Ruin - II

204 28 0
                                    

-You are my favourite Hello and my Hardest goodbye.

Aku terbangun dan langsung melihat jam. Ternyata ini masih pukul 06:15. Tidur lagi atau jogging? ucap ku dalam hati sambil meregangkan otot - otot ku. Sepertinya jogging bukanlah ide yang buruk. Aku membereskan tempat tidur dan keluar kamar untuk mencuci wajah. Astaga. Betapa terkejutnya aku saat melihat ayah sedang duduk di meja makan. Tunggu sebentar. Apa benar itu ayah? Karna aku hany melihat pria itu dari belakang. Aku mendekatinya, "Ayah?" panggilku.

Pria itu langsung menoleh ke arah ku dan ternyata benar itu ayah ku. Ayah langsung berdiri dan memeluku.
"My princess.. How's your sleep?" Tanya ayah kepada ku.

"Very well dad!.. I miss you so much" Aku mencium pipi ayah dan langsung dibalas dengan ciuman di kening ku. Ah, aku sangat merindukan ciuman ini. Kami melepaskan pelukan yang sangat nyaman menurutku. Dan langsung duduk di meja makan.
"Ayah kapan kesini?" Tanya ku.

"Ayah tiba pukul 11:30."

"kenapa ayah tidak memberitahuku kalau ayah akan pulang ke Belanda." Aku memasang Wajah cemberut. Sekitar tiga hari yang lalu, ayah pergi ke desa Renvile untuk mengecek keadaan disana.

"Nash bilang kau baru tidur, ayah tak tega membangun kan mu." Balas ayah sambil mengelus kepala ku.

"Jadi bagaimana desa kita ayah?" Tanya ku.

"Kebarakan waktu itu, kau masih ingat? Dan kebun - kebun anggur yang mengering? Itu adalah perbuatan dari pemilik pabrik Wine yang baru buka di desa sebelah. Pengusaha kaya raya itu melakukan segala cara agar hanya Wine buatan pabrik mereka lah yang menjadi primadona." Jelas ayah.

Aku masih tidak percaya.. "Seberapa besar usaha pengusaha itu, tetap tidak akan sama wine buatan rumahan dan wine buatan pabrik." Ucapku kesal.

"Sudah lah.. Kau akan kembali sore ini?" Tanya ayah.

"Iya"

"Ayah tidak bisa pulang, lusa ayah akan kembali bekerja, Bilang pada ibu bahwa ayah mencintainya."

"Siap ayah."

"Woah ayah dan anak satu ini sepertinya tidak bisa dipisahkan bukan?" Ucap seorang pria. Aku menoleh dan ternyata itu paman Mike, dia adalah suami bibi Claudia.

"Hai paman." Sapa ku.
"Ayah, paman, aku pergi jogging yah."

"Kembalilah sebelum pukul 08:00" Ucap ayah.

sesampainya aku di taman, aku langsung mencari tempat duduk.

"Carol.." Ucap seseorang dari belakang. Dari suara nya bisa diketahui bahwa dia adalah seorang wanita.

"Ohh hai Abel" Ucap ku saat aku menoleh ke arah nya.

"Kau? ada di Amsterdam?" Tanya nya dan langsung duduk di sebelah ku.

"Yah aku menginap di appartement bibi ku untuk mengisi liburan musim panas."

"Kau mau mampir ke rumah ku?" Tawar Abel.

"Aku mau tapi sepertinya tidak bisa, aku akan kembali ke desa pukul 10:00."

"Ohh baiklah.. Ayo kita jogging bersama." Ajak nya. Abel adalah teman seangkatan ku. Dia adalah kapten Cheers sekolah kami. menurutku dia sangat cantik. Dia menyukai Dillan. Aku tau itu. Dillan dan Abel akan menjadi pasangan yang sempurna jika mereka bersama.
"Jadi ini appartement bibi mu?" tanya Abel.

"Iya, aku duluan yah." Aku masuk ke dalam.

"Sudah jogging nya?" Tanya ayah.

"Sudah.. ehm aku mau mandi dulu.."

Manipulate | Shawn Petter Raul MendesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang