diem, ngomong mulu" Ucap Ferrel membuat Fella diam tidak berbicara.

"Kok diem?" Tanya Ferrel

"Tadi disuruh diem, giliran diem ditanya. Mau lo apa sih? Kalau bukan pacar gue mutilasi lo!" Jawab Fella membuat Ferrel tertawa.

"Haha lagian tumben nurut disuruh diem, biasanya ngebacotin."

"Hm." Jawab Fella.

"Rel?" Panggil Fella.

"Hm."

"Lo bisa main gitar gak?"

"Bisa. Kenapa?" Tanya Ferrel dan memandang wajah Fella dengan teliti.

"Ajarin." Ucapnya dengan wajah manyun membuat Ferrel mengacak rambutnya dengan gemas.

"Gak usah, nanti tangan lo kapalan. Mending belajar nyanyi, nanti gue yang main gitarnya." Ucap Ferrel mengusulkan idenya.

"Gak bisa." Jawab Fella.

"Nanti gue ajarin."

"Emangnya lo bisa nyanyi?"

"Nyanyi tinggal ngeluarin suara doang kan? Gak mesti mikir kayak ngerjain soal matematika?" Tanya Ferrel.

"Iya juga sih ya.."

"Iyaa kan gue ganteng!"

"Kok jadi ganteng sih?" Tanya Fella dengan bingung.

"Emang bener kan? Kalau jujur gue beliin coklat kesukaan lo."

"Iyaaa gantenggg bangeett" Ucap Fella dengan semangat

"Kalau gitu pacaran sama coklat aja, Fel. Jangan sama Ferrel yang tampan ini" Jawab Ferrel membuat Fella tertawa.

"Hahaha bisa baper juga?" Tanya Fella meledek.

**
Setelah sudah sampai toko seragam, Fella menemukan sebuah gitar di dinding sebelah kanan dan menyenggol bahu Ferrel.

"Apasih?" Tanya Ferrel.

"Ituu ada gitar." Ucap Fella.

"Terus kenapa? Gue juga punya." Jawab Ferrel.

"Mainin, Rel. Nanti gue yang nyanyi deh." Ucap Fella memohon.

"Gak. Malu-maluin lo ini kan rame, lo kira ini toko punya nenek moyang lo?" Balas Ferrel.

"Yaelah, santai aja kali. Tunggu sebentar!" Ucap Fella dan langsung menghampiri penjual yang berada dekat dengan gitar.

"Mas mas, gitarnya tolong ambilin dong?" Ucap Fella.

"Tunggu sebentar, Dek."

"Boleh dimainin gak?" Tanya Fella

"Boleh, tapi jangan sampai rusak ya. Kalau rusak, Adek harus beli gitarnya." Ucap penjual itu dengan ramah.

"Okee, pinjam bentar yaa." Izin Fella.

Fella langsung menghampiri Ferrel yang sedang berdiri memainkan gadgetnya. "Nih, cepetan mainin" Perintah Fella.

"Gagaga, lo gila Fel" Ucap Ferrel.

"Mainin atau mau gue tabok pakai gitar?" Tanya Fella membuat Ferrel tertawa, "Yaudah sini, ribet lo!"

"Mau lagu apa?" Tanya Ferrel.

"Kevin and the red rose-Jembatan Cinta. Lo bisa kan?" Ucap Fella.

"Bentar, intro dulu nanti hitungan ketiga lo nyanyi." Perintah Ferrel.

"1 2 3" Hitungan Ferrel membuat Fella menyanyikan lagunya.

Dipertengahan lagu, Ferrel memberhentikan gitarnya karena ada hasrat untuk meledek Fella, "Suara sama gengsi sama aja. Sama-sama tinggi!" Ucap Ferrel

"IH LO MAH, KAN BELUM SELESAI UDAH DIBERHENTIIN!" Ucap Fella dengan kesal.

"Males ah, suara lo gak enak." Ucap Ferrel.

"Jarang-jarang loh padahal gue nyanyi, sekalinya nyanyi dihina." Ucap Fella.

"Kalau nyanyi itu seimbangin sama gitarnya, lo malah kecepetan terus!" Omel Ferrel.

"Lo aja yang seimbangin gue!" Balas Fella.

"Patah jari-jari gue kalau nurutin keinginan lo!" Ucap Ferrel

"Hahaha ya nggak lah, belum nyoba!" Ucap Fella.

"Gak mau nyoba, cukup sekali saja" Ucap Ferrel sambil menyanyikan lagu raisa yang berjudul 'Kali Kedua'

"Aku pernah merasa"

"Betapa menyiksa"

"Kehilanganmu"

"Idih najis, alay lo Rel!!" Ucap Fella

"Hahaha kok gue bisa ya lagunya?" Tanya Ferrel.

"BODOAMAAT!!!"

tbc.

PhilophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang