Setelah tadi sempat berdebat dengan gadisnya sewaktu olahraga, Alex menjadi berubah, bahkan moodnya sangat aneh seperti wanita yang sedang PMS kata Jun karena tiba-tiba dapat senyum-senyum dan marah-marah sendiri. 10 menit sebelum pelajaran terakhir berakhir dan masuk waktu renungan, seorang guru masuk ke kelas dan memberikan pengumuman dengan penanggung jawab Alex yah guru itu adalah suster Levita yang memberitahu bahwa hari ini buku renungan kelas XI A 1 dikumpulkan untuk dibaca dan dikoreksi oleh guru BK. Dan disinilah Alex saat ini, di kelas menunggu beberapa temannya yang masih melengkapi lembar buku renungan yang mereka kosongkan beberapa hari lalu dengan tujuan menghindari panggilan mendadak dari suster Levita untungnya saja mood Alex sedang baik hari ini jadi dia mau menunggu teman-temannya tersebut sebelum membawa buku-buku itu ke ruang BK. Setelah semua teman-temannya mengumpulkan buku renungan, Alex berjalan ke ruang BK dan sesaat melihat gadisnya berjalan dan berbincang dengan dua sahabatnya rasanya Alex ingin mengikuti tapi apa daya sebuah kewajiban sedang ada ditangannya saat ini.
Toktoktok
"permisi suster" ucap Alex saat memasuki ruang BK
"ya Alex masuk" jawab suster Levita yang ternyata masih berkutat dengan beberapa buku renungan di tangannya dan ntah milik siapa
Saat Alex ingin langsung berpamitan suster Levita memanggilnya dan mengajaknya ngobrol
"Alex, bagaimana persiapan untuk Bulan Bahasa sekolah kita?"
"oh itu sus, kemarin baru saja saya diskusikan dengan kepala sekolah, Bu Nat selaku guru bahasa Indonesia dan pembina OSIS"
"rencananya akan dilaksanakan kegiatan apa saja?berapa hari?"
"rencana 2 hari suster, hari pertama lomba-lomba dan hari kedua akan diadakan pentas pertunjukan setiap kelas yang sifatnya wajib diikuti"
"hmm sepertinya cukup menarik, oke suster menunggu hari itu"
"hehe iya suster. Saya permisi ya sus" baru saja Alex ingin melangkahkan kaki lagi-lagi suster Levita memanggilnya, rasanya jika mengumpat orang tua dan guru itu tidak dosa besar Alex ingin mengumpat tapi Alex terlalu sayang dengan orang di depannya saat ini, jadinya ya Alex hanya dapat diam padahal hatinya sudah kesal dan kakinya sudah ingin melangkah keluar untuk mengejar gadisnya.
"Alex"
"ya suster"
"suster dengar kamu pandai bermain beberapa alat musik ya?"
"hanya piano, keyboard, gitar, dan kajon suster. Kenapa ya suster?"
"kamu ikut ekskul teater atau musik?"
"tidak sus, saya hanya ikut sepakbola dan itu hanya sekedar hobi yang saya lakukan dikala waktu lenggang"
"oh begitu, hmmm.. kamu pernah dengar soal musikalisasi puisi?"
"musikalisasi sus?"
"iya" jawab suster Levita
"belum suster" jawab Alex yang saat ini sudah kembali duduk di kursi depan suster Levita
"di sekolah kita dulu ada kelompok musikalisasi puisi. Jadi itu kelompok yang menampilkan pembacaan puisi diiringi musik akustik, dan saat ini sedang fakum" jelas suster Levita "Biasanya anak-anak pengiring puisi akan diambil dan diseleksi dari ekskul musik maupun teater dan akan berlatih bersama. Dan karena bulan depan sudah Bulan Bahasa dan karena kamu bisa bermain musik, kamu tak berminat ikut kelompok tersebut?" tanya suster Levita ke Alex yang membuat Alex langsung membatin "hmmm sudah ku duga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Enemy [Completed]
Teen FictionMenurut Caroline, Alex itu laki-laki terreseh yang pernah ia kenal selama ia sekolah di SMA Xaverous. Sehari saja Carol ingin hidup damai di sekolah rasanya sulit. Tapi, Alex juga laki-laki yang membantunya bangkit dan berdamai dengan masa lalu. Ale...