Okay

158 20 4
                                    

Aku berjalan menuju halaman belakang dan berniat untuk lari pagi di minggu pagi yang cerah ini.

"Good Morning." Ucap seseorang dari arah dapur. Aku menghentikan langkah kaki ku. Itu bukan lah suara Shawn. Karna suara yang di tangkap oleh kuping ku adalah suara wanita.

Aku menoleh dan seketika itulah aku membatalkan niat ku untuk lari pagi. Karna aku baru saja melihat Hailey duduk di kursi meja makan dan menikmati secangkir susu. Yah aku mengetahuinya karna dia memakai gelas yang transparan. Aku memutar mata ku dan bebalik ke arah kamar ku.

"Kau mau kemana?" Panggil Hailey.

"Bagaimana kau bisa ada disini?" Aku menyilangkan tangan ku ke depan dada.

"Jika kau yang bukan siapa - siapa nya Shawn, bisa tinggal dirumah ini." Dia menaikan satu alisnya. "Kenapa aku yang akan menjadi kekasih nya tidak bisa?" Hailey tertawa licik.

'Kekasih? Apa - apaan wanita ini? Kenapa dia bisa berkata seperti itu?' Ucap ku dalam hati.

"Ha Ha Ha Aku 'sengaja' melupakan kunci apartment ku. Dan... Malam ini aku akan menginap lagi disini." Dia mengoleskan selai ke atas roti tawar. "Oh Shawn!" Mata nya mengarah ke belakang ku.

Aku menoleh melihat Shawn yang sedang shirtless mengenakan celana pendek hitam dan tak lupa dia mengalungkan handuk kecil di leher nya.

Dia berjalan ke arah ku dan berhenti di hadapan ku. "Morning." Dia menutup kepala ku dengan handuk kecil bekas dia mengeringkan rambut nya, lalu mengacak - acak rambutku. Dia duduk di kursi meja makan tepat di sebelah Hailey.

"Dimana Hailey tidur semalam?" Aku mengambil handuk yang menutupi kepala ku dan duduk di hadapan Shawn.

"Di kamar Shawn." Hailey menatap Shawn dan aku secara bergantian.

"ARE YOU SURE?!" Dengan Spontan aku menatap Hailey. Semoga saja Shawn dan Hailey tidak melakukan apapun. "Kau pakai saja kamar ku malam ini, aku akan menginap di rumah Madison." Aku membuang tatapan ku ke arah lain.

"Calm down honey..." Shawn tertawa kecil. "Dia tidur di kamar ku, bukan berarti aku juga tidur di kamar ku." Lanjut Shawn.

"Apa yang kau maksud?" Tanya ku heran.

"Aku tidur di kamar Cam." Jawaban singkat Shawn cukup melegakan hati ku.

"Lalu Cam akan tidur dimana? Aku akan menginap dirumah Madison saja." Aku menatap Shawn.

"Jika kau keberatan aku tidur di kamar Cam, aku akan tidur di kamar mu. Jadi tolong jangan menginap di rumah Madison." Shawn memasang puppy eyes.

Aku masih menatap Shawn tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Seketika suasana diruang makan menjadi canggung saat aku dan Shawn berhenti berbicara. Karna sedari tadi ruangan ini hanya di isi oleh perdebatan antara aku dan Shawn.

Kring Kring. Ringtone handpone milik Hailey memecahkan keheningan pagi ini. Dia mengangkat nya. "Baiklah." Dia berbicara kepada seseorang di handpone. Lalu mematikan nya kembali. "Tampaknya aku tidak di izinkan untuk menginap malam ini." Hailey beranjak dari tempat duduk nya.

"Kau mau kemana?" Tanya ku.

"Aku akan pulang ke rumah. Terima kasih Shawn." Hailey mencium pipi kiri dan pipi kanan Shawn. Sangat menyebalkan.

"Hati - Hati." Ucap Shawn.

Hailey berjalan meninggalkan kami.

"Sayang sekali dia tidak jadi menginap." Aku menuangkan susu ke dalam gelas ku.

"Tapi... Malam ini aku tetap tidur di kamar mu bukan?" Shawn menatap ku.

