One of thoose Night II

190 21 5
                                    

Aku duduk di pinggir kasur. Kepala ku pusing dan badan ku pegal. Acara kemarin memang sungguh melelah kan. Tangan ku meraih t shirt abu abu milik Shawn yang tergeletak di lantai lalu memakai nya.

"Honey?"

Aku menoleh ke arah datang nya suara. Aku melihat Shawn berdiri di depan kamar mandi. Dia keluar dengan celana hitam pendek dan handuk yang dia pakai untuk mengeringkan rambut keriting nya.

"Good morning." Shawn berjalan kearah ku dan menarik kursi lalu duduk di hadapan ku. Dia tersenyum dan menatap wajah ku. "Morning kiss?"

Aku menatap wajah nya lalu mencium pipi kanan nya. Aku mencoba berdiri tapi kepala ku sangat sakit. "Shawn." Aku memegang kepala ku.

Shawn memegang pundak ku. "Are you okay?"

Aku mengangguk dan berjalan keluar kamar.

"Wait." Shawn memakai t shirt warna hitam. Lalu berjalan ke arah ku.

"Bibi, apa kau bisa membuatkan segelas teh?" Shawn berteriak kepada ibu ku, seraya membantu ku menuruni anak tangga.

Ibu yang sedang memotong apel di dapur menoleh ke arah aku dan Shawn yang berjalan menuju ruang makan. Nash menarik kan kursi untuk ku.

Aku duduk dan memegang kening ku.

"Kau selalu seperti ini saat terlalu lelah?" Tangan Nash meraih apel dan duduk di hadapan ku. Dia memakan apel itu. "Apa semalam Shawn membuat mu sangat kelelahan?"

"Diam lah Nash kau membuat kepala ku tambah sakit." Aku menundukan wajah ku dan menutup wajah ku dengan kedua tangan ku karna malu.

Shawn dan Nash tertawa.

"Minum lemon tea ini." Ibu menaruh Lemon tea di hadapan ku. Aku meminum nya.

"Pizza is comming." Cam datang dan menaruh empat kotak pizza di hadapan ku.

Aaliyah dan Skylyn berdiri di sebelah ku dan menarik tangan ku. "Bibi aku ingin pizza itu." Ucap Aaliyah.

"Tidak semua itu punya ku." Balas ku.

"Kalau begitu aku ingin meminjam paman Shawn dan mengenalkan nya kepada Skylyn." Aaliyah merengek kepada ku.

"Itu juga punya ku."

"Bagaimana kalau muffin?"

"Tidak ada muffin untuk mu."

Aaliyah mulai menangis. Aku menggendong Aaliyah dan mengambil satu kotak pizza.

Skylyn menarik baju ku. Aku menoleh kearah nya. "Aku juga ingin di gendong." Skylyn menangis.

Anak - anak itu memang sangat lucu tapi sekarang, mereka membuat kepala ku tambah pusing.

"Nash apa kau mendengar permintaan Skylyn?" Aku menoleh kearah Nash.

Nash hanya mengangkat kedua alisnya.

"Kemarilah." Shawn menggendong Skylyn. Aku tersenyum karna Shawn sangat lucu.

"Aku ingin di gendong oleh Shawn." Pinta Aaliyah.

"Apa kau tak ingin pizza?" Tanya ku. Aaliyah hanya mengangguk. Aku mengajak nya ke pinggir kolam yang berada di taman belakang rumah keluarga Mendes.

"Sayang habiskan lemon tea mu." Teriak ibu.

"Aku sudah sembuh, berikan saja kepada Nash." dan meletakan Aaliyah di kursi. Begitu pula dengan Shawn yang meletakan Skylyn di kursi.

Aku duduk di rumput dan menyuapi pizza kepada Aaliyah dan Skylyn. Dan Shawn menyuapi ku.

Aku berdiri dan duduk di pinggir kolam renang. Aku mencelupkan kaki ku ke dalam kolam. Shawn duduk di sebelah ku. Aku menoleh ke arah Skylyn dan Aaliyah yang tengah menikmati pizza, lalu kembali menatap air kolam renang. Aku mengayunkan kaki ku. "Mereka sangat lucu."

"Apa kau menginginkan nya?" Tangan kanan Shawn memegang bahu kanan ku.

"Aku sudah memiliki mereka Shawn." Aku menoleh ke arah Shawn yang sedang tersenyum ke arah ku. Aku menyenderkan kepala ku di pundak kiri Shawn.

Aku sangat berterima kasih karna Tuhan sudah memberikan Shawn kepada ku seutuh nya.

Manipulate | Shawn Petter Raul MendesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang