part ini mau buat kalian kembali baper.. semoga dapet yaa feelnya kali ini..
maafkan kalau 4 part sebelumnya kurang 'kena' di hati para penikmat bacaan receh ini..
jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak kalian. Please lah jangan jadi sider, sedih akutu liat banyak sider bertebaran di cerita receh ini. emang receh dan gak sekeren penulis lainnya tapi ya nulis itu gak segampang kalian memberikan vote loh hahaha :D
seeyaa dan lafyaa pembaca. Jadilah pembaca yang bijak yang 'belajar' menghargai sebuah karya, sejelek-jeleknya karya itu.
Apa yang dilakukan Alex saat ini adalah buah dari pemikirannya semalam suntuk. Ntah apa yang dipikirkan Alex hingga melakukannya hari ini, sepulang sekolah tetapi melihat gadisnya hari ini membuatnya tidak ingin kepikiran terlalu lama karena dasarnya memang bukan tipe Alex sebagai pemikir yang serius. walaupun banyak yang berkata muka Alex terlalu serius
"Maafin gua dan ijinkan gua buat ngebantu lo buat buka hati lo lagi tanpa ngelupain dia. Ngebantu lo kembali menyukai dunia yang dulu lo sukai tanpa terbeban dengan dia. Gua tau dia beda dari gua, dan gua gak pernah berhak buat ngehapus dia dari hati lo. Tapi ijinin gua buat balikin Caroline Ega Pratama yang dulu sebelum kejadian pahit itu dateng ke lo Lin" ucap Alex tulus ke Olin yang ada di dekapannya saat ini. Sulit bagi Alex untuk melepaskan orang yang menurutnya begitu kecil dalam dekapannya hingga ia merasakan dadanya basah dan menghangat disertai pundak yang mulai naik turun tak teratur. Alex sadar jika gadisnya menangis membuatnya kembali berucap "gua serius dan gua tulus. Lo bisa pegang omongan gua sebagai cowok Lin". Bukannya melepaskan, Alex semakin erat memeluk Carol hingga ia merasakan tangis gadisnya mereda.
"udah gak nangis kan?" tanya Alex ke Carol yang saat ini menunduk di depannya. Cukup lama tak ada jawaban dari narasumber yang ditanya.
"Caroline" panggil Alex lagi tetapi yang ditanya lagi-lagi hanya diam dan tetap menunduk membuat Alex sedikit kesal.
"masih diem aja gua tinggal nih yaa" ucap Alex yang sudah mulai berjalan meninggalkan Carol yang tetap terdiam tetapi baru 3 langkah berjalan dari tempat semula ada yang bersuara
"gua malu sama lo"
Empat kalimat yang keluar dari mulut Carol sukses membuat Alex senyum dibalik punggungnya. Akhirnya Alex berbalik dan menggenggam tangan Carol lalu mengajaknya berjalan bersama menuju ruang musik untuk kembali latihan
"ngapain malu. Lo masih utuh pake baju dan rok lo udah gak ada 'bendera jepang'nya lagi berkat gua hehehehe" ucap Alex santai sewaktu berjalan bersama Carol tanpa pernah tahu jika yang digandeng bentuk mukanya merahnya ngalah-ngalahin udang goreng mentega.
Alex dan Carol memasuki ruang musik secara bersamaan membuat 3 orang yang sudah menunggu cukup lama di dalam bingung, ditambah lagi bentukan muka Carol yang bengep dan badan yang tertutup jaket cukup besar
"jaket gua" ucap Pak Andre ketika sadar bentuk dan ukuran jaket yang dikenakan oleh anak muridnya yang sedang telat masuk latihan bersama sepupunya ini adalah jaket yang biasa dia letakan di mobilnya
"tadi kan gua udah pinjem" jawab Alex santai dan tetap menggandeng Carol ke dalam ruang musik
"ck.. lo pinjem kunci mobil tadi bukan pinjem jaket"
"berisik banget deh. Ntar gua balikin kalo urusan tuan putri ini udah kelar" jawaban Alex dengan mengarahkan dagunya ke Carol membuat 3 orang yang melihat langsung menoleh, mengganggu dan terpaksa mengerti
"yaudah mulai ajalah latihannya" ajak Alex lagi
"iya mulai sih mulai sih. Tapi itu tangan lepas kali" tutur Marco dengan nada yang dibuat seolah-olah tak suka. Carol yang sadar bahwa tangannya dan tangan Alex masih saling bergandengan satu sama lain langsung melepaskan tangannya, wajahnya kembali merah, lalu segera bergerak mendekat ke Ghea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Enemy [Completed]
Teen FictionMenurut Caroline, Alex itu laki-laki terreseh yang pernah ia kenal selama ia sekolah di SMA Xaverous. Sehari saja Carol ingin hidup damai di sekolah rasanya sulit. Tapi, Alex juga laki-laki yang membantunya bangkit dan berdamai dengan masa lalu. Ale...