Sudahlah, mempertahankan seseorang yang belum tentu jadi milik kita lebih baik dilepaskan.
**
Hari ini suasana kelas masih sepi hanya ada Dalilla dan Evira dikelas, mereka berangkat bersama karena Dalilla menginap dirumah Evira dikarenakan orang tua Dalilla sedang kerja keluar kota untuk bisnisnya.Dalilla ingin menceritakan hal sebenarnya ke Evira tetapi ia masih takut persahabatannya menjadi hancur.
"Vir?" Panggil Dalilla membuat Evira menolehkan wajahnya.
"Kenapa, La?" Tanya Evira dengan wajah malas.
"Vir, menurut lo kalau suka sama cowok punya sahabat kita sendiri. Gimana?" Tanya Dalilla.
"Bentar, La. Kan sahabat lo cuma gue sama Fella." Ucap Evira.
"Iyaa, terus?" Tanya Dalilla.
"Nah sedangkan, cuma Fella yang punya cowok. Jangan bilang lo suka Ferrel?" Tanya Evira.
Sial, salah perumpamaan. Batin Dalilla.
"Iya, Vir. Gue jahat gak sih? Misalkan lo jadi gue, lo milih sahabat atau milih orang yang lo suka?" Tanya Dalilla
"Jahat banget, La. Fella itu udah baik banget sama kita, dia yang lebih ngeutamain kita kalau ada apa-apa. Cukup keluarga Fella aja, La yang hancur jangan sampe persahabatan ini juga." Ucap Evira membuat Dalilla berfikir kenangan bersama Fella.
"Tapi gue kesel, Vir. Dia selalu mendapatkan cowok-cowok yang gue suka. Dulu Alex, sekarang Ferrel. Dia sama sekali, gak pernah sadar sama orang disekelilingnya. Tiap orang yang ngedeketin dia, dia selalu nganggap bahwa orang itu sampah. Dia selalu bertindak seenaknya tanpa memikirkan orang lain. Lo sadar ga sih, Vir?" Ucap Dalilla menahan emosinya.
"La, dia kayak gitu karena mencari perhatian orang-orang yang disekitarnya. Dia selalu mencari masalah disekolah, agar orang tuanya bisa dateng kesekolah dan ngeperhatiin dia. Lo ngerti gak sih, dia itu butuh kasih sayang dari keluarganya. Makanya dia ngelakuin kayak gitu!" Jelas Evira untuk menyadarkan hati Dalilla.
"Udah, La. Masih banyak cowok diluar sana yang mau sama lo. Lo cantik, kita semua sama. Jodoh udah ada yang ngatur, lo jangan nantang takdir atau memaksakan keadaan supaya orang yang lo suka bisa sepenuhnya jadi milik lo. Lo itu terlalu obsesi sama orang yang lo suka, bukan karena cinta. Udah, La gak usah ikutin ego lo kalau mau persahabatan ini gak hancur." Jelas Evira lagi membuat Dalilla mengeluarkan air matanya.
"La?" Panggil Evira lagi, membuat Dalilla menyeka air mata yang berada dipipinya.
"Kenapa, Vir?" Tanya Dalilla.
"Gue fikir, lo suka Ferrel bercanda." Ucap Evira.
"Emangnya lo gak sadar? Setiap Fella menceritakan tentang Ferrel, gue selalu ngerespon kesel atau marah gitu? Tapi gue selingin dengan tertawa-tawa hambar, supaya gak kelihat kalau gue beneran suka Ferrel." Jelas Dalilla.
"Kok lo jahat banget sih, La?"
Dalilla merasakan semuanya, ia merasa sangat jahat terhadap sahabatnya sendiri. Benar yang dikatakan Evira, gue lebih baik mempertahankan sahabat daripada mempertahankan orang yang gue suka karena belum tentu yang dipertahankan akan menjadi miliknya.
"Virr, gue jahat banget. Lo jangan bilang-bilang Fella ya, Vir? Gue gak mau persahabatan ini hancur." Ucap Dalilla disela-sela tangisnya.
"Virr, sumpah gue mau berhenti. Gue gak mau sampe Fella tau dan persahabatan ini jadi hancur."
Evira memeluk Dalilla di sela-sela tangisnya, "Iyaa, La. Udah gak usah nangis, lo udah jelek tambah jelek kalau nangis kayak gitu!" Ucap Evira.
"Ih, lo mah tadi bilang gue cantik. Sekarang jelek, gak konsisten" Ucap Dalilla.
"Bercanda anak kecil!"
"ASSALAMUALAIKUM MINGGIRRR ORANGG CANTIK MAU LEWAT!!" Ucap Fella dengan semangat.
"Sih oncom kemasukan apaan? Semangat bener." Ucap ketua kelas 12 IPA 2
"APANSIH LO MERCON?" Tanya Fella.
