Sejak insiden istirahat pertama tadi hingga hampir pulang sekolah, Carol masih saja cuek dan mendiamkan kedua sahabatnya membuat kedua sahabatnya jadi bingung sendiri dan sedikit bersalah.
"lo marah rol sama kita?" tanya Dea saat bel sekolah baru saja berbunyi menandakan waktu renungan telah selesai dan siswa-siswi SMA Xaverous telah diperbolehkan pulang
"gak kok, biasa aja" jawab Carol sekenanya dan mulai membereskan barang-barangnya, bahkan hari ini Carol melewatkan diri menulis renungan yang biasanya selalu dia nikmati, hari ini rasanya hanya ingin segera pulang dan istirahat.
"ya Tuhan, jangan marah dong. Gegara tadi?kan kita Cuma nanya, udah dong cantik jangan marah, kita main deh hari ini, yayaya" bujuk Tya melihat sahabatnya ini masih memasang muka masam melihat mereka
"lagi gak mood main" jawab Carol
"ngeskrim deh ngeskrim, gua yang traktir" kali ini Dea yang berusaha membujuk Carol dengan eskrim karena hanya eskrim yang mempan untuk membuat Carol berpaling
"yaudah ayo kalau di traktir mah, gak bisa nolak gua" jawab Carol, karena sesungguhnya dia tidak benar-benar marah sepenuhnya dengan kedua sahabatnya ini "ada yang mau gua ceritain juga, daripada ntar kalian tau terakhiran gua digorok terus muncul berita di mading dan koran bahwa ada seorang siswi cantik yang ditemukan meninggal karena tertusuk jarum dikarenakan melakukan pembohongan terhadap sahabatnya" ucap Carol yang sukses membuat kedua sahabatnya serempak menjawab "receh lo sialan".
"naik mobil gua aja ya. Lo lagi gak bawa motor juga kan Ty?" tanya Dea, karena memang diantara mereka bertiga hanya Dea yang membawa mobil. Dan kenapa Dea hanya bertanya ke Tya?karena gak perlu ditanyakan lagi soal Carol yang masih setia ngebis atau ngegojek dibandingkan bawa mobil atau motor sendiri walau sudah di fasilitasi oleh ayahnya. Bukan karena apa, tapi menurut Carol itu hanya semakin membuat Jakarta yang sudah macet semakin macet.
"gua gak ditanyain?" tanya Carol pura-pura merajuk sesampainya mereka di parkiran mobil
"lo pengen banget ditanya sama gua?walau gua tau jawaban lo" tanya Dea yang langsung mendapat sambutan tawa dari Tya melihat Carol yang di skak mat oleh sahabatnya ini
"yaudah gua ngambek lagi" jawab Carol
"aelah lo, kayak nak kecil aja. Yaudah gua tanya nih, Carol naik mobil gua aja ya. Lo lagi gak bawa motor/mobil kan?abang gojek juga lagi gak jemput kan?" tanya Dea ke Carol hanya sebagai syarat saja agar sahabatnya ini gak ngambek lagi
"basi ah lo. Udah ayo masuk" jawab Carol yang sudah masuk dan memilih duduk di kursi belakang
"lah, mobil gua dia yang masuk duluan, berasa sopir gua" jawab Dea yang hanya mendapat anggukan dan tawa dari Tya melihat dirinya yang hampir mutung "untung gua sayang sama lo Rol" celoteh Dea yang sudah duduk dan mulai menjalankan mobilnya dan dengan spontan juga Carol langsung seolah-olah mau mengecup pipi sahabatnya itu kalau saja Dea tak segera menghindar dan berbicara "lo cium gua turunin sekarang nih, bodo amat lo marah, gua masih normal Rol"
"gua juga masih normal kok De. Seneng aja ngisengin lo."
"iya seneng ngisengin orang tapi di isengin bareng langsung mutung kayak hari ini" jawab Tya yang kali ini disetujui oleh Dea dengan mengangguk dan mengeluarkan suara "betulbetulbetul"
"ya abis lo berdua sahabat gua tapi malah lebih seneng belain Alex" jawab Carol sebagai pembelaannya. Setelah menjawab itu, Carol mengalihkan pembicaraan selain membahas cowok yang sangat menyebalkan untuknya itu sampai-sampai tanpa disadari mereka sudah sampai di salah satu restoran cepat saji yang selalu mereka datangi hanya untuk ngeskrim bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Enemy [Completed]
Teen FictionMenurut Caroline, Alex itu laki-laki terreseh yang pernah ia kenal selama ia sekolah di SMA Xaverous. Sehari saja Carol ingin hidup damai di sekolah rasanya sulit. Tapi, Alex juga laki-laki yang membantunya bangkit dan berdamai dengan masa lalu. Ale...