Ring - II

170 20 0
                                    

Tiga tahun berlalu.
21 July 1981

Hailey dan Cameron akhir nya menikah, mereka menamai anak mereka dengan nama aaliyah mendes. Gadis cantik yang sangat penurut. Dia selalu minta di buatkan muffin sama seperti Shawn.

Nash dan Gia juga telah menikah, Mereka mempunyai seorang peri kecil sama seperi Hailey dan Cameron. Nama nya Skylyn Hamilton.

Musim panas dua tahun lalu, rencana Shawn untuk mengajak ku ke Belanda gagal karna Shawn launching album perdana nya. Album nya membludak di pasaran.

Mendesarmy adalah sebutan untuk penggemar Shawn termasuk aku. Dia selalu menyediakan satu bangku VIP untuk ku dimana pun dia konser, mesikipun aku tidak selalu akan menghadiri penampilannya.

Malam ini, adalah malam prom yang sudah aku nanti sejak hari pertama masuk kuliah. Tak usah di tebak aku sudah pasti pergi ke acara prom dengan pangeran ku. Shawn.

Sedari sore dia sudah menunggu di atas kasur ku, membaca novel dewasa yang di penuhi dengan adegan romantis. Entah dari mana dia mendapatkannya.

"Shawn bisakah kau keluar, aku ingin memakai gaun." Aku menyuruh nya keluar.

"Aku sudah 21 tahun, tak masalah jika aku melihatnya." Balasnya.

"Keluar atau aku akan datang ke acara prom sendiri?"

"Aku akan menutup mataku dengan novel ini." Dia meletakan novel diatas wajah nya dan menyilangkan tangan nya di depan dada nya.

Aku memakai gaun, dan mencoba mengancingkan resleting bagian belakang.

"Biar aku bantu."

Aku menoleh terkejut karna Shawn membantu ku mengancingkan nya.

"Aku melihat karna kau lama." Ucap Shawn. "Cepatlah, aku akan menunggu dibawah." Shawn berjalan ke arah pintu.

"Shawn." Aku memanggilnya.

Shawn berbalik ke arah ku. Aku berjalan kearah nya dan menginjit untuk merapikan dasi nya. "Perfect." Aku menatap matanya, begitu pula Shawn yang menatap mata ku.

Dia melangkah maju, dan aku melangkah mundur hingga akhirnya aku terduduk di pinggir kasur.

Shawn mencium bibir ku. Aku menutup mulut ku dengan tangan kiri ku. "Aku sudah memakai lipstick."

"Aku akan membuat bibir mu merah merona tanpa lipstick." Shawn kembali mencium bibir ku. Aku terbaring di kasur karna menahan dorongan dari Shawn. "Come on."

"Carol..." Panggil Aaliyah dari luar.

Aku menoleh ke arah pintu. "Minggir Shawn, Aaliyah memanggil ku." Shawn berdiri dan merapikan tuxedo nya, aku berjalan membukakan pintu.

"Hello Aaliyah, do you miss me?" Aku menggendong Aaliyah, lalu mencium pipinya. Dan membuat lipmark karna aku memakai lipstick. "I love you Aaliyah. You are so cute."

"Shawn." Aaliyah memenunjuk Shawn.

"Cium saja Aaliyah, Shawn. Aku akan memakai sedikit lipstick di bibir ku." Aku memberikan Aaliyah kepada Shawn.

-

Setelah malam prom berakhir, Shawn mengajak ku untuk pergi ke sebuah taman.

"Shawn. Apa kau gila?" Aku melihat ke arah kiri dan kanan.

Shawn menarik tangan ku, aku hanya mengikuti kemana Shawn menarik tangan ku.

"Taman ini terlihat mengerikan saat malam hari Shawn." Aku menggenggam erat tangan Shawn.

Kami berhenti tepat ditengah taman. Ternyata Shawn membuat hiasan lampu di tengah - tengah nya. Kali ini aku ingin menarik kembali ucapan ku. Taman ini sangat indah.

"Apa kau membawa cincin yang aku titipkan saat ulang tahun ke 18 mu?" Tanya Shawn.

"Aku meninggalkan nya dirumah." Aku tersenyum tak enak kepadanya.

"Buka tas mu." Pinta Shawn. Aku membuka tas ku dan melihat kotak kecil, aku mengeluarkan nya ternyata itu kotak cincin dari Shawn.

"Bagaimana bisa ada didalam tas ku?" Aku heran.

"Aku yang memasukan nya, kemarikan." Shawn mengambilnya, dan mengeluarkan cincin nya. Dia menunduk di hadapan ku. "Terima Kasih kau telah menjaga cincin ini. Dan sekarang aku akan memberikan cincin ini kepada pemilik nya."

"Caroline Hamilton. Pada malam yang indah ini, aku akan melamar mu. Melamar mu untuk menjadi seorang yang akan selalu di sisiku, seseorang yang tak akan pernah meninggalkanku. Sudi kah kau untuk menjadi Princess dari pangeran Mendes mu ini?" Shawn mengambil tangan kanan ku.

"Kau? Mengetahuinya? Aku bahkan tidak pernah menceritakan identitas ku yang sebenarnya." Aku tersenyum malu.

Shawn mengeluarkan sebuah foto polaroid dari kantung belakang celananya. "Ini foto kita kecil. Kau memberikannya kepada ku saat kau memberikan foto pentas pertama ku. Kau sangat lucu Princess, kau memang tidak berkata apapun, tapi foto ini menjelaskan segalanya."

"Aku tidak tahu jika foto itu ada pada mu. Aku kira itu sudah hilang." Aku malu. Sangat malu dihadapan nya sehingga tak ada nyali untuk menatap matanya.

"Jadi apa kau bersedia?"

"Tanpa kau minta aku akan selalu bersedia."

Shawn memasang kan cincin itu ke jari manis ku lalu mencium tangan ku. "Ayo kita siapkan pernikahan kita."

"Sekarang?"

"Ya."

"Aku tidak ingin menikah sekarang Shawn."

"Kau bilang akan selalu bersedia."

"Tapi kita baru lulus kuliah Shawn." Aku mencubit pipi Shawn.

"Aku juga." Shawn tertawa.

"Shawn!!!" Aku berteriak dan Shawn mencium ku. Aku sangat mencintai mu Shawn.

Manipulate | Shawn Petter Raul MendesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang