Ini weekend, dan baru weekend ini Carol bingung ingin melakukan apa karena biasanya Carol bermain bersama sahabat-sahabatnya tapi hari ini kedua sahabatnya sibuk dengan urusan masing-masing,Dea yang sibuk berlatih untuk kejuaraan anggar dan Tya yang sedang rapat OSIS. Akhirnya Carol yang memang selalu bangun pagi dan mandi pagi sekarang hanya golar-goler di atas kasur dengan asiknya berselancar di media sosialnya.
"Sayang" panggil bunda yang sudah masuk ke kamar yang sebelumnya telah mengetuk pintu kamar
"Ya Bunda" jawab Carol
"Hari ini kamu sibuk gak nak?" Tanya bunda
"Enggak bun, kenapa?"
"Temenin bunda yuk, shoping bulanan" ajak bunda ke anak bungsu nya yang sudah diketahui dan dipastikan tidak memiliki kegiatan berarti hari ini karena sedari tadi selesai mandi dan sarapan kembali ke kamar dan tidur-tiduran
"Yaudah bun, adek siap-siap dulu. Bunda tunggu bawah aja ya" ucap Carol menyetujui dan sudah berjalan ke arah lemari untuk berganti baju. Setelah Carol berganti baju dengan atasan cream dan celana jeans hitam, sedikit polesan bedak bayi dan liptin serta rambut yang diikat, Carol berjalan turun ke ruang keluarga menemui bunda yang sedang duduk bersama ayah.
"Yuk bunda. Carol kan yang bawa mobilnya?" Tanya Carol bercanda dan langsung mendapat tatapan tajam dari ayahnya
"Hihi, bercanda ayah. Ya masa Carol yang nyetir, kasian bunda dong. Ayah ikut aja yuk" ajak Carol ke ayah dan berusaha membujuk dan bercanda ke ayahnya agar ayahnya tak kembali memberikan tatapan itu.
"Ayah emang ikut kok" ucap ayah
"Yeeeee, asikasikasik jadi anak tunggal lagi" ucap Carol bahagia karena kembali merasakan jadi anak tunggal setelah kak Niel kuliah di Belanda, walau di dalam hatinya tetap merasakan sedih karena apa-apa jadi sendirian, tapi terkadang juga senang kalau kondisinya seperti sekarang ini, weekend dinikmati bertiga tanpa gangguan berarti dari sang kakak yang kalau lagi ada acara keluarga sejenis ini pasti selalu berujung dengan pertengkaran dengannya.
"Tapi bunda pengen kamu pakai ini, biar feminim gitu anak bunda" ucap bunda mengeluarkan kalung dan anting berwarna biru, kontras dengan warna kulit dan baju yang dikenakan oleh Carol
"Bun" ucap Carol dengan sedikit manja karena memang ia tidak terlalu suka mengenakan aksesoris yang membuatnya terlihat feminim seperti saat ini
"Iya, anak ayah harus pakai itu dulu. Biar ayah ikut" jawab ayah mengkompor-kompori
"Ayah gak usah jadi kompor deh" ucap Carol sedikit sebal
"Gak papa sayang, sekali-kali" ucap bunda sedikit memaksa,bahkah sudah memakaikan kalungnya ke Carol
"Cantiknyaaa" puji ayah ketika anak gadisnya ini sudah mengenakan anting dan kalung
"Ayah mujinya bisa banget, gak mempan tapi" ucap Carol masih sedikit sebal
"Hahaha, yaudah coba sini bunda foto dulu terus mau bunda kirim ke Kak Niel biar dia tau adeknya bisa feminim juga" ucap bunda yang sudah mengeluarkan HPnya "Gayanya mana" ucap ayah,dan Carol bingung harus bergaya apa karena memang Carol tak pandai bergaya. Setelah sesi poto penuh sedikit paksaan dari kedua orang tuanya, akhirnya Carol, ayah dan bunda berangkat ke pusat perbelanjaan untuk belanja bulanan dan menghabiskan weekend bersama.Baru saja Alex akan beristirahat, tiba-tiba Cassa masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu
"Massssssss" teriak Cassa padahal dia sudah masuk dan sudah berada tepat di depan Alex dan itu membuat Alex geram dan spontan menjitak adiknya itu
"Mulut lo ya cewek jerit-jerit, paan dah" jawab Alex
"Ada kawan mas tuh tuh dua orang di depan rumah, dateng-dateng berantem. Pusing adek liatnya" jawab Cassa
"Siapa?"
"Bang Jun sama satu lagi kagak kenal Cassa. Udah buru sana, gegara kawan mas Jeni jadi liat di kamar" jelas Cassa
"Iyaaah. Berisik lo. Udah sana" usir Alex
"Yee, siapa juga yang mau lama-lama di kamarmu mas. Baaayyy" ucap Cassa sembari berjalan keluar kamar
"Dih punya adek liar mulutnya" cicit Alex yang ternyata terdengar oleh adiknya sehingga membuat Cassa menoleh dan memberikan tatapa tajam sambil berkata "mulut kamu juga liar mas, kayak barusan. Weeekkk"
Setelah Cassa pergi meninggalkan kamar, Alex segera keluar dan berjalan ke arah teras untuk melihat tamu yang dimaksud adiknya tadi. Sesampainya di teras ia melihat dua orang yang memang sedang bertengkar, tidak pukul-pukulan memang tapi adu mulut seperti perempuan dan bukannya segera melerai keduanya Alex tetap diam dan menikmati adu mulut yang dilakukan keduanya hingga Alex berkata
"Udah woi berantemnya?" Tanya Alex dan itu membuat dua orang itu spontan menoleh ke sumber suara
"Huaaaa, Alex, dia ngapain disini?" Teriak Jun yang cukup histeris
"Eh maksudnya paan?" Ucap Marco yang sedari tadi adu mulut dengan Jun. Iya, dua orang yang sedang bertengkar tadi di teras rumah Alex itu Jun dan Marco yang kodratnya keduanya memang sahabat Alex tapi antara Jun dan Marco jadi menjauh karena Marco yang hilang tanpa sebab.
