Philophobia

Part 51

Menunggu? Doakan saja semoga kau datang membawa kepastian.

**
Fella masih setia menunggu kepastian Ferrel, ia bilang setelah UAS akan membicarakan soal hubungannya tetapi saat ia ke kantin, Ferrel hanya biasa saja seakan-akan tidak ada masalah dalam hubungannya.

Saat Fella menuju toilet tiba-tiba ia menabrak tubuh seseorang dengan wangi yang khas.

Bugh, "Aww!"

"Dari awal kenal masih sama aja ya, suka nabrak-nabrakin orang?"

"Atau mau caper?" Lanjut perkataan Ferrel.

Perkataan Ferrel menusuk hatinya.

Fella menatap Ferrel lekat dengan menahan air mata di kelopaknya, "Maaf." Ucapnya sambil berlari menuju toilet.

"Baru gitu aja udah nangis. Sakitan mana sama gue, tiba-tiba dapet kabar doi punya pacar lagi?" Ucap Ferrel kepada angin.

Sedangkan Fella di toilet menangis sambil bercermin melihat wajahnya, "Jadi sebenernya gue harus ngelakuin apa sih?" Ucap Fella bertanya pada dirinya sendiri.

Setelah selesai menangis, Fella menuju kelasnya dan duduk sambil membuka handphone nya, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya.

"Gaya nya udah kayak jagoan, tapi disakitin cowok nangis!" Cibir Deby.

"Urusannya sama lo apa? Dan emangnya kalo orang jagoan itu gak punya air mata? Otak cetek banget, sama kayak nyokap lo."

"Urusan gue lah, siapa coba yang berani nangisin cewek cantik kayak lo? Sini bilang sama gue." Jelas Deby.

"Tengil banget sih hidup lo."

"Bego banget sih hidup lo, mau aja di gantungin cowok yang jelas-jelas hatinya gak buat lo!" Ucap Deby.

"EMANG GUE BEGO, KENAPA?" Ucap Fella kesal.

"Ya pantes aja. Hati lo terbuat dari baja kali ya? Kuat banget ngehadapin cowok yang gak jelas wujudnya."

"Mulut lo kayak cewek ya? Suka banget ikut campur urusan orang." Semprot Fella.

"Masa?" Ledek Ferrel.

"Diem deh lo!" Serang Fella.

"Siap."

Ntah kenapa, kehadiran Debby semakin membuat dirinya kacau apalagi kalau setiap hari kerjaannya bikin ribut terus.

**
Setelah jam pulang sekolah, Fella berniat menemui Ferrel ia ingin membicarakan soal hubungan atau bahkan ingin sekali mengakhiri hubungannya.

Ia sudah siap menerima semua kenyataannya, karena jika terus dipertahankan membuat hatinya semakin sakit.

Suasana sekolah sudah sepi, dan terlebih lagi saat Fella melewati kelas XII IPA 1 ia melihat Ferrel sedang membaca buku dipojok kelas.

"Waktu yang pas, dan selamat tinggal kenangan kau akan menjadi abu dikehidupanku." Ucap Fella dalam hati.

Fella berdeham di depan pintu kelas XII IPA 1, yang membuat Ferrel menoleh ke arah sumber suara.

"Fella?" Batin Ferrel.

"Gue mau bicara sama lo." Ucap Fella tanpa basa-basi.

Ferrel hanya menautkan sebelah alisnya, "Lo denger gue gak sih? Otak doang pinter, sopan santun gak dijaga."

"Lo kira diri lo sopan? Dateng-dateng langsung semprot orang sembarangan?" Ucap Ferrel membalikkan perkataan Fella.

"Terus maksud lo, gue harus basa-basi dulu gitu? Gue rasa gak penting, karena liat muka lo aja udah basi banget menurut gue."

"Udah?!? Jadi, lo kesini cuma mau ngejudge gue?" Tanya Ferrel tajam.

Fella terdiam, dan Ferrel bangkit dari tempat duduknya dan mendekatkan diri kearah tubuh Fella.

"Ngapain lo, deket-deket gue?"

"Gue mau nunjukkin muka basi gue, gimana menurut lo?"

"Sial." Batin Fella.

"Bajingan, jauh-jauh dari gue!!" Sergah Fella.

"Oke, jadi lo mau ngomong apa?" Tanya Ferrel.

"Gue bener-bener mau putus dari lo." Ucap Fella dengan lantang.

"Minta putus setelah udah dapet cowo baru dikelasan lo?"

"Gue gak pacaran sama Debby." Ucap Fella cepat.

"Oh jadi nama cowo baru lo, Debby?"

"APAANSIH REL? Gue gak ada apa-apa sama dia!"

"Kalau pun ada apa-apa, gue juga gapapa." Ucap Ferrel santai.

"Kalau gapapa, kenapa lo bahas? Gausah munafik!" Semprot Fella.

"Gue emang munafik. Munafik karena sok gak peduli tentang lo, munafik seakan-akan hubungan gue sama lo gak ada apa-apa. PUAS LO?"

"Ya, lo emang munafik. Orang paling munafik di dunia ini."

"Oke." Ucap Ferrel langsung meninggalkan Fella.

"Gue belum selesai bicara." Ucap Fella.

"Kebanyakan bicara, gak ada titik temunya. Habis-habisin tenaga gue aja." Ucap Ferrel.

--------
tbc