ini nih yang penasaran senyuman Caroline yang jadi candu buat Alex.. senyumnya kecil sih, cenderung pelit, senyum gini aja candu apalagi ketawa ngakak, heroin kali buat Alex.. hahahaha
Alex POV
"yass, kesiangan lagi coba" gerutu Alex sembari mengambil handuk dan buru-buru mandi untuk segera berangkat ke sekolah kalau tidak mau terlambat walaupun pasti terlambat. Tapi setidaknya pagi ini, dia ingin melihat gadis itu. Gadis yang selalu dilihatnya setiap pagi di halte bis dekat sekolah dengan gantungan babi di tasnya. Gadis yang selalu tersenyum dan menyapa orang yang dijumpainya. Ntah kenapa dan sudah berapa lama Alex menikmati moment itu disetiap paginya, jika Alex terlambat semenit lebih lama dari jadwal datangnya bis yang membawa gadisnya dan tidak bertemu senyuman gadis itu di pagi hari Alex akan berubah menjadi singa yang akan uring-uringan seharian penuh.
"kok jam segini dia belum dateng ya, tumben, mana mau upacara lagi" jawab Alex dari atas motornya dan sesekali mengecek jam dan halte bis, berharap gadisnya turun dari bis yang biasa ditumpangi.
"nah itu dia, kok tumben naik gojek" kata Alex sendiri saat melihat gadisnya tiba di depan gerbang sekolah. Dan itu juga menyadarkan Alex bahwa dia pun telat seperti gadisnya yang mau tak mau membuatnya ikut berbaris didepan gerbang bersama anak-anak lain yang telat. Setidaknya, ada gadisnya disini.
"kok dia nunduk aja ya dari tadi. Apa kepanasan ya. Kasian." Tanya Alex ke dirinya sendiri dalam volume kecil yang ternyata terdengar oleh Pak Victor, guru yang bertugas menjaga mereka.
"yaudah kalau kamu kasian, sana baris depan daripada kamu uget-uget disini kayak ulet" bisik pak Victor di telinga Alex "saya juga pernah muda, udah sana maju" tambah pak Victor
"Astaga bapak, ngagetin saya aja. Hehehe, baik pak" jawab Alex sembari malu dan maju ke barisan depan, tepat di depan gadisnya.
"Hari ini gak papa deh telat, dihukum kayak gini, yang penting kamu gak kepanasan lagi. Karena dengan gini setidaknya aku bisa ngelindungin kamu, sampe aku berani bilang langsung ke kamu gimana caranya aku bisa ngelindungin kamu. Karena itu janjiku sejak aku melihat dan tertarik denganmu, janjiku untuk menjagamu sebisaku" ucap Alex dalam hati saat dia sudah berdiri di depan gadisnya, dan berusaha sebisa mengkin menghalangi sinar panasnya matahari mengenai gadisnya.
Carol POV
"kantin yuk.. laper nih dengerin penjelasan pak Tio tadi" ajak Dea yang memang tidak bisa menahan lapar dan langsung mengajak Carol dan Tya ke kantin. Seperti biasa, mereka bertiga menuju ke kantin saat istirahat pertama untuk makan jika belum sempat sarapan pagi, karena menurut mereka kantin dapat dinikmati makanan dan suasanya saat istirahat pertama karena masih sangat sedikit anak yang datang ke kantin dibandingkan istirahat kedua yang jumlah anaknya dapat bertambah 2x lipat dari istirahat pertama. Dan disinilah mereka, di salah satu bangku kantin menunggu pesanan mereka datang.
"eh tadi mau cerita apa di kelas?" tanya Tya saat Dea sudah membawa pesanan mereka
"makan dulu apa cerita dulu nih?" ledek Carol ke kedua sahabatnya
"yaelah, makan sambil cerita kan bisa" jawab Tya yang sudah sangat kepo, dan Dea yang sudah mulai sibuk meracik baksonya.
"hahaah, iya sabar kali Ty. Jadi gini... tadi pas gua telat dan disuruh baris di depan gerbang ada anak laki-laki yang tiba-tiba pertengahan amanat pak kepsek maju ke depan gua" jelas Carol
"lah terus?apa hubungannya?maksudnya gimana?" tanya Tya
"dia kayak ngehalangin matahari gitu, nutupin gua biar gak kepanasan kayaknya." Lanjut Carol
"lah terus?" tanya Tya lagi
"ya si bego, nanya terus. Nabrak ntar kalau terus-terus. Mending tu mi ayam di makan" celetuk Dea yang ditunjukkan ke Tya
"ih, kok Dea ngomongnya kasar"
"muka lo jijikin ah Ty" jawab Dea geli melihat muka Tya yang sudah seperti anak kecil yang bersedih tetapi itu malah membuat Dea geli dan jijik, dan membuat Carol tertawa melihat keduanya. Tawa Carol yang tidak terlalu keras tetapi cukup terdengar membuat sepasang mata melihat dan memperhatikannya, dan tanpa tersadar ada selengkung senyum yang tercipta disana.
"terus lo tau gak orangnya siapa?" tanya Dea saat mereka telah menyelesaikan makannya
"enggak" jawab Carol sambil menyesap minumnya
"lah kok bisa"
"ya emang gua gak bisa liat namanya, dan dia juga gak nengok ke belakang bahkan sampai pak Victor kelar ngasih pengarahan pelanggaran buat kita yang telat" jelas Carol
"terus lo gak terimakasih?" tanya Tya
"sambil jalan yuk ceritanya. Udah mau masuk soalnya" ajak Carol dan mereka melanjutkan ceritanya sembari jalan kembali ke kelas. Carol bercerita ke sahabatnya bahwa laki-lakiyang didepannya tadi sewaktu upacara memiliki tinggi yang cukup tinggi karena Carol hanya setinggi bahu laki-laki itu dan badannya cukup tegap. Dan itu menjadi sulit untuk menemukan siswa laki-laki seperti itu di SMA Xaverous karena siswa laki-laki di sekolah ini cukup banyak dan yang memiliki postur tubuh tinggi dan tegap juga banyak. Hal ini membuat Carol cukup sedih tetapi tidak terlalu dipikirkan olehnya, karena kata Carol dia tetap akan mengucapkan terimakasih ke anak itu jika memang dia tau siapa pelaku 'payung'nya pagi ini walau pun ntah kapan dia akan menemukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Enemy [Completed]
Teen FictionMenurut Caroline, Alex itu laki-laki terreseh yang pernah ia kenal selama ia sekolah di SMA Xaverous. Sehari saja Carol ingin hidup damai di sekolah rasanya sulit. Tapi, Alex juga laki-laki yang membantunya bangkit dan berdamai dengan masa lalu. Ale...