Sejak insiden dimana Alex dan gadisnya saling berebut buku di kantin dan menjadi pusat perhatian beberapa anak yang ada dikantin membuat ia selalu terpikir tentang gadisnya. Apabila diingat bagaimana ekspresi gadisnya tadi sungguh membuat Alex dengan senang hati tersenyum sendiri sampai-sampai sahabat dan beberapa temannya memanggil tidak dihiraukan
"Alexx"
"woi Lex"
"wah gawat nih anak senyum-senyum sendiri, dipanggil daritadi padahal" ucap Jun yang akhirnya berjalan ke arah Alex dan menoyor kepala sahabatnya itu
"apaan sih lo, gak pake noyor pala berapa?" jawab Alex setelah tersadar dari dunianya
"ya lo dipanggilin dari tadi sama gua, sama anak-anak denger gak?jangankan denger noleh aja kagak" jawab Jun yang diangguki oleh teman-temaan yang lain "lo lagi mikirin apaan sih?pasti yang jorok-jorok ya tadi aja sambil ketawa-tawa mikirinnya" lanjut Jun
"kagak, emang gua lo. Pada ngapa deh manggil?ngantin?ogah gua" jawab Alex
"kagak, anak-anak ngajak sepakbolaan di lapangan" jawab Jun
"yuk Lex" ajak Abeng
"kagak, abis ini pelajaran biologi, males gua kalau keringetan" alasan Alex saja yang memang sedang malas
"pelajaran paan, orang barusan dikasih tau kita pulang awal karena guru mau rapat dan anak-anak yang lain diharapkan nonton pertandingan basket sekolah kita di GOR" ucap Jun
"lah iya?kok gua gak tau sebagai ketua OSIS" jawab Alex
"gimana mau denger kalau yang di kelas daritadi Cuma raga lo, otak sama pikiran ntah jalan-jalan kemana. Udah ah yuk, udah lama nih gak belai bola, lo juga kan" kali ini Jun mengajak Alex dan sudah menggeretnya
"yayaya sabar, gua sms Jerry dulu anak-anak yang buat panitia keamanan lomba udah pada standby belum disana" jawab Alex sembari mencoba melepaskan tarikan Jun karena itu akan menyusahkan ia untuk mengetik sms ke Jerry "woi, lepas dulu ini tangan gak ilang gak gua, mau sms Jerry ini" ucap Alex yang membuat mereka dilihat beberapa orang karena nada ucap Alex yang cukup tinggi dan itu membuat Jun tersadar bahwa daritadi dirinya masih menggandeng tangan Alex dengan posisi saat ini di koridor sekolah yang penuh anak-anak.
Pukul 12.00 Alex, Jun dan teman-teman yang lain memutuskan untuk menyudahi permainan sepakbola mereka karena sudah lelah dan hari semakin siang. Baru saja Alex istirahat, ia di line oleh Pak Rei yang menanyakan perkembangan persiapan bulan Bahasa dan itu mengingatkan Alex untuk mengadakan rapat OSIS besok.
"seluruh anak OSIS di setiap bidang diharapkan hadir dalam RAPAT PENTING untuk membahas tentang Bulan Bahasa dan persiapan ulang tahun sekolah. Besok pagi pukul 10.00 WIB di sekre OSIS. Tidak telat. Telat permenit denda 1000. Ttd cowok ganteng nan bijak idaman wanita, Alexander"
Begitulah pesan yang Alex kirim ke grup line OSIS SMA Xaverous. Baru saja Alex selesai mengirimkan pesan, sebuah pukulan mendarat dengan indahnya di kepalanya tentu saja dengan pelaku yang sama seperti hari-hari sebelumnya diikuti kata-kata "sumpah ya gua malu punya sahabat pede bin jijik kayak lo Lex. Sejak kapan lo jadi alay" ucap Jun yang memasang muka selayaknya seseorang jijik karena tingkah laku seseorang.
"sejak aku mengenal dia" jawab Alex santai dan itu membuat Jun semakin emosi sampai-sampai menendang pantat Alex dan hanya dibalas dengan tawa oleh Alex, tetapi setelah itu dua sahabat ini berjalan berangkulan ke kelas untuk mengambil tas mereka dan pulang ke rumah masing-masing.
Sabtu, 09.50 WIB
Alex sudah sampai di sekolah untuk rapat OSIS dan suasana sekolah tidak sesepi yang dipikirkan. Perlu kalian ketahui di sekolah SMA Xaverous kegiatan belajar mengajar aktif hanya dilaksanakan dari hari senin sampai jumat, untuk hari sabtu kegiatan belajar mengajar libur dan hanya diisi beberapa kegiatan ekstrakulikuler itupun tergantung kegiatan dari masing-masing ekskul. dan sepertinya hari sabtu ini hanya sedikit ekskul yang memilih melaksanakan kegiatan di akhir pekan ini, hanya terlihat ekskul basket, cheerleader, dan anggar serta fotografi. Alex yang datang 10 menit lebih cepat dari jadwal yang seharusnya memilih untuk langsung menuju ke sekre karena memang Alex bukan tipe orang yang mudah berbaur jika dengan orang baru dan orang-orang yang ada di sekolah sekarang tidak terlalu ia kenal walaupun ia seorang ketua OSIS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Enemy [Completed]
Teen FictionMenurut Caroline, Alex itu laki-laki terreseh yang pernah ia kenal selama ia sekolah di SMA Xaverous. Sehari saja Carol ingin hidup damai di sekolah rasanya sulit. Tapi, Alex juga laki-laki yang membantunya bangkit dan berdamai dengan masa lalu. Ale...