Park Jimin
Tidak ada lagi yang tersisa.
Itu yang kulihat dari wajah Mi Ra setelah menceritakan semuanya. Aku dan dia seperti karyawan baru dan HRD. Tanya-jawab berbentuk uraian panjang, kadang singkat-singkat saja.
"Sudah semuanya?"
"Sudah semuanya. Apalagi yang kamu inginkan? Aku tidak tahu, setelah membaginya denganmu, apakah aku akan semakin gila atau merasa lebih ringan bahkan sangat ringan. Ada banyak hal yang menjadi prioritasku saat ini, Jimin-a. Kamu datang, itu menjungkirbalikkan semuanya. Setop, jangan menyanggah. Aku tahu kamu akan memprotes. Tapi, ini kenyataannya. Apa lagi?"
Aku yang awalnya akan membantah akhirnya diam saja.
"Sebelum kedatanganmu, aku pernah minta kepada Tuhan agar tahun ini baik-baik saja. Sepertinya, hal itu tidak direstui."
"Terima kasih untuk semuanya, Mi Ra. Maaf jika aku selalu melukaimu, tidak selalu ada saat seharusnya aku menyertaimu," ucapku akhirnya.
"Hahaha... jangan membuatku terharu. Bangsat! Tiba-tiba aku ingin menangis," ucapnya sambil tertawa tapi aku tahu di matanya sudah menggenang air mata.
"Baik, aku akan pergi biar tidak ada yang melihatmu menangis. Ini buatmu. Jangan membenci sesuatu yang pernah kamu cintai. Aku tetap Jimin yang dulu."
Aku meninggalkannya dengan sebotol susu pisang kesukaannya, dulu.
***
Aku sudah tahu tentang Jimin.
Pesan itu yang membuat Taehyung menemuiku dan kami minum soju berdua.
"Terkejut bahwa cinta pertama Mi Ra bukan hyung-ku? Bahkan ayah Jimin juga bukan dari keluarga Kim?" todong Taehyung.
"Seharusnya kamu jangan membuatku terlihat bodoh lebih lama. Atau jangan-jangan kamu menikmati ketidaktahuanku dan menertawakanku?"
"Bagaimana bisa? Bahkan namamu saja sudah menjadi momok sendiri buatku. Bahkan aku tidak paham kenapa Mi Ra memilih nama Jimin untuk anaknya, yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan keruwetan ini."
"Kedua hyung-mu luar biasa. Kenapa kamu biasa saja, Kim Taehyung?"
"Jadi benar kata Mi Ra, kamu mencari tahu semuanya. Bukankah aku selalu begitu? Tidak mau menonjol di antara mereka," ucapnya sambil menyunggingkan bibir.
"Tapi justru kamu sangat istimewa. Terima kasih, Taehyung-a."
"Hahaha.... Siapa lagi?"
"Jeon Jungkook... Min Yoongi.... Aku mencari tahu semua yang berhubungan dengan perayaan tahun baru di vila keluargamu."
"Ya, padahal permulaan tidak dimuali di sana. Jauh sebelum itu."
YOU ARE READING
Love Yourself: What Am I to You
FanfictionSeperti halnya melepas, menerima juga bukan perkara mudah. Harus ada kompromi dalam diri, atau justru merelakan. Aku masih sering sulit menerima keadaanku yang sekarang karena peran masalalu. Hingga akhirnya, ada orang-orang yang menyadarkan bahwa a...