1... 2... 3...!
"Hyung, seharusnya aku yang memegang kamera," ucap Jungkook.
"Tidak apa-apa."
"Kemarikan, sekarang Hyung yang gantian di sana dan aku akan mengambil foto kalian," Jungkook mengambil alih kamera, yang itu membuatku harus berdiri di dekat Taehyung.
Setelah hitungan ketiga, kami berpose manis. Tapi aku tidak yakin memamerkan wajah seperti itu.
Apakah kamu bisa membayangkan dua kegugupan bersatu? Nah, itu yang kurasakan. Dadaku rasanya ingin meledak.
Jhope Hyung sudah terlihat mabuk. Racauannya semakin tidak jelas. Aku hanya minum sedikit, begitu pula dengan Hana. Taehyung tidak suka alkohol, dia memilih kola. Jungkook? Usianya masih menuntut untuk minum susu pisang.
Ponsel Taehyung berdering. Dia mengangkat dan memberi isyarat dengan tangannya untuk menjauh beberapa saat. Tak lama kemudian, dia muncul dengan wajah sumringah.
"Aku akan bertemu dengan kurator. Maaf tidak bisa di sini lebih lama. Sekali lagi, selamat Hyung dan Hana. Kalian sangat keren," ujarnya, lalu menengok ke arahku dan Jungkook. "Aku duluan, ya! Sampai ketemu lagi."
Kita belum sempat bicara berdua, Taehyung-a.
"Aku tidak tahu kalau Hyung berteman dengan Taehyung," kataku memulai pembicaraan, setelah Taehyung pergi.
"Taehyung? Siapa dia? Aku tidak mengenalnya," jawab Jhope Hyung sambil mengerutkan kening hingga alisnya bertemu.
Ah, dia sudah benar-benar mabuk.
"Oh, anak tadi. Beberapa waktu lalu, dia datang ke tempat latihan. Aku tidak tahu dari mana dia menemukan tempat itu. Dia mengaku sebagai temanmu dan meminta tolong kepadaku agar mencarikanmu partner dance untuk kompetisi." Jhope Hyung mengatakan itu dengan sangat ringat. Matanya hampir terpejam.
Sementara itu, ada yang sangat berat di dalam dadaku.
Hana menendang kaki Hyung. Aku tahu dari meja yang tiba-tiba bergetar.
"Yha! Kenapa kau menendangku!" Seruan itu ditujukan untuk Hana. "Kamu tahu? Teman-temanku sangat banyak, tetapi aku tidak yakin kamu akan cocok dengan mereka. Lalu Kim Taehyung yang awalnya meminta tolong, justru menyodorkan sebuah nama. Aku tidak perlu menjelaskan tentang siapa dia, kan?" lanjut Jhope Hyung, mengarahkan matanya kepadaku, kemudian ke Jungkook.
Aku merasa ada banyak kekikukan di sini. Hawa yang tadi tidak nyaman, semakin menjadi-jadi.
"Jimin-a...." kata Hana, lirih.
"Hyung tahu sesuatu?" Aku bertanya memastikan.
"Tentang? Oh, kamu bisa menari? Aku melihatmu beberapa kali di ruang latihan. Dan Jungkook akan membantumu...."
Kalimat itu belum selesai, tapi hyung sudah ambruk.
Semua kehilangan kata-kata. Hana menatapku dengan takut, Jungkook sibuk dengan minumannya yang sudah tandas.
Aku beranjak, meninggalkan mereka.
Tidak ada yang mencegah atau memanggilku untuk kembali. Jika itu terjadi, aku juga tidak akan melakukannya.
Aku meredam semuanya. Berpikir jernih tentang kebaikan-kebaikan yang diniatkan mereka untukku. Juga bagaimana hyung yang juga tahu rahasiaku, menyimpannya rapat-rapat sampai alkohol yang membongkar semuanya.
Seberapa pun aku bersikeras tentang kebaikan mereka, justru dadaku semakin sesak.
Aku tidak boleh menangis. Tidak.
Mereka tidak sedang mengasihaniku. Tuhan, tolong yakinkan hatiku. Mereka tidak sedang kasihan kepadaku.
Aku memohon sekaligus menyangkal.
![](https://img.wattpad.com/cover/130341405-288-k215302.jpg)
YOU ARE READING
Love Yourself: What Am I to You
FanfictionSeperti halnya melepas, menerima juga bukan perkara mudah. Harus ada kompromi dalam diri, atau justru merelakan. Aku masih sering sulit menerima keadaanku yang sekarang karena peran masalalu. Hingga akhirnya, ada orang-orang yang menyadarkan bahwa a...