Aku hanya tersenyum kecil dan berjalan menuju halaman belakang untuk lari pagi.

-

Keesokan hari nya aku berjalan dari perpustakaan membawa 3 buah buku setebal 5cm di depan dada ku.  "Thankyou mam." Aku berterima kasih kepada penjaga perpustakaan yang membukakan pintu perpustakaan karna kedua tangan ku memegang buku.

"Wait, Mam?" Ucap orang yang membukakan pintu kepadaku. Dari suaranya aku bisa menebak jika itu adalah Ethan.

"Sorry! Aku kira kau adalah penjaga perpustakaan." Aku tertawa kecil kepada Ethan.

"Dasar gadis aneh." Balas nya.

"Ah! Ini berat, aku duluan ya Ethan!" Aku membalikan tubuh ku menjadi membelakangi Ethan.

"Kemarikan." Ethan mengambil tumpukan buku di tangan ku dan berjalan di samping ku.

"Kau tak perlu melakukan nya." Aku mencoba mengambil buku yang berada di pelukan Ethan.

"Tak masalah!" Ethan menepis tangan ku.

"Ethan!" Panggil Jack dari arah parkiran. Jack berjalan kearah kami. "Dimana Shawn?" Tanya nya.

"Di kelas." Jawab Ethan.

"Kau tidak masuk kelas?" Jack merangkul pundak Ethan.

"Aku ada urusan." Ethan menatap Jack dan mengedipkan mata kanan nya.

-

"Ada apa dengan Ethan? Kenapa hari ini dia aneh?" Tanya Jack kepada aku dan Madison.

"Aneh?" Madison heran.

"Dia terlihat sangat bahagia."

"Entahlah.." Aku tertawa kecil.

-

"Saya percaya kau bisa melakukan nya." Ucap Madam Daniele kepada ku.

"Terima kasih atas kepercayaan anda Madam, tapi aku tidak yakin jika aku bisa. Dan deathline nya..." Jawab ku.

"Kau pasti bisa." Madam Daniele meninggalkan ku yang berdiri di depan kelas, memegang selembar kertas.

"Good Afternoon Madam." Madison menyapa Madam Daniele yang berpapasan dengan nya di depan pintu kelas. "Carol! Kemarilah."

Aku berjalan menuju Madison. "Ada apa?"

"Jack dan Shawn." Madison menarik tangan ku menuju parkiran.

Aku bisa melihat jika Jack sedang memukul Shawn. Tanpa berfikir panjang aku berlari untuk menisahkan mereka. "Jack Stop it!" Tapi usaha ku untuk memisahkan mereka sia - sia. Jack tetap memukul Shawn. Dan, aneh nya kenapa Shawn tidak berusaha menghindari pukulan Jack atau melawan Jack? Kenapa dia hanya pasrah.

"Jack Stop!" Ethan datang untuk menarik Jack menjauh dari Shawn.

Aku berjalan dan memeluk Shawn yang gemetar ketakutan. Aku memeluk Shawn karna aku takut jika sesuatu terjadi kepada nya. "Kenapa kau tidak menhindar Shawn?" Tangis ku pecah saat Shawn membalas pelukan ku.

"Aku... aku yang salah..." Jawab Shawn dengan suara yang bergemetar.

"Kau tahu Shawn, aku tidak bisa melihat mu seperti itu!" Aku menangis di pelukan Shawn.

"Biarkan aku menerima hukuman atas apa yang aku perbuat." Shawn mencium kening ku.

"Kau berbuat kesalahan apa? Jelaskan padaku Shawn! Katakan kesalahan apa?" Aku melepas pelukan ku.

"Shawn!!" Teriak seorang wanita dari belakang. Aku menoleh dan ternyata itu Hailey. Dia datang dan langsung memeluk Shawn. Kenapa dia bisa ada disini? Siapa yang memberitahunya?

Aku melihat kearah Shawn yang mematung didalam pelukan Hailey. Tangan nya yang kekar, sedikit pun tak menyentuh tubuh model terkenal itu.

"This is when the game starts." Bisik seseorang di telinga ku.

Manipulate | Shawn Petter Raul MendesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang