39

1.4K 59 0
                                    

Flashbackon

"tya mana?" tanya Alex pertama kali saat masuk ke sekre OSIS setelah tadi selesai latihan musikalisasi puisi dengan segala kekacauannya

"tumben nyariin tya" jawab Jun yang masih sibuk dengan laptopnya mengurusi beberapa jadwal kegiatan OSIS yang harus di handlenya

"Jun, tya lo umpetin dimana?" tanya Alex yang sudah duduk di kursinya. Baru saja Jun ingin menjawab tetapi si pemilik nama sudah menyahut dari balik lemari berkas

"gua disini dan gua gak diumpetin Jun yaa" jawab Tya dengan kesal membuat Jun tertawa. Di sekre OSIS hanya ada Jun, Tya, dan 3 anak OSIS lain yang sedang piket harian OSIS.

"ty, gua mau ngobrol sama lo" kata Alex yang sudah menghadap ke Tya dari tempat duduknya

"sok ngobrol aja dari situ gua dengerin" sahut Tya yang masih di posisinya mencari berkas yang ia butuhkan

"gak bisa ty, ini penting"

"sepenting apa sih bos. Gua boleh kepo gak" sahut Jun dari balik laptopnya

"gak. Lo urusin aja tuh urusan lo" jawab Alex membuat Jun sedikit kesal karena sebenarnya yang ia kerjakan adalah pekerjaan Alex yang tak bisa dikerjaan oleh Alex karena keharusannya mengikuti perlombaan musikalisasi puisi minggu depan

"gak tahu diri" jawab Jun sekenanya

"tyaa gua serius. Gua mau ngobrol" kata Alex dengan nada yang manja-manja menjijikkan membuat anak-anak OSIS yang sedang di sekre menatap Alex penuh ke-JIJIKan

"jijik sih Lex. Aib lo banyak di sekre ini" sahut Tya yang sudah berjalan mendekati kursinya yang letaknya diantara kursi Alex dan Jun

"lo mau ngobrol apaan dah?" tanya Tya tetapi tetap sibuk dengan berkas di tangannya

"soal Caroline" jawab Alex singkat tetapi sukses membuat Tya dan Jun langsung menghentikan kegiatan mereka dan menoleh ke arah Alex

"kenapa?" suara Jun menyahut padahal baru saja Tya yang ingin mengatakan kata-kata ini

"lo bisa ceritain soal Caroline gak?soal Caroline yang mungkin gak gua kenal. Soal Caroline yang dulu" tutur Alex

"lo suka sama Caroline?" tanya Tya memastikan padahal ia sudah sangat tahu jika cowok di depannya ini sangat menyukai sahabatnya bahkan sejak pertama ia melihat interaksi keduanya

"gua yakin lo bisa liat soal sikap dan perhatian gua ke sahabat lo itu" jawab Alex

"lo serius suka sama dia?" tanya Tya lagi dan hanya dijawab tatapan oleh Alex yang sempat membuat Jun keki melihatnya

"gak usah tatap-tatapan woiii" sahut Jun yang ntah sejak kapan ada diantara Alex dan Tya

"ada masalah apa antara Caroline dan musikalisasi puisi?" pertanyaan yang di tanyakan Alex kali ini sukses membuat Tya bingung menjawabnya dan membuat Jun bingung dengan pertanyaan Alex

"lo tau darimana?" tanya Tya

"gua sadar aja. Ada yang aneh setiap kali Olin bersentuhan dengan segala hal tentang musikalisasi puisi. Gua satu team sama dia, dan bukan cuma sekali gua liat dia jadi sedikit aneh dengan musikalisasi puisi." Tutur Tya yang membuat Tya sempat terdiam cukup lama, sibuk dengan pikirannya sendiri.

"tya" kali ini Jun yang memanggil dan mencoba mengembalikan pikiran Tya ke tempat raganya berada

"gua gak tahu sebenernya gua sopan atau enggak buat cerita ini ke lo. Tapi gua punya keyakinan kalau lo gak ada niatan buat nyakitin/mempermainkan Caroline. Bahkan dari awal gua liat interaksi kalian berdua, yakin gua tumbuh gitu aja. Dan gua juga gak banyak terlibat kegiatan dengan lo jadi sedikit banyak gua tau soal sikap lo. Gua harap setelah gua cerita ini lo bisa gak maksain kehendak soal 'ketakutan' sahabat gua" kata Tya membuat Alex semakin bingung

