Still beating the same.

153 22 0
                                    

Aku terbangun karna alarm ku sudah berbunyi, aku melirik jam di pinggir kasur ku yang menunjukan pukul setengah 6. Aku meraih nya dan mematikan alarm yang berbunyi.

Aku duduk di pinggir kasur dan merenganggan otot - otot ku. Aku membuka hordeng. Dari jendela aku dapat melihat jika matahari mulai terbit. Aku berjalan kearah Shawn. Aku menatap Shawn sedang tertidur pulas, lalu mengelus wajah nya. "Kau tampan meskipun sedang tidur."

Aku berjalan menuju kamar Shawn dan merapikan kamar nya. Aku menaruh pakaian nya di ujung kasur, dan menuju dapur untuk membuat jus apel.

"Biar saya saja yang membuat nya." Ucap seorang asisten rumah tangga.

"Tidak, selama ini aku melakukan nya sendiri bukan?" Aku memencet tombol on.

Setelah membuat jus aku memutuskan untuk jogging di halaman belakang sebelum mandi.

Aku membungkuk memegang lutut ku karna kelelahan.

"Kenapa berhenti?" Teriak seseorang dari atas balkon.

Aku menoleh dan ternyata itu Shawn. Aku masuk kedalam rumah menuju kamar ku.

Shawn bersender di pintu ku dengan melipat tangan nya di depan dada nya yang bidang itu. "Lihat lah.. Aku yang tak lari pagi memiliki otot." Dia melirik kearah tangan kanan nya.

"Cepatlah mandi, kau ada kelas pagi." Aku menerobos nya dan menutup kamar ku. Aku duduk di pinggir kasur ku, lalu membuka laci meja di berada di sebelah kasur ku. Aku mengambil mini album. Aku mengeluarkan dua lembar foto penampilan perdana Shawn dan meletakan nya disebelah surat pemberian fans Shawn. Lalu aku bersiap untuk kuliah.

-

Shawn memarkirkan mobil di parkiran kampus.

"Ini.." Aku memberikan foto beserta tumpukan surat kepada Shawn.

"Kau memotret ku?" Dia mengambil foto tersebut lalu melihatnya. "Aku terlihat tampan bukan.. Lihatlah betapa banyak penggemarku. Tapi ini.. ini foto apa?" Shawn menatap kearah dua lembar foto yang di pegang nya.

"Itu semua foto penampilan mu."

Shawn menyimpan foto dan surat tersebut di dalam laci mobil.

"Tunggu aku jika kau pulang lebih dahulu dari ku. Aku akan mengajak mu ke suatu tempat." Ucap ku.

"Baiklah.. Aku akan menunggu mu."

Aku membuka pintu dan berjalan menuju kelas ku. Aku berhenti saat seseorang memanggilku. Aku menoleh. Lagi - lagi itu adalah Ellie.

"Mau apa kau?" Aku berjalan kearah nya. Kali ini dia tidak sendiri, dia bersama teman - teman nya.

"Kau tidak pergi dengan Shawn kan?" Ellie menatap tajam kearah ku.

"Bukan urusan mu." Aku memutar bola mata ku.

Mendengar jawaban ku Ellie langsung menjambak ku seperti biasa nya. Teman - teman nya langsung memegang tangan ku, sehingga tidak ada yang bisa aku lakukan.

"Dengar, Shawn hanya milik ku seorang." Ellie mencengkram wajah ku lalu melepaskanya. Teman - teman nya membuat ku berlutut dihadapan Ellie.

"Ellie.." Panggil seseorang. Aku menoleh dan ternyata itu Jack dan Ethan. Ellie melepaskan jambakan nya dan teman - teman nya melepaskan genggaman nya.

Ethan datang dan langsung membantu ku berdiri lalu membawa ku dalam pelukannya. Aku menangis karna ketakukan. Untung saja ada Jack dan Ethan.

"Kau keterlaluan Ellie... Kau tidak boleh melarang seseorang mendekati sesuatu yang bukan milik mu." Jack menceramahi Ellie.

Manipulate | Shawn Petter Raul MendesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang