Satu hari sebelum pensi.Aku melihat Shawn yang sedang mondar - mandir di balkon sekitar 20 menit. Entah apa yang di fikirkan oleh nya.
Dia menoleh ke jendela kamar ku. Ah! sepertinya dia tahu jika aku memperhatikan nya. Benar, dia menggetuk pintu kamar ku.
"Hey gadis strawberry keluarlah!!" Teriaknya.
Aku membuka pintu, dia menarik tangan ku dan membawa ku ke ujung balkon. "Ada apa?" Tanya ku. Aku merasakan tangan Shawn sangat dingin.
"Aku sangat gugup. Besok adalah penampilan perdana ku." Dia menggigit bibir bawah nya.
"Kau hanya tinggal memainkan gitar, bernyanyi, semua orang akan mengikuti mu bernyanyi"
"Masalahnya, aku harus menyanyikan lagu buatan ku sendiri."
"Kalau begitu cobalah." Aku menatap wajahnya.
"Akuuu gugup."
"Setidaknya cobalah..." Aku membujuknya.
Shawn masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil gitar. Lalu kami duduk dikursi.
"Jangan tertawa." Dia mengatur gitarnya.
"Baiklah kita saksikan Shawn Mendes." Aku tertawa.
"Kau membuat ku semakin gugup." Dia tertawa ke arah ku. Ah dia sangat manis.
Shawn mulai memainkan gitarnya. Aku memperhatikan bagaimana dia menghayati lagunya. Sesekali dia menatap kearah ku, nampaknya dia terlalu fokus pada gitarnya.
"And I don't event know your name. All I remember is the smile on your face. And It'll kill me everyday. Cause I don't even know your name." Dia mengakhiri lagunya.
"Woah, I love your voice Shawn." Aku bertepuk tangan. "So what is called?"
"I don't even know your name." Dia tersenyum ke arah ku.
"Dari mana kau mendapatkan inspirasi dalam membuat lagu ini?" Tanya ku.
"Kau seperti seorang wartawan." Ia tertawa. "What is your name." Tanya nya.
Apa aku harus menjawabnya? Dia mungkin akan curiga jika aku memberitahu nama ku.
"Hey?" Dia melambaikan tangan nya di depan wajah ku untuk memastikan jika aku mendengarnya.
"What?" Tanya ku.
"Your name?"
"Kau sungguh - sungguh ingin mengetahuinya?"
"After Show. I promise."
Shawn mengangguk.
"Shawn.. Kau harus melihat ke arah penonton saat pentas nanti. Jangan terlalu fokus pada gitar mu." Aku meninggalkan Shawn.
-
Hari Pensi.
"Kau sudah siap?" Aku mengetuk kamar nya. Karna tak ada jawaban aku masuk. Terlihat Shawn sedang berdiri di depan cermin. Aku melangkah ke arah nya dan menepuk pelan kepalanya. "Good boy!" Aku meninggalkan Shawn dan kembali ke kamar ku. Aku berdiri di depan cermin. Mini dress merah maroon tidak terlalu mencolok kan? Aku memadukan nya dengan sneaker putih andalan ku yang sebenarnya adalah milik ibu.
"Tidak perlu lama - lama di depan cermin, wajahmu tak akan berubah." Shawn bersender pintu ku, memakai kaos warna putih dan menyandang tas gitar membuat dia sangat tampan.
'Sial, kenapa aku lupa menutup pintu' Ucap ku dalam hati. Aku mengambil tas ku lalu berjalan menuju Shawn.
Kami berjalan menuju parkiran.
Untuk pertama kalinya, Shawn membukakan pintu untuk ku. "Masuklah."
Aku masuk ke dalam dan memakai seat belt. Shawn masuk kedalam mobil, aku memakaikan seat belt miliknya
-
Shawn memarkirkan mobil.
"Aku akan ke backstage, karna aku akan tampil di urutan ke tiga." Shawn menoleh ke arah ku."Baiklah." Aku melepaskan seat belt miliku dan membuka pintu.
"Wait.." Panggil Shawn. Aku menoleh kearahnya. "Jangan lupa dengan janjimu."
Aku hanya tersenyum dan berjalan menuju taman belakang kampus. Aku melihat seseorang mirip Dillan. sedikit ragu apa dia benar - benar Dillan atau Ethan. Aku memasatinya. Yap benar itu Dillan, Dia berjalan ke arah ku.
"Pulang dengan ku?" Tawarnya.
"Aku pulang bersama Shawn."
Dillan hanya tersenyum. "Aku bertugas di ruang medis, kalau begitu aku akan mengantarmu ke teman mu."
"Itu teman ku." Aku menunjuk kearah Madison, Jack dan Ethan. "Itu Madison, yang di sebelah nya Jack, dan yang membelakangi kita itu Ethan."
"Oh baiklah.."
Aku berjalan menuju Madison.
"Kau dari mana saja? Kau melewatkan penampilan Ethan.." Tanya Madison.
"Aku tadi berkeliling" Jawab ku.
"Ini sudah hampir pukul 9 malam, ayo kita ke depan, sebentar lagi penampilan Shawn." Ajak Jack.
Kami menerobos kerumunan orang dan berdiri di barisan paling depan.
"Ladies and Gentlemen here is it, Shawn Mendes." Pembawa acara memanggil Shawn di iringi tepuk tangan dari penonton.
Shawn duduk di atas kursi, wajah nya terlihat gugup, sesekali dia menoleh kearah kami. Dia mulai memainkan gitar nya, semua mata tertuju kepadanya. Malam ini shawn layaknya seorang bintang.
Aku mengeluarkan kamera polaroid ku dari dalam tas. Aku mendapatkan dua foto Shawn malam ini.
Dia mengakhiri penampilan perdananya malam ini diiringi tepuk tangan yang lebih meriah dari saat penyambutannya. Dia menuruni panggung. Aku berjalan ke belakang panggung.
Langkah kaki ku terhenti saat aku melihat Ellie sedang memeluk Shawn. Aku hanya menghela nafas panjang. Shawn melirik kearah ku. Dia melepaskan pelukan Ellie. Aku hanya menundukan kepala ku.
Shawn berjalan kearah ku dan memegang tangan ku. "Are you mad?" Tanya nya.
"No."
Dia membawaku kedalam pelukanya. Aku bisa merasakan bagaimana jantung nya berdetak. Sangat kencang.
Aku melepaskan pelukannya. Dia menarik tangan ku untuk duduk di kursi yang berada di belakang panggung.
"Katakan siapa namamu." Dia menatap ku.
"Caroline."
Dia hanya menatap kosong kemataku. Aku sangat yakin jika Shawn mengingat semua nya sekarang.
"Nama yang indah." Ucap nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manipulate | Shawn Petter Raul Mendes
Fanficpernahkah kamu bermimpi untuk hidup bersama cinta pertama mu? aku selalu bermimpi untuk itu. bahkan di saat semuanya tidak mungkin terjadi, aku masih mempercayai bahwa cinta pertama itulah yang akan menjadi bagian dalam hidupku selamanya. Tapi apa h...