All I want

160 20 0
                                    

-Baby All I wan't Is ya. In the middle of the night.

Cameron Dallas - All I want

Sunday Morning

Aku menatap tukang kebun yang sedang memotong rumput halaman belakang, dari jendela kamar ku. Jam di dinding menunjukan pukul 08:15 itu yang berarti kurang dari satu jam lagi, aku akan bertemu dengan Shawn.

Dari semalam jatungku berdetak tak karuan. Aku tak tahu penyebab pastinya apa? Bisa jadi karna hari ini adalah hari pertama aku mengendarai mobil tanpa di temani pak parjo. Mom sudah pindah ke appartement baru nga tadi pagi.

Atau mungkin jantungku berdetak tak karuan karna Aku akan bertemu dengan Shawn?

Aku memakai kemeja pink dan Short pants warna putih yang baru di belikan mommy seminggu yang lalu.

Aku berjalan menuju parkiran, brukk. Aku menabrak seseorang, Ternyata itu Cameron, kakak Shawn. "Maafkan aku." Aku menunduk.

Dia memengang dagu ku dan menarik nya keatas. Aku mengalihkan pandangan ku, agar tak bertatapan dengan nya. "Siapa kau?" Tanya nya.

"Aku yang akan mengurus Shawn." Ucap ku.

"Dia sudah besar, ayah lihat lah siapa dia." Cam berteriak.

Paman William datang. "Ada apa? Siapa dia?" Tanya paman William.

"Dia yang akan mengurus Shawn." Cameron Tertawa.

"Baguslah, anak itu tidak akan merepotkan ku. Dan kau Cameron, kenapa kau tidak menikah saja? Agar ada yang mengurusimu juga." Paman William meninggalakan kami.

'setidaknnya aku aman karna mereka tak mengenaliku' Ucap ku dalam hati dan bejalan menuju parkiran.

"Mau kemana kau?." Cam menggenggam tangan ku.

"Menjemput Shawn."

"Kau cantik, menikahlah denganku." Cam mengedipkan mata nya.

"Tidak." Aku melepaskan tangan nya dan berjalan dengan tempo lebih cepat.

"Tidak ada yang pernah menolak ku seperti ini!" Teriaknya, tapi aku tidak memperdulikannya. Diotak ku hanya ada Shawn Petter Raul Mendes.

-

Aku bersender di mobil yang aku kendarai, Melihat kearah gedung bertingkat yang menjadi asrama Shawn. Ada banyak orang disana, bagaimana bisa aku mengenali Shawn? Sedangkan aku dan dia sudah lama tak bertemu. Ah lebih baik aku masuk kedalam mobil.

Seseorang masuk kedalam mobil dengan membawa tas ransel.

"Siapa kau?" Tanya ku.

"Kau yang siapa? Ini mobil ku." Balas nya.

"Kau Shawn?"

Dia hanya mengangkat satu alis nya. "Siapa kau?"

"Aku yang akan mengurus segala kebutuhan mu." Jawab ku.

Aku menatap tak percaya kearah nya, Pria yang sangat tampan, lihat lah otot atletis nya itu. Sangat sempurna dipadukan dengan kaus ketat berwarna abu - abu.

"Berhentilah menatap ku. Cepat keluar." Shawn menyuruh ku keluar. Kenapa dia menjadi kasar kepada ku? Itu berarti dia tak mengenaliku?

Aku keluar dari mobil, begitu pula dengan nya, dia duduk di kursi pengemudi. "Naiklah."

"Tapi.." Jawab ku gugup.

"Naiklah." Shawn mengeraskan suaranya.

Aku masuk ke dalam mobil. Lalu memakai seat belt.

Manipulate | Shawn Petter Raul MendesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang