"You know I can fake this feeling...
And every night I feel it.
Right now... I wish you were here with me.
Cause Rigth now... everythings is new for me."
- Rigth Now//One Direction -___
December 24, 1983
Aku memasukan adonan muffin ke dalam oven, lalu meregangkan otot - otot ku.
Malam ini adalah malam natal. Seluruh kota Toronto sudah di tutupi oleh salju sejak dua hari yang lalu. Jika tahun lalu aku merayakan natal bersama Shawn. Kali ini aku merayakan natal di rumah Keluarga Mendes bersama Hailey, Cam, dan Aaliyah yang sedari tadi duduk di kursi memperhatikan ku membuat muffin kesukaan nya."Sekarang kau tak perlu berbagi muffin dengan paman mu." Aku tertawa lalu duduk di sebelah nya.
"Tapi, aku merindukan paman."
Aku tersenyum dan mengelus kepala Aaliyah. "Paman juga pasti merindukan mu." Tiba - tiba, aku merasakan jika perutku sakit.
"Mom.." Aaliyah berteriak memanggil Hailey.
Hailey datang dan membantu ku berjalan ke mobil. "Sepertinya kau akan segera melahirkan."
"Ahh ini sangat menyakitkan."
Hailey membawa ku ke rumah sakit. Aku tidak mengingat apa - apa setelah sampai di rumah sakit.
-
Aku membuka mata ku. Dan melihat Grey yang sedang tidur di sofa, lengkap dengan jas dokter nya. "Grey..." Aku mencoba memanggilnya tapi sepertinya aku kehabisan tenaga. Grey tak akan mendengar suara ku jika aku tidak meninggikan nada suara ku.
"Are you okay Mrs. Mendes?" Seorang suster masuk ke dalam ruangan ku. Dia mengecek infus ku. "You deserve a very merry chrismast." Suster itu ternyum kepada ku.
Tangan ku menunjuk kearah Grey, meminta agar suster itu di membangun kan Grey.
"Baiklah, dokter Grey pasien memanggilmu." Saat Grey bangun suster itu keluar dari ruangan ku.
"Apa kau baik - baik saja? Kau menjalani operasi dengan keadaan pingsan. Aku sangat menghawatirkan keadaan mu. Tapi jika menunggu mu siuman, itu akan lebih parah karna kau mengalami pendarahan." Grey menarik kursi dan duduk di sebelah ku.
Aku mencoba untuk duduk. "ah!" Aku memegang perut ku.
"Itu jahitan bekas operasi."
Aku mengangguk.
Suster datang sambil mendorong trolley berbahan akrilik transparan. Aku bisa melihat nya. Shawn, aku bisa melihat anak kita.
Suster memberikan nya kepada ku. Aku menggendongnya, mendekap nya dalam pelukan ku. Suster meninggalakan aku, Grey dan anggota baru keluarga Mendes.
"Ahh lucunya." Aku menangis.
"Hidungnya sepertimu." Ucap Grey.
"Tapi semuanya mirip Shawn, bentuk wajah nya bibir nya." Aku mengelus wajah nya dengan jari telunjuk ku. Dan ini kali pertama our little mendes tersenyum kepada ku. "Bahkan senyum nya, terima kasih sudah hadir dalam hidup mommy sayang." Aku mencium kepala mungil nya.
"Apa kau sudah memikirkan namanya?"
"Entahlah Grey."
"Ini." Grey merogoh kantung jas nya dan memberikan selembar kertas kepada ku. Aku membacanya.
"My dearest wife.
I am sorry for taking you at difficult situation.
Bahkan saat aku sudah tidak lagi di sisimu, kau masih merasakan masa - masa sulit itu.Aku sangat senang mendengar langsung jika kau hamil. Aku juga senang jika anak kita kelak adalah laki - laki.
Aku tidak akan bertele - tele.
Just named our baby "Zach Mendes."
isn't sound gorgous?Our baby will taking control of my job.
Our baby will care and cure you honey.- The bottom of my c -
Aku kembali memangis saat selesai membaca surat dari Shawn.
"Grey, C? seperinya Shawn tidak sempat menulis kelanjutan nya atau ini seperti tumpahan susu. Aku yakin ini ada kelanjutan nya."
"Kau benar."
Suasana malam natal yang hening dan damai tadi malam, telah terpecahkan oleh tangisan anggota baru keluarga Mendes. Dia adalah Zach Mendes.
Pangeran kecil dari Princess Caroline Mendes dan Prince Shawn Mendes. Dengan ini sang pangeran dan sang putri resmi menjadi seorang raja dan ratu.
Hadirnya Zach dalam hidup ku semakin membuat dunia khayal ku menjadi nyata.
Meskipun di dunia yang nyata ini, kau sudah tidak bisa menjadi pangeran ku. Tapi di dunia khayal kau dan aku. Di kerajaan yang kita bangun bersama - sama sejak dulu, kau tetap pangeran ku, Shawn.
Tidak akan ada yang bisa menggantikan tahta mu Shawn. Tidak akan pantas, bahkan untuk menyentuh saja tidak akan bisa dan tidak akan pernah. Selama nya kau pangeran ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manipulate | Shawn Petter Raul Mendes
Fanfictionpernahkah kamu bermimpi untuk hidup bersama cinta pertama mu? aku selalu bermimpi untuk itu. bahkan di saat semuanya tidak mungkin terjadi, aku masih mempercayai bahwa cinta pertama itulah yang akan menjadi bagian dalam hidupku selamanya. Tapi apa h...