[22]

117 16 4
                                    

Suatu hari sepulang sekolah, Hyorin Noona sudah menungguku di ruang tamu. Di meja ada amplop yang logonya sangat tidak asing. Sial! Itu surat peringatan dari sekolah. Belakangan aku memang terlalu sibuk mengikuti keseharian noona hingga beberapa kali bolos sekolah.

"Kamu mulai berkencan, ha?!"

"Ha?!"

"Jangan ajak pacarmu bolos. Ini tahun terakhir kalian di sekolah. Jangan sampai tidak lulus. Bukankah kamu sudah mulai belajar untuk masuk universitas?"

"Aku belajar hingga hampir gila!"

"Oh, jadi kencanmu adalah pelarian?"

"Ha?!"

Selalu begitu. Noona tidak memarahiku, tidak mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia hanya menduga bahwa aku setres dengan tekanan persiapan ujian masuk universitas, kencan sebagai pelarian, hingga bolos sekolah.

Dia meninggalkan beberapa lembar uang di dekat amplop.

"Ajak pacarmu kencan yang layak. Ish... ish.... anak macam apa kencan di jam sekolah," ucap noona sambil berlalu.

Aku semakin sadar, kegemaranku berpersepsi sendiri menurun dari noona.

Beberapa waktu setelah itu, noona semakin jarang ke karaoke. Dua kali aku membuntutinya lagi, tetapi sepulang kerja dia langsung pergi bersama seseorang. Kupikir itu adalah bosnya.

Ujian masuk universitas benar-benar membuatku tidak bisa melakukan banyak hal selain belajar, belajar, dan belajar. Aku tidak jadi mengambil jurusan tari. Itu tidak mungkin. Anggaplah sebagai pelarian, aku sering melihat pertunjukan di berbagai tempat. Dan Jhope Hyung menemukanku.

Love Yourself: What Am I to YouWhere stories live. Discover now