44

1.5K 75 2
                                    

ciee up lagi ciee

menghitung part-part ending..

selamat menikmati para pembaca :) jangan lupa meninggalkan jejak berupa vote dan comment yang selalu ditunggu sebagai bentuk apresiasi kalian akan karyaku..

lafyaa





Sepanjang perjalan pulang, Carol lebih banyak diam dari biasanya membuat Tya, Dea dan Ghea jadi ikut sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Mereka bertiga cukup yakin apa yang membuat cewek satu ini hanya diam sejak selesainya perlombaan musikalisasi puisi tadi. Carol diantarkan oleh Tya sampai di rumah dengan sebelumnya mengantarkan Ghea dan Dea terlebih dahulu ke rumah masing-masing.

"sampe wooiii" teriak Tya tepat di telinga Carol untuk menyadarkan sahabatnya yang memang sudah bengong sejak tadi. Carol yang biasanya marah hanya menoleh ke arah kirinya lalu menoleh kembali ke Tya tanpa berkata apapun, seperti orang linglung.

"mau kemana lo?" tanya Carol yang melihat Tya ikut turun dari mobilnya dan mengikuti Carol

"nemenin lo" jawab Tya santai lalu berjalan masuk ke rumah Carol yang sudah dianggap rumahnya sendiri

"gua gak minta di temenin ya" kata Carol

"sebagai sahabat lo yang baik dan sadar bahwa sahabat gua ini sedang tidak dalam keadaan hati yang baik-baik saja jadi gua berinisiatif buat nemenin lo pinter. Bilang makasih kek" kata Tya yang sudah masuk ke rumah Carol dan mencari keberadaan tante Ana, Bunda Carol.

"makasih Tytania Lubis" kata Carol yang dibalas decakan oleh Tya

"bunda mana?"

"kita masuk bareng loh ke rumah ya mana ku tahu bunda kemana" jawab Carol yang langsung melangkahkan kaki menuju ke kamarnya. Saat ini ia hanya ingin mengistirahatkan badan dan juga hatinya yang sakit.

Carol sempat tidak percaya dengan apa yang ia lihat di depannya saat ini ketika ia baru saja membuka pintu kamarnya, menyebabkan ia hanya berdiri lama di depan pintu tanpa bergerak sedikit pun.

"kenapa gak masuk deh?" tanya Tya dari belakang Carol yang sudah membawa minum dari dapur. Ketika melihat apa yang juga dilihat Carol, ekspresi yang diberikan Tya tidak jauh berbeda dengan Carol. Terdiam dan kaget, hingga subjek yang membuat dua wanita ini berkata

"halo princess-princessnya mas" ucap Kak Niel santai dengan merentangkan kedua tangannya seperti siap menerima pelukan hangat. 

Kak Niel, Kakak tersayang Carol yang sudah 2 tahun ini tidak pulang ke Indonesia dan selalu berkata tidak bisa pulang karena sibuk dengan kuliahnya. Merasa panggilannya tidak di respon, Kak Niel berjalan ke arah Carol dan Tya

"hahaha pada bengong lagi. Gak seneng mas pulang?" tanya Kak Niel.

Carol langsung memeluk kakak satu-satunya ini dan langsung menangis. Tya yang melihatnya tahu diri dan memberi tahu Kak Niel bahwa ia akan pulang saja.

"hahaha segitu kangennya kamu sama mas, dek?"  ucap Kak Niel dengan nada bercanda karena ke adiknya yang masih melirol menangis di pelukannya. Ya, hubungan Carol dan Kak Niel, kakak kandungnya ini sangat dekat dikarenakan mereka hanya dua bersaudara dan jarak umur mereka yang tidak terlalu jauh bahkan terkadang banyak yang mengira bahwa mereka bukan kakak beradik melainkan sepasang kekasih, semua rahasia dan kegundahan Carol akan ia cerita terlebih dahulu ke Kak Niel sebelum ke bunda/ayah dan Kak Niel akan dengan sabarnya mendengarkan semua cerita itu termasuk ketika Carol berada di titik terendahnya beberapa bulan lalu membuat Kak Niel menjadi kakak siaga ketika sang adik menelpon untuk menghilangkan kesedihannya.

Perfect Enemy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang