Saat ini Carol sedang makan malam bersama ayah dan bundanya, memang sudah kebiasaan keluarga Stephanus untuk sarapan dan makan malam bersama bahkan setelah makan malam biasanya mereka akan berbincang di ruang keluarga atau sekedar menonton TV bersama sampai waktu belajar Carol dimulai, ya keluarga Carol memang cukup tegas untuk urusan pendidikan tak salah jika kakak kandung Carol saat ini berhasil mendapat beasiswa kuliahnya di negara impian Carol, Belanda.
"Ayah, Bunda" kata Carol saat mereka baru saja duduk bersama di ruang TV setelah sebelumnya Carol membantu bibik membereskan peralatan makan dan meja makanan.
"ya sayang" tanya Bunda melihat anak bungsunya memulai pembicaraan, tandanya ada sesuatu yang menggangu pikiran anaknya ini.
Sore tadi tepat setelah Tya pamitan pulang ke rumah, Carol kembali memikirkan pembicaraan dan tawaran Bu Nat sewaktu sekolah dan itu cukup mengganggu pikirannya. Jika sudah seperti ini, hanya ayah dan bundanya yang dapat diajak bertukar pikiran dan meminta pendapat mereka karena bagaimana pun juga mereka orangtua Carol dan restu mereka penting untuk kemajuan Carol kedepannya. Dulu sebelum Kak Niel pergi melanjutkan kuliah ke Belanda, mungkin setelah pulang sekolah tadi Carol akan segera mencari kakaknya dan menceritakan semuanya ke Kak Niel tapi sejak kak Niel ke Belanda hanya Ayah dan Bunda yang menjadi tempat ceritanya jika memang masalah itu bukan sejenis masalah yang dapat diceritakan terlebih dahulu ke kedua sahabatnya.
"jadi gini Yah, Bun. Carol ingin bercerita dan butuh pendapat kalian berdua. Tapi dengerin dulu cerita Carol sampai selesai ya" kata Carol. Dan itu hanya dijawab anggukan oleh Ayah dan Bundanya. Orang tua Carol bangga dengan anaknya, setidaknya hingga umur hampir 17 tahun Carol masih nyaman untuk bercerita ke kedua orangtuanya tanpa rasa canggung sedikit pun setidaknya mereka dapat menempatkan diri sebagai sahabat bagi anak bungsunyaini.
"tadi di sekolah Carol dipanggil sama bu Nat. Bu Nat memberitahukan soal perlombaan untuk Bulan Bahasa besok, lomba baca puisi dan musikalisasi puisi. Bu Nat ngajak Carol untuk ikut perlombaan itu. Ayah sama Bunda pasti tau, kalau untuk lomba baca puisi Carol bisa saja ikut tetapi untuk lomba musikalisasi puisi. Hmmmmm.. Carol masih ragu" jelas Carol dengan suara semakin lirih "Carol takut, takut belum siap dan takut belum kuat, takut kalau Carol menyetujui dan memulainya di tengah perjalanan Carol mundur karena Carol...." suara Carol semakin bergetar, menandakan bahwa sebentar lagi pertahanannya mungkin akan runtuh. Hal itu membuat bunda langsung memeluk anak bungsunya ini, bahkan merasakan betapa beratnya beban anaknya ini. Saat bunda memeluk Carol, ayah mulai berbicara "Bu Nat tidak memaksamu kan tapi nak? Kalau tidak, berarti semua keputusan ada di kamu. Kalau kamu ingin mencobanya kembali, ayah dan bunda akan mendukung sepenuh hati karena memang ini hobi kamu kan, berpuisi dan musik. Tetapi kalau ketika kamu melakukannya hatimu merasa terbebani dan membuatmu semakin menundukan kepala, ayah dan bunda tidak akan merestuinya. Karena untuk ayah dan bunda, senyum kamu dan semangat kamu yang terpenting. Kalau kamu bersedih, ayah dan bunda pun ikut bersedih. Ayah tau itu semua sulit untuk kamu. Tapi ayah juga tau bahwa anak bungsu ayah ini bisa bertanggung jawab atas semua keputusan kamu." Jelas ayah
"iya nak, kalau kamu mau mulai mencobanya lagi. Bunda bahagia. Tandanya anak bunda, sudah mulai dewasa. Sama seperti kata ayah tadi, semua tergantung kamu sayang. Tapi percaya deh. Anak bunda dan ayah ini pasti akan tambah cantik kalau dapat tampil kembali di panggung. Hehehe, sejujurnya bunda dan ayah rindu liat kamu tampil di panggung dengan penuh kepercayaan dirinya, pasti kak Niel juga begitu. Udah ah jangan sedih lagi, nanti jelek loh" jelas bunda sembari menghapus air mata Carol yang ternyata sudah turun sedari tadi
"iya, masa anak ayah cengeng udah masu 17 tahun loh, udah mau terima KTP, udah mau mulai punya pacar" ejek ayah untuk membuat anaknya tersenyum dan itu berhasil karena Carol langsung tersenyum dan memeluk ayahnya sembari berkata "ihh ayah apa sih".
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Enemy [Completed]
Teen FictionMenurut Caroline, Alex itu laki-laki terreseh yang pernah ia kenal selama ia sekolah di SMA Xaverous. Sehari saja Carol ingin hidup damai di sekolah rasanya sulit. Tapi, Alex juga laki-laki yang membantunya bangkit dan berdamai dengan masa lalu. Ale...