"Kamu menyukainya, Jimin?"
"Iya, ini enak. Rasa sup ini mengingatkanku kepada Eomma."
"Oh ya?"
"Hmmm...." jawabku sambil memasukkan suapan terakhir.
"Jimin-a, lehermu tidak sakit? Dari tadi kamu menunduk terus. Apakah aku menakutkan?"
Sesungguhnya aku sedang menanggung malu. Kenapa Noona tidak menyadari?
"Soal tadi malam...." kataku menggantung.
"Hahaha... kamu malu? Astaga. Lucu sekali," ucapnya terkekeh. "Sudah. Berhenti memilin baju, dan angkat wajahmu."
Aku mengangkat wajah. Mata kami saling tatap. Kukira, ini adalah pertama kalinya sejak kami bertemu. Sebelumnya, aku tidak seberani ini. Walaupun saat ini pun aku juga tidak mempunyai cukup keberanian untuk menatapnya lebih lama.
"Wah, aku mempunyai saudara yang tampan ternyata, ya," ucap Ruri Noona. Kedua tangannya menopang pipi, matanya berkedip-kedip.
Sialan, dia menggodaku!
"Noona tolong hentikan, jangan membuatku semakin malu," kataku sambil menutup wajah.
"Hahaha.... Ah ya, kamu memang punya kebiasaan tidur dan susah dibangunkan, ya?"
"Hmmm, aku tidak begitu yakin."
"Beberapa malam lalu, aku melihatmu tidur di kursi. Di dekatmu ada komik yang sepertinya masih baru. Aku memanggilmu beberapa kali tapi kamu bergeming. Pagi-pagi sekali, aku diminta Kim Namjoon ke rumahnya. Melihatmu tidur nyenyak, aku tidak tega membangunkan."
Jadi, selama ini aku tidak diabaikan? Bodohnya.... Aku terlalu sibuk dengan dugaanku sendiri.
"Semalam itu lebih parah. Selain tidak bangun, kamu juga mengigau dan badanmu panas," lanjutnya.
"Hmmm... Noona, terima kasih sudah merawatku semalam. Aku memang sedang tidak enak badan, tapi sekarang sudah lebih baik. Berkat Noona. Aku minta maaf untuk...."
"Tidak apa-apa, Jimin-a. Aku yang seharusnya minta maaf untuk hari pertama kita yang kurang menyenangkan, juga hari-hari berikutnya. Mungkin kita sama-sama merasa aneh, dua orang asing yang tiba-tiba tinggal bersama. Ah... kurasa memang harus ada waktu luang yang panjang, untuk kita bicara banyak hal."
"Iya. Terima kasih sudah memberiku makanan enak selama ini. Hehe. Sup daging bikinan Noona malam itu juga sangat enak. Tapi, bagaimana Noona tahu kalau aku suka daging?"
"Ha? Memang di dunia ini ada orang yang tidak suka daging?"
Bodoh! Dugaanku yang ini justru salah! Aku terlalu... percaya diri, ternyata.
Tok tok tok
Pintu utama diketuk. Ada tamu.
"Pasti itu Yoongi. Sebentar ya...." ucapnya sambil beranjak.
Pintu dibuka, ada dua laki-laki di sana. Satu laki-laki berkulit putih, tawanya menampilkan barisan gigi rapi. Satu lagi mempunyai tubuh lebih tinggi. Jika tersenyum, lesung pipinya sangat jelas terlihat. Caranya menatap Ruri Noona berbeda.
Itu tatapan orang yang sedang jatuh cinta.
YOU ARE READING
Love Yourself: What Am I to You
FanfictionSeperti halnya melepas, menerima juga bukan perkara mudah. Harus ada kompromi dalam diri, atau justru merelakan. Aku masih sering sulit menerima keadaanku yang sekarang karena peran masalalu. Hingga akhirnya, ada orang-orang yang menyadarkan bahwa a...