"Gak terbalik?" Tanya ketua kelas lagi.
"OMAYGADD, MY BESTI KENAPAA? SIAPA YANG BUAT LO HAMIL BILANG SAMA GUE?" Ucap Fella dengan histeris.
"Bangsatt lo, Fel." Ucap Dalilla.
"LO KENAPA NANGIS? BILANG SAMA GUE SIAPA YANG BUAT NANGIS BIAR GUE BELAH BIJINYA." Ucap Fella.
"La, temen lo bacot banget sih?" Ucap Evira.
"Tau lo, Fel. Berisik bego, udah diem sini duduk."
"Hahaha gue lagi seneng tauu!" Ucap Fella dengan wajah senangnya.
"Seneng kenapa? Awas aja kalau gak penting, gue ilangin pentil lo." Ucap Dalilla
"Nyokap bokap gue udah gak sibuk lagi, mereka jadi perhatian banget sama gue. Hidup gue udah lengkap, nyokap bokap udah care, cowok ganteng hahahaha" Ucap Fella sambil tertawa senang.
"Berarti nyokap bokap lo jadi kesini dong?" Tanya Evira.
"Hah? Ngapain?" Tanya Fella.
"Kan wakepsek nyuruh orang tua lo dateng, terus lo jawab datengnya nanti kalau orang tua lo udah gak sibuk." Jelas Evira
"Hahaha bodoamat gak penting!"
"Eh, tunggu-tunggu." Ucap Evira.
"Kenapa, Vir?" Tanya Fella.
"Lo kemasukan apa deh, Fel? Baju gede kayak karung goni." Ucap Evira.
"Ini juga rok panjang bener sampe lantai bersih lo sapuin."
"TAU TUH FERREL GAK JELAS, BELIIN GUE BAJU SEKOLAH SAMPE TENGGELEM. BETE SEBENERNYA." Ucap Fella kesal.
"HAHAHAHAHAHAHA"
"Jangan ketawa dah lo pada, intinya gue tetep bawa baju simpenan kok hahaha"
"Dasar cewek gila!!" Ucap Evira dan Dalilla secara serempak.
**
Saat jam pelajaran usai, Fella menuju toilet untuk mengganti pakaiannya karena terlalu besar di badannya. Ia menuju toilet ditemani Evira.Saat sudah di toilet, Fella mengganti pakaiannya dan keluar dari pintu toilet dan bercermin merapihkan pakaian yang digunakannya.
"Gimana, Vir? Udah cantik belum gue?" Tanya Fella.
"Udah tapi tetep cantikan gue kemana-mana." Ucap Evira.
"Najis. Ohiya, kemarin gue dibeliin 2 baju seragam sekolah sama roknya terus gak boleh dikecilin sama Ferrel. Tapi gila aja, mana tahan gue pakai baju gede-gede. Otomatis satu bajunya gue kecilin deeh hahaha" Jelas Fella.
"Suka-suka lo! Nanti kalau Ferrel liat, yang dimarahin juga elo bukan gue." Ucap Evira.
"Ayo ah ke kelas."
Saat Fella ingin menuju kelasnya, tiba-tiba Ferrel dan teman-temannya keluar kelas dan berhenti karena melihat penampilan Fella yang berubah lagi.
"Syeet syeett, cewek lo kayak bunglon lama-lama." Ucap Bara kepada Ferrel.
"Tadi gue liat, pakaiannya dia gede banget kayak daster ibu-ibu dirumah gue. Tapi kok sekarang beda lagi?" Tanya Dito.
"Makin naksir gue, Rel sama cewek lo." Ucap Elang.
"Lo dibilangin gak ngerti ya?" Tanya Ferrel dengan tatapan dingin mengarah Fella.
"Lo ngomong sama gue, Rel?" Tanya Fella.
"Menurut lo? Cepetan ikut gue!" Ucap Ferrel menarik lengan Fella.
"Pelan-pelan, Rel. Lo mau ngajak gue kawin lari ya?" Tanya Fella yang suaranya masih terdengar oleh teman-teman Ferrel begitu pun Evira.
"Ampunn gue sama Fella!" Ucap Evira.
"Nama lo siapa?" Tanya Bara.
"Siapa? Gue?" Tanya Evira menunjuk dadanya.
"Iyalah cantik." Ucap Bara.
"Evira."
"Gue Bara." Ucap Bara dengan percaya diri.
"Gak nanya." Jawab Evira dan langsung meninggalkan teman-temannya Ferrel.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Philophobia
Teen Fictionrank!!! (05-09-2018) #1 in philophobia (11-09-2018) #1 in sajak (29-08-2018) #4 in sajak (11-09-2018) #18 in anaksma (13-08-2018) #29 in troublemaker (18-08-2018) #45 in cogan "Udah puas liat gue nya?" Tanya cowok yang ia tabrak. "Jijik banget bego...