Pukul 6.30 Alex sudah berada di sekolah dan tempat pertama yang dia tuju adalah sekre OSIS, ntah apa yang membuatnya berjalan ke ruangan ini rasanya hanya ruangan ini ruangan teraman saat ini untuk beristirahat sebentar dan memejamkan mata. Setelah bel masuk berbunyi 10 menit yang lalu Alex baru masuk ke kelas, telat. Ya dia memang sedang ingin telat, tapi tidak ingin di hukum jadi datang ke kelas dengan alasan ada urusan OSIS untung saja bu Sisca, guru kimia mempercayainya dan menyuruh Alex untuk segera mengumpulkan tugas rumah sebelum duduk di tempatnya. Sepanjang pelajaran Alex benar-benar tidak dapat fokus, otaknya masih mengingat kembali isi pesan Jun semalam dan setiap mengingatnya Alex semakin geram.
Setelah istirahat pertama, Pak Victor masuk ke kelas XI A 1 dan memberitahu bahwa Pak Bona tidak masuk sehingga kelas olahraga hari ini digabung dengan kelas olahraga XI A 4, seharusnya Alex senang karena dapat bertemu dengan gadisnya tetapi moodnya sedang tidak dalam kondisi baik. Setelah mendapat pengumuman itu langsung saja siswi perempuan kelas Alex menuju toilet dan siswa laki-laki berganti seragam di kelas termasuk Alex.
"Lex, bareng Carol nih olahraganya" tutur Jun
"ya gua tau, gua juga denger tadi" jawab Alex singkat
"lo ngapa?gak seneng?"
"seneng tapi lagi gak mood" jawab Alex dan hanya di jawab O ria oleh Jun.
Di lapangan
Pak Victor sudah memberi pengarahan ke anak-anak tentang kegiatan hari ini, dimana olahraga kelas XI A1 dan A4 digabung dan mereka akan melakukan olahraga sepakbola dan bola tangkap, sebelum memulai olahraga anak-anak diharuskan lari putar lapangan 2 kali dan melakukan pemanasan dan disinilah mereka saat ini, berlari berurutan.
"buat yang laki-laki praktik sepakbola dulu ya disebelah sana, dan Alex serta Jun bantu saya untuk melatih teman-teman karena kalian masuk kedalam team sepakbola sekolah ini. Dan untuk yang perempuan praktik bola tangkap sama saya ya baru nanti setelah satu jam pelajaran bertukar" penjelas Pak Victor sebelum meniup peluit yang menandakan masing-masing anak mulai berkegiatan.
"lo, kalo jalan matanya dipake juga bisa gak sih"
"lo gini aja gak bisa, kayak gini nendang itu, pake tenaga"
"lo gak becus banget, ini olahraga paling gampang ya"
"payah lo"
Kata-kata itu yang diucapkan Alex selama membantu melatih cewek-cewek untuk sepakbola, tak terkecuali gadisnya. Sampai membuat Carol emosi, benar-benar emosi. Baru 20 menit membantu melatih Alex langsung pergi sambil emosi karena gadisnya baru saja membentaknya karena sikap Alex, ntah kenapa emosi Alex hari ini benar-benar tidak bisa dijaga bahkan di depan gadisnya dan terhadap gadisnya karena seusil-usilnya Alex ke gadisnya dia tidak akan seperti ini sampai akhirnya Jun mendekat dan menanyakan hal ini ke Alex
"lo kenapa deh Lex kayak gitu ke Carol?ini rencana yang lo bilang"
"bisa jadi" jawab Alex sekenanya
"tapi gak gini, lo terlalu emosi tadi"
"tapi gua cukup menikmatinya"
"terserah lo Lex, tapi kalau kelewatan gua bakal nyetop lo" kata Jun lalu meninggalkan Alex yang menurutnya membingungkan hari ini.
"aaarrrgghhhhh gua kenapa sih" gerutu Alex "gua emosi gua marah gua cemburu tapi ya gua gak berhak atas itu semua, sampe harus banget bentak dia kayak tadi, aarggghh bego lo Lex" ucap Alex kesal ke dirinya sendiri yang saat ini sudah ada di kantin karena memang dirinya telah ijin ke Pak Victor untuk membeli minum sebentar. Setelah kembali ke lapangan Alex melihat gadisnya sedang latihan sepakbola, dan sepertinya gadisnya sadar hingga ikut menoleh ke Alex. Apa yang diterima Alex?tatapan tajam dan tak suka dari gadisnya seolah ada tulisan 'gua gak suka sama lo, mulai sekarang kita musuh' di jidat gadisnya. Bukannya takut Alex malah tertawa melihat gadisnya yang menatapnya seperti itu lalu berjalan mendekatinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Enemy [Completed]
Teen FictionMenurut Caroline, Alex itu laki-laki terreseh yang pernah ia kenal selama ia sekolah di SMA Xaverous. Sehari saja Carol ingin hidup damai di sekolah rasanya sulit. Tapi, Alex juga laki-laki yang membantunya bangkit dan berdamai dengan masa lalu. Ale...