Kringgggkrinngggkringggkrinnnggkringggggggggg
Bunyi alarm di kamar Carol telah bunyi untuk kesekian kali tetapi tetap saja tidak bisa membangunkan si empunya kamar yang masih terlalu asik bersembunyi di bawah hangatnya selimut kamar, bukan tanpa alasan tetapi matanya baru dapat terpejam ketika jam menunjukan pukul setengah 3 pagi. Ya seperti biasa, Carol selalu tidur pagi karena tugas yang harus dikerjakannya atau hanya sekedar menonton oppa kesayangannya di drama korea yang sudah hampir 10x ditontonnya.
"Ya Tuhan, anak gadis bunda belum bangun juga yaa. Udah siang ini dek. Nanti telat kamu" ucap bunda sembari membangunkan Carol.
"ihh bun, Carol masih ngantuk. Masih pagi juga ini bun" jawab Carol sekenanya dan kembali menarik selimut menutupi muka karena bundanya tadi menarik selimutnya.
"masih pagi gimana, ini udah jam setengah 7 sayang. Emang kamu gak upacara hari ini? Ayo bangun" ucap bunda sekali lagi sembari membuka horden kamar Carol.
"jam berapa bun?" tanya Carol yang mau tak mau membuka mata dan mulai membiasakan cahaya pagi yang masuk
"jam setengah 7 sayang"
"HAH, setengah 7 bun?kenapa bunda gak bangunin Carol. Aduh mampus. Telat. Upacara lagi." Dalam hitungan detik Carol telah masuk kamar mandi, dan tidak sampai 5 menit dia sudah keluar kamar mandi dan siap-siap untuk berangkat sekolah.
"Bunda, Ayah. Carol berangkat yaa. Byeeee" pamit Carol ke bunda dan ayahnya sembari mencium pipi dan buru-buru berangkat ke sekolah jika tidak mau terlambat karena jarak antara rumah Carol dan sekolah membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit jika menggunakan ojek online seperti yang biasa dia lakukan jika sudah bangun kesiangan seperti ini. Dan mungkin pagi ini dewi fortuna tidak bersamanya, atau karena dia lupa doa pagi sehingga ojek online yang dipesannya belum datang-datang setelah hampir kurang lebih 5 menit dia menunggu di depan rumah, dilengkapi dengan gerutu yang tak henti keluar dari mulutnya.
"aiss abang gojeknya dari mana lah ini, lama bener. Gak tau apa yang disini buru-buru"
Tak lama kemudian abang gojeknya datang.
Sesampainya di sekolah sudah dapat ditebak, upacara sudah dimulai dan gerbang sekolah sudah mulai tertutup. Dan terlihat beberapa anak yang sudah berbaris dengan rapihnya di gerbang sekolah diawasi Pak Victor, selaku waka kesiswaan sekolah SMA Xaverous tempat Carol sekolah. Dan itu seketika membuat Carol langsung lemas dan memasang muka lusuh melihat siapa yang menjaga di gerbang sekolah.
"Ya Tuhan, kenapa harus Pak Victor sih. Kan susah diajak kompromi nih" gerutu Carol sembari memberikan helm ke abang gojeknya dan tak lupa mengucapkan terimakasih
"Caroline, baris sini kamu. Udah telat bukannya cepet baris" ucap Pak Victor membuyarkan pikiran Carol yang sedang menyusun kalimat untuk dikatakan sebagai alasan ke Pak Victor. Perlu diketahui Carol bukan seorang siswa yang nakal ataupun sering ditegur guru, dapat dikatakan Carol cukup dikenal di kalangan dewan guru karena prestasinya di sekolah terutama di bidang sastra. Hanya saja dia memang tidak terlalu suka terlibat dengan guru yang terlalu mudah mengungkit masalah muridnya, cukup bagi Carol masalah dimana dia tidak lulus olahraga di pelajaran bapak ini dan diungkit berkali-kali. Yaa, Carol memang lemah di bidang olahraga dapat dikatakan tidak ahli malah.
