"kesayanganku, makasih yaa udah mau gantiin tadi" ucap Tya ke Carol yang baru memasuki kelas, tepat setelah bel pelajaran pertama berbunyi dan yang di ajak berbicara hanya mengangguk
"ihh gua dikacangin. Lo marah? Nanti gua traktir deh. Serius" ucap Tya tak henti
"Aninditya Purnomo" ucap Pak Jack dari depan kelas "kamu udah telat masuk kelas, langsung ribut ya. Perhatian saya menjelaskan di depan"
"mampus gua" gumam Tya yang mencapat cekikikan dari kedua sahabatnya. Pantas saja Carol tidak menanggapinya karena si hobi potong nilai ada di depan sedang menjelaskan pelajaran fisika tentang gaya dan momentum.
Setelah 3 jam pelajaran dilalui anak-anak kelas XI A 4 mendengarkan penjelasan Pak Jack tentang gaya dan momentum akhirnya bel istirahat pertama berbunyi membuat beberapa anak-anak langsung meletakkan kepala mereka di meja belajar untuk sekedar beristirahat sebentar, beberapa anak ke kantin atau ke kamar mandi termasuk Carol dan 2 sahabatnya
"kalian semua bengcek ya tadi" ucap Tya
"eh mami ngomongnya kasar ya. Gak boleh kayak gitu" kata Dea yang langsung disetujui oleh Carol karena memang sangat jarang Tya ngomong kasar dan terkesan tidak pantas untuk dirinya
"iya maaf" dan benar saja Tya langsung meminta maaf tapi tidak lama kemudia dia ngomel lagi "ya tapi tetep aja seharusnya kalian kasih tau gua kalau Pak Jack lagi ngajar, lagi ngeliatin gua, jadi kan gak ketegor kayak tadi. Jangan malah diem aja kayak ayam mau dipotong lo berdua. Untuk nilai gua gak kepotong"
"berisik deh lo. Jadi traktir gua gak nih?" tanya Carol sekaligus untuk segera mengakhiri omelan sahabatnya ini
"jadi. Yuk" jawab Tya semangat, ntah kemana emosinya dan mood mengomelnya tadi tiba-tiba sudah menguap hilang begitu saja
"ihh di traktir apaan, gua di traktir juga gak Ty?" tanya Dea yang sudah menyusul kedua sahabatnya yang berjalan ke kantin
"enggak" jawaban Carol dan Tya secara kompakan dan membuat Dea mengerucutkan bibirnya. Tapi akhirnya mereka bertiga tertawa bersama
Di kantin
"mau pesen apa kalian?kali ini gua yang pesen, kalian cari tempat duduk aja" kata Tya
"pesen somay deh gua sama es jeruk" jawab Carol
"gua bakso ya sama es teh" jawab Dea
"kita duduk sana ya" ucap Carol yang menunjuk kesalah satu bangku yang terletak dipojok kantin.
Baru saja akan duduk di kursinya, tiba-tiba ada pria yang datang dan langsung duduk di kursi yang sudah ditariknya sambil menunjukkan senyum smirknya
"makasih ya udah ditarikin kursi buat gua" kata pria itu
"gua gak narikin buat lo ya, dan ini kursi gua. Minggir lo" kata Carol dengan nada naik setengah oktaf
"kursi lo?" tanya Alex. Ya pria yang tiba-tiba saja duduk di kursi yang ditarik oleh Carol
"emang ada tulisan nama lo? Gak ada tuh. Berarti bukan punya lo" jawab Alex dan tetap duduk di kursi itu
"tapi gua duluan yang nemu dan tuh liat Dea udah duduk duluan berarti ini kursi gua. Sana lo pindah. Banyak kursi lain" jelas Carol dengan muka sudah cukup emosi. Tak usah di tanya lagi, beberapa mata sudah teralih ke arah suara Carol dan Alex termasuk Dea yang sudah duduk, Jun yang datang membawa pesanan makanannya, dan Tya yang sedang membayar somay serta beberapa anak lain
"ya lo aja sana yang pindah. Masih banyak kursi lainnya disana" ucap Alex santai sembari menunjukan kursi lain
"ihhh lo yaa. Lakik bukan sih" Carol sudah benar-benar emosi dengan pria yang sedang duduk di depannya kali ini dan mengadahkan kepada ke arahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Enemy [Completed]
Ficțiune adolescențiMenurut Caroline, Alex itu laki-laki terreseh yang pernah ia kenal selama ia sekolah di SMA Xaverous. Sehari saja Carol ingin hidup damai di sekolah rasanya sulit. Tapi, Alex juga laki-laki yang membantunya bangkit dan berdamai dengan masa lalu. Ale...