"maksud lo gimana ty?" tanya Alex tak sabar

"jadi.. Waktu kelas X, Carol salah satu perwakilan terbaik sekolah kita untuk musikalisasi puisi. Gua juga gak tahu pasti lo tau gak soal ini karena gua kenal lo sendiri sejak gabung ke OSIS. Tepat saat gua daftar OSIS dan sibuk dengan OSIS, Carol juga sibuk untuk mempersiapkan perlombaan musikalisasi puisi. Dan ada satu kakak kelas kita dulu yang jago banget urusan musikalisasi puisi yang mencoba ngajak Carol untuk terlibat di dalamnya. Awalnya Carol juga gak ada minat sama sekali soal musikalisasi puisi maupun sastra dan sejenisnya tapi karena Carol suka dan akhirnya pacaran sama kakak itu dia jadi ikut suka sama sastra dan musikalisasi puisi. Gua sendiri gak tahu dia pacaran sejak kapan, gua terlalu sibuk dengan dunia gua dan kegiatan OSIS makanya gua nyesel setelah kejadian itu terjadi." Kata Tya dengan nada yang sudah seperti menahan tangis membuat Jun segera mengambilkan tisu dan memberikannya ke Tya

"waktu kita sibuk ngurusin pemilihan ketua OSIS dan re-or. Tepat sehari setelah kita selesai ujian tengah semester. Carol ikut lomba musikalisasi di SMA N 95 sebagai perwakilan sekolah kita dengan kak Johanes. Sebelum Carol berangkat dia sempet kasih kabar ke gua dan Dea kalau dia pergi berdua dijemput kak Jo dan minta doa supaya menang. Carol berhasil menang dan bawa piala juara 1 buat sekolah kita. Tapi dia gak berhasil pulang dengan kak Jo. Carol dengan kak Jo kecelakaan, mobil yang dibawa kak Jo terguling dan nabrak pohon. Carol sempat gak sadarkan diri 2bulan lebih dan ketika bangun dia memaksakan untuk menghilangkan ingatannya. Karena kak Jo gak selamat. Kak Jo meninggal di tempat kecelakaan. Makanya sejak saat itu, Carol berubah total. Ia gak mau berhubungan dengan dunia sastra terlebih musikalisasi puisi. Dia ngerasa dunia itu yang membuat kak Jo ninggalin dia. Butuh waktu cukup lama buat dia membaik, bahkan sampai sekarang dapat dipastikan dia belum baik-baik aja Lex."

"makanya waktu gua dengan Dea denger dia ditawarin buat ikut lomba puisi lagi, gua sempat ngadep Bu Nat dan Suster Levita. Mereka bilang, ini salah satu cara biar Carol bisa balik lagi ke Carol yang dulu secara pelan-pelan. Gua, Dea, keluarga Carol bahkan keluarga Kak Jo sempat ragu waktu Carol bilang mau mencoba musikalisasi puisi lagi. Kita gak pernah mau maksain Carol untuk mengingat hal yang ingin dia jauhin dan lupain. Sekalipun itu hal yang membuat aslinya Carol terlihat jelas." Ucap Tya dengan sedikit parau karena menangis membuat Jun tanpa sadar menepuk-nepuk pelan pundak Tya.

"jadi Carol selalu gelisah setiap latihan itu karena ini?" tanya Alex

"iya"

"terus kenapa dia mau nerima penawaran Bu Nat dan Suster Levita kalau dia sendiri gak yakin dia bisa?" tanya Alex sedikit kesal karena tak habis pikir dengan pola pikir gadis yang selama ini berhasil menjadi pusat ke khawatirannya setelah mama dan Cassa.

"gua pernah nanya ke dia. Dan dia bilang dia ingin coba, toh kejadian itu udah hampir setahun yang lalu. Dia juga bilang kalau Kak Jo mendukungnya buat mencoba kembali ke dunianya dan kembali menekuni hobinya yang dulu. Walau pertama-tama gua lihat, Carol juga gak yakin dengna keputusan dia" jelas Tya membuat Alex menunduk merasa bersalah karena sempat membentak Carol beberapa hari lalu

"jadi Lex, gua minta tolong. Bantu Carol pelan-pelan. Buat masuk kembali ke dunia dan hobinya juga buat dia buka hati lagi. Karena gua yakin lo bisa bantu Caroline" tutur Tya yang membuat Alex menatap Tya dan Jun secara bergantian.

Alex sendiri bingung dan tak yakin cenderung ragu setelah mendengarkan cerita dari Tya. Apakah dia bisa membantu Caroline kembali.

Flashback off

Perfect Enemy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang