Sepanjang perjalanan pulang Carol hanya diam saja di dalam mobil sedangkan Kak Niel yang memperhatikan adik semata wayangnya ini mau tak mau ikut diam daripada ia yang terkena getah mode adiknya yang sedang di lampu merah rawan marah. Carol kembali teringat perkataan Alex tadi sebelum ia meninggalkan pacar barunya itu mungkin Alex berniat bercanda ketika mengatakan hal itu tetapi ntah kenapa ia tidak merasakan nada candaan di kalimat Alex.
"dek" panggil Kak Niel yang membuat Carol langsung menoleh ke kakaknya ini
"kamu udah jadian toh sama Alex?" tanya Kak Niel yang hanya dijawab anggukan oleh Carol membuat Kak Niel menghembuskan napas berat, merasa bersalah membuat hubungan adiknya sedikit merenggang dengan kekasih barunya
"baru jadian tadi? Disekolah?" sekali lagi Carol hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan dari kakaknya ini.
"maafin mas ya karena bercandaan tadi kamu malah jadi berantem sama dia" kata Kak Niel yang ntah kenapa membuat Carol merasa sedikit tidak enak karena membuat kakaknya merasa bersalah dalam kasus ini.
"bukan salah mas kok. Dianya aja yang baperan hehehehe" kata Carol dengan senyum manis di wajahnya lalu turun dari mobil untuk membukakan gerbang karena kebetulan sudah sampai di depan rumah. Sesampainya di rumah Carol langsung masuk ke kamar dan beristirahat setelah sebelumnya ia bertemu bunda dan berpamitan untuk tidak di ganggu sampai jam makan malam tiba. Carol langsung mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian rumah berupa atasan longgar dan celana pendek lalu mencempol rambutnya tinggi-tinggi karena suasana panas akibat telah memasuki musim kemarau, kemudian Carol memeriksa Hpnya kalau-kalau Alex mengiriminya pesan dan meminta maaf tetapi hasilnya nihil karena tak ada satu pun notifikasi yang ia terima dari Alex sehingga membuat Carol lebih memilih untuk tidur daripada ia emosi dan menangis.
...
"dek, bangun" panggil bunda mencoba membangunkan Carol. Carol yang merasa terganggu hanya mengubah posisi tidurnya karena seingatnya ia baru saja memejamkan matanya beberapa menit lalu dan telah bilang ke bunda untuk tidak mengganggunya hingga waktu jam makan malam.
"dek bangun, ada si ganteng di bawah" kata bunda sekali lagi yang sudah menarik badan Carol agar dalam posisi terduduk di atas kasur. Carol mencoba mengumpulkan nyawanya untuk memahami maksud bunda tetapi ketika ia ingin bertanya lagi siapa yang mencarinya, bunda sudah berlalu keluar dari kamarnya. Carol keluar kamar dengan sebelumnya sudah mencuci muka terlebih dahulu, belum sampai ia di ruang tamu untuk melihat siapa yang mencarinya Carol sudah di kagetkan dengan sesosok cowok yang sekarang berdiri di sebelah Kak Niel di depan TV dan tertawa bersama.
"Alex?" panggil Carol memastikan bahwa punggung pria itu memang Alex, pacarnya. Alex menoleh dan tersenyum ke arah Carol membuat Kak Niel ikut menoleh ke arah adiknya yang sedetik kemudian sudah berceloteh
"ya Tuhan dek, kamu cewek loh. Mau ketemu pacar, muka beler, rambut acak-acakan, baju gitu, koloran lagi" oceh Kak Niel ke Carol yang masih terdiam di tempatnya mencoba mencerna apa maksud perkataan kakaknya itu setelah cukup lama Carol berlari ke arah kaca besar yang memang berada di perbatasan ruang TV dan dapur untuk memastikan sendiri dirinya, lalu berdecak malu melihat sesosok cewek pada pantulan kaca di depannya yang sulit di deskripsikan. Setelah memastikan Carol baik-baik saja lebih tepatnya penampilannya, ia kembali ke ruang TV tempat Alex dan Kak Niel berada yang sekarang hanya ada Alex saja sedangkan Kak Niel ntah kemana.
"ngapain kesini?" tanya Carol saat dirinya sudah duduk di sofa bagian ujung dimana Alex juga sudah duduk
"nungguin tuan puteri bangun tidur" jawab Alex santai
"memang daritadi?" tanya Carol yang hanya dijawab anggukan oleh Alex
"jangan jauh-jauh, sini duduknya deketan" kata Alex yang sukses membuat Carol terdiam di tempatnya kebalikan dengan Alex yang cukup gemas melihat respon kekasihnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Enemy [Completed]
JugendliteraturMenurut Caroline, Alex itu laki-laki terreseh yang pernah ia kenal selama ia sekolah di SMA Xaverous. Sehari saja Carol ingin hidup damai di sekolah rasanya sulit. Tapi, Alex juga laki-laki yang membantunya bangkit dan berdamai dengan masa lalu. Ale...