Okay (2)

152 22 2
                                    

Aku menoleh kearah datang nya bisikan itu. Aku seharusnya sudah tau siapa yang membawa wanita tu ke sini. Yap, aku tahu satu - satu nya wanita pemilik rambut orange di kampus ini. Ellie Bamber.

"Jangan kaget seperti itu, ini masih prolog." Dia tertawa seperti mengejek ku.

Aku berjalan kearah Shawn dan Hailey. "Shawn ayo kita pulang."

"Shawn bisa pulang dengan ku." Ucap Hailey.

"Shawn hanya akan pulang dengan ku." Aku menatap Hailey.

"Tidak. Aku akan pulang dengan Hailey." Ucapan Shawn mematahkan hati ku.

Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya.
Perlahan kaki ku mundur,
Berjalan meninggalkan Shawn.

"Madison, apa kau bawa mobil?" Aku menundukan pandangan ku karna air mata ku akan keluar.

"Kenapa? Kau mau ku antar?" Tanya Madison.

"Tidak perlu, aku yang akan mengantar nya." Ethan memegang tangan ku. Aku melirik ke tangan nya yang memegang tangan ku lalu menatap wajah nya."Ayo." Dia menarik tangan ku.

Aku menunduk dan menangis. Aku sangat ingin menahan tangisan ku, dan menyelesaikannya sendiri di kamar. Tapi nyatanya tangis ini tak dapat aku bendung.

Ethan memegang tangan ku. Aku menarik tangan ku dari genggaman nya.

"Sorry." Ethan menarik tangan nya. Dan memegang setir mobil.

-

"Masuk dan selesaikanlah masalah mu dengan Shawn." Ethan menatap ku.

Aku menggeleng. "Dimana Gray?"

"Dirumah."

"Apa aku boleh menginap di rumah mu?" Aku meminta kepada Ethan.

"Kenapa tidak di rumah Madison. Dan kenapa juga kau ingin menginap?" Tanya Ethan.

"Ethan aku mohon. Itu akan mudah di tebak jika aku menginap dirumah Madison. Lagu pula, aku hanya ingin menjauh beberapa hari dari nya."

"Baiklah... Tapi apa Shawn tak kebe-."

Mendengar jawaban nya aku langsung berlari ke kamar ku dan mengambil baju ku.

"Ayo kita pergi." Aku memasang Sabuk pengaman.

-

"Masuklah.." Ethan membukakan pintu.

"Dimana ayah dan ibu mu." Tanya ku.

"Mereka di rumah nya, ini adalah rumah aku dan Grey."

"Lalu dimana Grey?" Aku berjalan mengikuti Ethan.

"Di kamar nya.." Ethan membukakan pintu kamar. "Ini kamar ku, kau bisa memakai nya. Kemarikan tas mu." Ethan menaruh tas ku di atas kasur.

Aku mengikuti Ethan.

Ethan membuka pintu kamar. "Lihatlah siapa yang datang."

Greyson yang sedang menatap jendela menoleh kearah ku.

Aku berjalan kearah nya dan langsung memeluk nya.

"Aku tunggu di ruang makan." Ethan meninggalkan kami.

"Duduklah..." Grey duduk di pinggir kasur. "Jadi, apa yang membawa mu ke sini?" Grey menatap ku dengan tatapan bahagia.

"Aku akan menginap disini.. Tak masalah jika aku mengunjungi teman ku kan?" Aku tertawa kecil.

"Aku tidak percaya..." Grey ikut tertawa. "Kau.. Menangis?" Grey memegang dagu ku.

"Tidak.." Aku tersenyum kecut, lalu menundukan pandangan ku.

Grey mengarahkan wajah ku kearah nya. "Apa Shawn menyakitimu?"

"Tidak Grey! Kau tenang saja. Shawn tidak akan pernah menyakitiku. Aku yakin itu..."

Ethan hanya menatap wajah ku dan melepaskan tangan nya dari dagu ku.

"Ayo kita ke ruang makan, Ethan pasti sudah menunggu." Aku berdiri dari tempat duduk ku.

-

"Apa kau merindukan daging panggang ku?" Aku duduk di kursi makan tepat di hadapan Grey.

"Siapa yang tidak akan merindukan daging panggang seenak itu?" Grey tertawa.

"Daging panggang?" Ethan menatap Grey dengan tatapan heran.

"Ya! Kau harus mencoba daging panggang buatan nya." Balas Grey.

"Bukan kah kita masih ada persediaan daging?" Tanya Ethan kepada Grey.

"Baiklah... Aku akan membuatkan daging panggang. Dimana daging nya?" Aku beranjak dari tempat duduk ku.

-

Aku menyajikan daging panggang saus mayo diatas meja.

"Daging panggang saus mayo? Ini adalah kesukaan Shawn!" Ethan mengambil satu potong daging dan meletakan nya di atas piring yang berada di hadapannya.

Grey menatap ku.

"Kau menginginkannya juga?" Aku mengambil satu potong daging panggang dan meletakannya di atas piring yang berada di hadapan Grey.

"Dan sekarang, ini juga menjadi makanan kesuaan ku." Grey tersenyum ke padaku.

"Aku sudah mencoba banyak daging panggang di kota ini! Tapi aku baru mencicipi yang seperti ini." Ethan memotong daging.

"Apa rasanya tidak enak?" Mungkin keahlian ku membuat daging panggang sudah menghilang.

"Ini akan menyusul menjadi makanan kesukaan ku." Ethan tertawa.

-

Keesokan hari nya.
Kami bertiga duduk di kursi meja makan menikmati sarapan pagi.

"Dia akan pergi dengan ku. Aku juga ada kelas pagi." Ethan beranjak dari tempat duduk nya.

"Hati - hati." Grey melambai ke arah kami.

Manipulate | Shawn Petter Raul MendesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang