Happily

161 21 0
                                    

- Hey my first love.
I always think about you, and How we don't speak enough.

Harry Styles - Sweet Creature.

Aku beranjak dari kursi setelah menghabiskan sarapan ku. Lalu aku mencuci nya.

"Ayah, aku akan pulang ke desa bersama Dillan. Jaga dirimu ayah, aku mencintaimu." Aku memeluk ayah.

"Bawalah ini.." Bibi memberi ku keranjang berisi Cherry.

"Baiklah bibi, paman, ayah, aku pamit."

Ting Tong...
bibi membuka pintu dan ternyata itu Dillan.

"Jagalah dia baik - baik." Ucap ayah ku kepada Dillan.

"Siap paman." Mereka berpelukan ala pria.

Aku dan Dillan berjalan menuju parkiran.
Sesampainya kami di depan mobil, Dillan membukakan pintu nya.

"Apa kau tidak mengizinkan aku memegang mobil mu?" Tanya ku sambil menaikan satu alis ku.

"Tidak..." Dia berjalan memasuki mobilnya.
"Aku hanya ingin memperlakukan kau layaknya seorang princess..." Dia memasang seat belt miliknya, lalu memasangkan milikku. "Tepat seperti yang kau ingin kan, bukan?" Dillan menatap wajahku.

Aku hanya menatap wajah nya yang berjarak kurang dari 20 cm dari wajah ku. "Um.. kau mau Pie Cherry? Bibi membawakan banyak sekali buah Cherry.."

Dillan kembali ke setirnya dan mulai menghidupan mobil. "Apa itu enak?" Dillan mengarahkan tatapan nya ke keranjang Cherry yang ku pangku.

Aku mengambil satu lalu menyuapkan nya kepada Dillan. "Cobalah ini.."

Dillan memakan Cherry tersebut. "Manis, seperti yang menyuapnya." Dillan tersenyum dengan mata yang fokus ke jalan.

-

Dillan memarkirkan mobil di terminal. Lalu membukakan pintu untuk ku keluar.

"Bedankt!" Aku berjalan meninggalkan Dillan.

"Carol.." Panggil Dillan.

Aku menoleh ke belakang. "Ada apa?"

"Dress mu."

"Ah! aku melupakan nya."

Dillan datang kepada ku membawa Dress ku. Dan memberikannya kepadaku. Lalu kami berjalan menuju rumah.

"Kau akan meneruskan kuliah kemana?" Dillan membuka percakapan.

"Canada!" Jawab ku dengan cepat.

"Apa kau akan menyusul Shawn?" Tanya nya.

"Seperti nya begitu.."
"Kalau kau?" Lanjut ku.

"Aku masih belum memutuskan.. Aku ingin menjadi seorang dokter." Jawab nya.

"Ya, itu ide yang bagus. Aku harap kau diterima di Universitas yang kau mau." Aku tersenyum ke arah nya.

"Di Universitas mana kau mendaftar?"

"Yang ku tahu itu adalah salah satu Universitas negeri. Nash yang mendaftarkannya untuk ku... Ah kita sudah sampai."

"Istirahatlah.. Pergilah sekolah dengan ku besok lusa."

"Yahh.. Kau juga..." Aku melambai ke arah Dillan dan masuk ke dalam rumah. "Aku pulang."

Nash datang kepadaku dan langsung memeluku. "Apa ini yang kau bawa?" Tanya Nash.

"Cherry." Aku melepas pelukan nya dan duduk di sofa. Aku melepas high heels ku.

"Buatkanlah pie Cherry untuk ku." Nash memasang puppy eyes andalan nya.

Manipulate | Shawn Petter Raul MendesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang