Ketika hatimu tergores, jangan salahkan seseorang atau keadaan. Sebab, kau sendiri yang merakit harapan itu.
**
1 bulan kemudian...Hubungan Ferrel dah Fella sudah menginjak satu bulan, seiring jalannya waktu mereka berdua selalu bersama-sama hingga keduanya sudah memiliki perasaan yang sama. Tetapi, masih sedikit mengganjal dihati Fella. Perasaan apa yang sedang dialami Fella saat ini. Nyaman atau cinta? Begitu sulit untuk mengartikan. Sudah pasti itu jawaban dari keduanya, kalau nyaman udah pasti sayang.
Malam ini Fella dan Ferrel sudah di restoran
seafood yang dekat dengan sekolahnya, Fella tidak mengetahui bahwa Ferrel akan mengajaknya ke tempat seperti ini.Banyak pengunjung yang datang dan memesan makanan, dan restoran ini terdapat dua lantai. Bagian atas ada rooftop untuk kawasan bagi yang merokok, di rooftop kita juga bisa melihat indahnya pemandangan kota.
"Lo kalau ngajak ke suatu tempat pasti yang rame pengunjungnya, heran gue!" Cibir Fella.
Ferrel terkekeh.
"Kalau sepi, gue takut khilaf Fel." Jawab Ferrel sambil tertawa.
"Mulai deh sintingnya!"
"Ini lo mau pesen apa?"
"Nanti aja lah, gampang!"
Ferrel terus menatap Fella yang sedang sibuk membuka handphone nya. Cantik. Gemesin. Minta digigit.
'Kalau aku jadi nyamuk, enak kali ya? Bisa gigit sesuka hati aku kalau aku lagi gemes.' Batin Ferrel.
'Suka sama Fella, kenapa jadi alay gini ya? Gue heran sendiri.' Batin Ferrel lagi.
"Fella?"
"Iya?"
"Jangan main handphone terus, kan cowok lo disini!"
"Iya"
"Emangnya lo lagi deket sama cowok lain?"
"Iya"
"Serius?"
"Iya"
"Jangan iya terus, Fel!"
"Iya"
"Fel?"
"Iya, Rel?" Tanya Fella dengan suara merendah.
"Gue sayang sama lo!"
"Iya udah tau!" Cibir Fella.
"Serius? Tau darimana?!"
"Barusan kan lo bilang, jadi gue tau."
"Lo juga sayang kan sama gue?"
"Iya. EEEHH?!?" Fella terjebak dari semua pertanyaan Ferrel, ia merutuki dirinya sendiri karena dari tadi iseng menjawab iya terus.
"EEHH KETAUAN!!" Balas Ferrel.
"Apaansih, engga." Cegahnya.
"Fel?"
"Apalagi, Rel? Kalau ngomong sekalian, jangan setengah-setengah kayak beli telor aja!"
"Lo mau kan jadi cewek gue?" Tanya Ferrel.
"Lah? Kita kan pacaran? Kok lo nembak gue lagi sih?"
"Lo merusak moment, Fel! Padahal ini gue rencanain buat nembak adik kelas!"
Jleb.
"Oh" Jawab Fella.
"Lo gak cemburu?"
"Kenapa harus cemburu?"
"Lo kan cewek gue!"
"Lo kan cowok gue, terus kenapa lo mau nembak cewek lain?"
"Tuhkann cemburu!!"
"Kalau iya, kenapa?"
"Kalau gitu sekarang kita pacaran beneran ya?"
"Dari kemarin-kemarin memang gitu kan?"
"Engga. Waktu itu, gue nembak lo karena rasa besar penasaran gue ke lo. Dan kebetulan Tuhan baik, ia membocorkan sedikit rahasia lo yang gak boleh diketahui oleh orang-orang. Dari situ, gue mutusin nembak lo agar rasa penasaran gue biar terungkap tetapi lo nerima gue karena rasa terpaksa." Ferrel menjelaskan tentang perasaan sejujurnya kepada Fella.
Fella kebingungan harus menjawab apa, ia menjawab "Terus?" Tanya Fella dengan santai seakan-akan pernyataan perasaan Ferrel kepadanya hanya hal biasa. Padahal jantung Fella saat ini sedang berdetak dengan kencang.
"Ya, gue mau sekarang lo jadi cewek gue? Rasa penasaran gue sekarang udah terungkap, dan rasa penasaran yang tadi nya cuma iseng-iseng berubah jadi rasa cinta ke lo." Jelas Ferrel lagi.
"Udah?"
"Belum, lo kan belum jawab?"
"Lo mau gue jawab apa?"
"Gue mau lo jawab iya, selain kata itu gak boleh!"
"Gue gak tau, Rel!"
"Alesannya?"
"Gatau"
"Gatau apa nya, Fel?"
"Gatau"
"Sekali lagi ngomong 'gatau' gue cium lo disini!"
"Gatau"
Cup. "Jangan nantang gue, Fel. Gue gak suka!"
Fella hanya diam tidak merespon sama sekali, ia bingung dengan arti ciuman Ferrel yang diberikan di keningnya.
"Sorry!" Ucap Ferrel.
"Gue mau pulang!"
"Lo marah sama gue? Gue minta maaf." Ucap Ferrel.
"Gue rasa pertanyaan yang gak perlu dijawab!"
"Kita belum pesan makanan?"
"Gue mau pulang, Rel. Lo denger kan?"
"Nggak, Fel."
"Yaudah, gue pulang sendiri. Lo gak usah ngikutin gue!"
"Lo berangkat sama gue, berarti lo harus pulang sama gue!"
"Yaudah!"
"Maafin gue dulu, gue gak bakal ngulangin lagi kecuali lo yang minta!"
"Gue rasa lo beneran gila?" Desis Fella.
"Gila karena lo."
"Gue capek, Rel. Lo selalu ganggu gue, mau lo apa sih?"
"Gue cuma mau lo nerima gue dengan perasaan lo yang sebenernya, Fel. Apa susahnya sih tinggal jawab iya?"
"Dengan lo kayak gitu, sama aja lo paksain perasaan gue. Kalau iya dimulut tapi dihati engga, gimana? Sama aja nyakitin diri lo kan?" Tanya Fella dengan mata sinis.
"Jadi lo merasa terganggu dengan kehadiran gue di hidup lo?"
"Seperti yang lo lihat!"
"Oke kita pulang!"
Akhirnya mereka berdua meninggalkan cafe tersebut, tanpa membeli atau memesan makanan satupun.
tbc.
![](https://img.wattpad.com/cover/108278129-288-k69623.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Philophobia
Teen Fictionrank!!! (05-09-2018) #1 in philophobia (11-09-2018) #1 in sajak (29-08-2018) #4 in sajak (11-09-2018) #18 in anaksma (13-08-2018) #29 in troublemaker (18-08-2018) #45 in cogan "Udah puas liat gue nya?" Tanya cowok yang ia tabrak. "Jijik banget bego...