"Caroline" tegur Pak Victor lagi
"iya pak" jawab Carol dan dia mulai berbaris di barisan paling depan.
Mungkin hari ini sungguh-sungguh dewi fortuna tidak menyertainya karena di pagi ini ntah kenapa matahari sedang semangat-semangatnya menyinari bumi, membuat beberapa anak yang mengikuti upacara termasuk Carol merasakan hangatnya hingga kegerahan, ditambah penjelasan kepala sekolah di amanat upacara yang membeberkan tentang kedisiplinan.
Carol sudah tidak kuat dengan gerahnya sinar matahari, dan membuatnya mengelap keringat yang mulai bercucuran di muka dan lehernya, bahkan beberapa kali tanpa sepenglihatan Pak Victor menundukkan kepala dan mengipas-ngipas mukanya dengan telapak tangan. Saat sedang menunduk, tiba-tiba saja ada seseorang laki-laki yang maju ke depan dan berbaris tepat di depan Carol. Laki-laki yang berpostur tinggi itu membuat Carol tidak terlalu terpapar dengan sinar matahari karena terhalang tubuh laki-laki itu. Dan sepertinya memang laki-laki itu sengaja menghalangi matahari ke arah Carol selama upacara berlangsung. Carol hanya dapat melihat punggung laki-laki di depannya tanpa dapat melihat wajahnya karena laki-laki itu tidak sedetik pun menoleh ke arahnya. Bahkan sampai pengarahan Pak Victor untuk anak-anak yang terlambat usai dan Carol beserta semua anak kembali ke kelas masing-masing.
"tuh cowok siapa dah, kenapa tiba-tiba dia maju ke barisan depan gua. Hmm.. anak kelas berapa ya?kan mau ngucapin terimakasih" hanya gumamam itu yang Carol ucapkan sembari berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya, kelas XI A 4.
"Carolllll" teriak Tya dan Dea saat wajah Carol muncul di ambang pintu
"lo tadi kmana?kok gak ada?telat ya lo?" cecar Tya, padahal duduk saja Carol belum sempat.
"iya gua telat tadi, di hukum baris di gerbang sama Pak Victor plus penambahan point 5" jelas Carol yang baru saja duduk di kursinya
"kok tumben bisa telat?" tanya Dea dan disetujui oleh Tya sembari mengangguk
"ngerjain tugas Fisika yang kemarin dikasih" jawab Carol dan mulai mengeluarkan buku Pkn karena pelajaran pertama setelah upacara adalah Pkn.
"Ya Tuhan, itu masih dikumpulin minggu depan udah lo kerjain?" tanya Tya
"banyak tau, dan gua gak mau weekend gua terganggu untuk ngerjain tugas, mending di cicil dari sekarang. Awas kalian modus minjem tugas" jelas Carol
"ihh Carol tau aja niatan kita" jawab Tya dan Dea secara kompak, dan hanya dijawab senyuman kecil oleh Carol karena dia sudah sangat tau ulah kedua sahabatnya ini dari jaman mereka putih biru hingga purih abu-abu.
"Ohiya ada yang mau gua ceritain nanti ya pas istirahat. Sekarang mending lo ngadep depan De, Pak Tio udah masuk noh"
Yaa, Carol memang duduk sebangku dengan Tya, sedangkan Dea duduk tepat di depan Tya. Mereka bertiga telah bersahabat sejak kelas 1 SMP dan sampai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Enemy [Completed]
Teen FictionMenurut Caroline, Alex itu laki-laki terreseh yang pernah ia kenal selama ia sekolah di SMA Xaverous. Sehari saja Carol ingin hidup damai di sekolah rasanya sulit. Tapi, Alex juga laki-laki yang membantunya bangkit dan berdamai dengan masa lalu. Ale...