"Ya lo ngapain disini?" Tanya Jun lagi
"Ihh ya lo ngapa?yang punya rumah aja gak riweh" jawab Marco
"Lo masih inget rumah ini, kok lo gak ke rumah gua" tanya Jun
"Kalo ke rumah lo pasti gak lo terima juga mending gua ke sini ketemu Alex duluan" jelas Marco yang sudah mendekat ke Alex yang sedang menikmati adu mulut mereka dan bersapa ala pria. Akhirnya Jun pun mendekat ke mereka dan ikut menimbrung kegiatan yang sedang dilakukan. Setelahnya, Alex mengajak dua sahabatnya ini masuk ke dalam ke kamarnya lebih tepatnya.
Di dalam kamar Alex, Jun dan Marco saling melepas rindu dan saling bercerita mengenai Marco lebih tepatnya yang tiba-tiba menghilang beberapa bulan lalu tanpa kabar apapun.
Marco itu sahabat Alex dan Jun yang sudah bersahabat sejak jaman SMP, kemana-mana mereka bersama termasuk urusan membolos dan membuat ulah. Tapi tiba-tiba saat kelas 10 semester 2, Marco menghilang tanpa kabar. Mereka bertiga memang tidak satu sekolah tetapi tetap saling berkabar sehingga ketika Marco hilang tanpa kabar itu sempat membuat kedua sahabatnya yang lain geram. Marco memang terkenal paling nakal dari kedua sahabatnya yang lain karena selalu jadi pentolan preman dan pentolan tawurah di sekolahnya, urusan muka juga selalu jadi pentolan pria-pria tampan setelah kedua sahabatnya.
"Gua satu sekolah tau sama kalian. Pasti kalian gak sadar" ucap Marco yang membuat kedua sahabatnya sukses melongo melihat ke arahnya
"Sumpah lo" tanya Jun
"Kok gua gak pernah liat. Gua ketua OSIS padahal" ucap Alex
"Ngaruh emang lo ketua OSIS, rohis, atau ketua satpam sekalian sama masuknya gua ke sekolah lo?" Tutup Marco yang diangguki oleh Jun
"Iya juga ya, emang ngaruh Lex?" Tanya Jun ke Alex yang langsung ditanggapi dengan tawa oleh Marco, memang kalau sudah kumpul bertiga gini Jun paling dewasa pemikirannya tapi paling lola untuk nalarnya
"Hahahha bego" ucap Marco dan Alex bersamaan
"Terus lo masuk kelas apa?" Tanya Alex
"Ips gua" jawab Marco "XI S 3"
"Terus Om Kris tau lo sekolah di Xaverous sama kita-kita?" Tanya Jun kali ini
"Tau lah, orang papah gua konsultasi dulu sebelum mindahin gua ke papah lo berdua" jawab Marco
"Sumpah lo?" Lagi-lagi Alex dan Jun bertanya secara bersamaan
"Lo berdua gua tinggal setengah tahun jadi sehati banget gini ya" ucap Marco
"Bengcek lo" ucap Alex, dan akhirnya mereka melanjutkan bercerita dan tertawa, membicarakan apa yang bisa dibicarakan termasuk soal Cassa yang tadi membukakan pintu dan sempat tak mengenali Marco hingga tak terasa jam sudah menunjukan pukul 8 malam dan membuat perut ketiga sahabat ini lapar sehingga memutuskan keluar mencari makan bersama.
Setelah makan bersama, Marco langsung kembali pulang ke rumah menaiki motornya sedangkan Alex dan Jun yang tadi memang berboncengan pulang berdua ke rumah. Tetapi saat sedang memakai helm Marco sempat berkata ke Alex "Lex, lo udah punya cewek?c.a.n.t.i.k"
Kata-kata yang diucapkan Marco sempat membuat Alex bingung tetapi langsung Marco kembali bicara "hahaha gak usah bingung lo. Dah ah gua balik ya. Tiati woi di jalan. Ketemu besok di sekolah. Semoga gua besok ketemu kalian masih ganteng." Ucap Marco yang sudah berjalan meninggalkan Alex dan JunAda yang udah bisa nerawang siapa Marco?
Terus kedepannya Alex dan Carol gimana ya?Maafkan kalau minggu-minggu ini telat update cerita, soalnya saya mau persiapan natalan dulu hehehe ini aja curi-curi nulis.
Btw HAPPY HOLIDAY READERku sayang, terimakasih masih setia menunggu Carol dan Alex😘
Jangan lupa comment, vote, share juga boleh😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Enemy [Completed]
Teen FictionMenurut Caroline, Alex itu laki-laki terreseh yang pernah ia kenal selama ia sekolah di SMA Xaverous. Sehari saja Carol ingin hidup damai di sekolah rasanya sulit. Tapi, Alex juga laki-laki yang membantunya bangkit dan berdamai dengan masa lalu. Ale...