- There's one thing I really want it from you. but i got it not from you.
saat aku terbangun di pagi hari, ternyata Nash sudah tidak ada di kamar ku. ternyata tidak tidak benar - benar ingin tidur dengan ku.
aku mengambil sweater ku dan langsung turun untuk lari pagi. jam kayu di kamar ku masih menunjukan pukul 06:15.
aku mutari taman di dekat dermaga sebanyak tiga kali. dan ku rebah kan badan ku di kursi taman."hey Carol" ucap seseorang dan langsung duduk di sebelah ku. ternyata itu Dillan aku hanya membalasnya dengan senyum.
"bagaimana tawaran ku?" tanya nya lagi."soal liburan musim panas?"
"iya"
"tapi kalau aku mengajak kakak ku?"
"tak masalah, selagi kita bisa berlibur bersama"
"baiklah, aku duluan.." ucap ku lalu beranjak berdiri.
"tunggu" Dillan memegang tangan ku.
apa ini yang ada di dada ku? entahla sepertinya aku sulit bernafas. dan aku merasa jantung ku berdetak dengan tempo yang 'agak' lebih cepat dari biasanya.
"ayo pulang bersama." Dillan melepaskan genggamannya dan berjalan mendahului ku.
sesampainya di depan rumah dia berkata,
"jam 4 sore harus sudah siap! oke?"aku hanya tersenyum lalu masuk ke dalam rumah. aku segera mandi dan turun untuk sarapan. di meja makan aku melihat Nash dan ibu sedang berbincang.
aku memotong sepotong roti yang dimana terdapat potongan strawberry dan taburan icing sugar diatas nya.
"Strawberry yang sangat manis" ucap ku.
dan ibu hanya tersenyum untuk itu. semenjak makan malam ibu terlihat murung, setiap kali ibu menatap ku, ibu seperti menahan tangis, apakah itu ada hubungan nya dengan kepergian ku ke kanada nanti? batin ku dalam hati. ku lihat ibu sedang menuangkan peppermint tea ke cangkir kecil bergambarkan seorang anak memetik anggur."ini minumlah." ucap ibu lalu menyodorkan cangkir tersebut kepada ku.
"Dank je moeder" aku mengelus pipi ibu, dan ibu tak kuasa menahan tangis.
"kenapa bu? apa aku ada salah?""tidak.. tidak ibu hanya kelilipan" ucap ibu lalu membersihkan air matanya. kelilipan? ucapku dalam hati. itu adalah alasan yang mainstream untuk menutupi rasa tangis. aku yakin ada suatu hal yang membuat ibu menangis.
"hmm Nash." ucapku kepada Nash yang sedang fokus menonton tv.
"hmm" jawab nya.
aku mendongakan kepala ku untuk menatap Nash yang sepertinya tidak menghiraukan aku."boleh aku mengajak Dillan?"
"siapa dia?"
"tetangga sebelah." jawab ku.
dia menoleh kearah ku dan mengacak rambut ku."baru beberapa bulan kau disini, ternyata kau sudah memiliki pacar, dasar kau ini, kau kan masih kecil" ledek Nash sambil mengacak - ngacak rambut ku.
"berhenti Nash" aku menggelitik perut Nash. lalu berlari menuju kamar.
"pukul 4 sore kau sudah harus siap" ucap ku. lalu masuk ke dalam kamar.
-
03:30
"Nash."teriak ku dari dalam kamar.
tak berapa lama Nash masuk lalu keluar dan berteriak
"pakai baju mu carol.""aku memanggilmu kesini agar kau bisa pilihkan baju. dan seridaknya aku masih mengenakan handuk." teriak ku. lalu dia masuk.
"yang ini atau yang ini? tanya ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manipulate | Shawn Petter Raul Mendes
Fanficpernahkah kamu bermimpi untuk hidup bersama cinta pertama mu? aku selalu bermimpi untuk itu. bahkan di saat semuanya tidak mungkin terjadi, aku masih mempercayai bahwa cinta pertama itulah yang akan menjadi bagian dalam hidupku selamanya. Tapi apa h...