[2] Bertemu

120 11 6
                                    

Nam Mi Ra

Mendapat shift tepat setelah pergantian tahun tidak bisa dibilang bagus. Aku harus terseok-seok ke tempat kerja. Mataku baru terpejam beberapa jam. Anak gadis di rumah eonni menyita banyak waktu beberapa hari ini. Tanggungan tugas akhir yang rencananya akan kugarap, tidak tersentuh sedikitpun. Memang lebih baik tidak banyak menyiapkan rencana.

Aku membuka pintu minimarket. Shin Hye yang jaga sebelum aku, menampilkan senyum sumringah. Pasti dia sudah tidak sabar untuk segera pulang. Ya, barangkali pacar brondongnya sudah tidak sabar mengajaknya jalan selepas keramaian tahun baru beberapa saat lalu.

"Kenapa Eonni lama sekali?" rengeknya manja.

Aku memutar bola mata ke atas.

"Hahaha... aku berlebihan ya. Baiklah, aku pergi! Bye... bye....!" ucapnya sambil mengecup pipiku, kemudian berlalu.

Lonceng pintu berbunyi sekali lagi, melepas Shin Hye pergi.

Aku berjalan menuju belakang meja kasir, sambil melihat sekeliling. Hanya ada satu pengunjung. Laki-laki yang berada di pojokan. Aku tidak bisa melihat wajahnya, posisinya membelakangiku.

Tahun baru, banyak yang membuat resolusi. Hahaha. Kalau ditanya apa resolusiku, hmmm... aku hanya ingin hidupku berjalan lancar seperti sekarang ini.

Kerja seperti biasanya. Berkutat dengan tugas akhir yang semoga lekas berakhir. Anak gadis eonni tumbuh dengan baik, bersamaku. Lalu apa lagi ya....

"Ini berapa harganya?" tanya seseorang.

Sambil memikirkan resolusi, aku tadi merapikan beberapa kosmetik yang di pasang di etalase belakangku.

"Oh... ya...." Aku berbalik, mataku langsung tertuju pada susu pisang yang ada di meja. Aku memegangnya, berdiam sejenak, lalu tersenyum. Banyak kenangan berdatangan.

"Berapa?"

Sebentar....

Susu pisang dan suara ini....

Kudongakkan kepala dan laki-laki di depanku tersenyum menenggelamkan matanya. Menenggelamkanku juga pada saat yang sama.

"Halo, Nam Mi Ra. Lama tidak bertemu."

Susu pisang dalam tanganku jatuh begitu saja.

Setelah terkejutku selesai dan kesadaranku kembali, aku buru-buru mengambil barang yang baru saja kujatuhkan.

Meski sebetulnya, aku juga sedang memburu ke mana hatiku yang tiba-tiba ikut jatuh.

Love Yourself: What Am I to YouWhere stories live. Discover now