[31]

161 17 6
                                    

Shim Hyerim. Menurutku dia tidak kalah aneh dengan Taehyung. Ya, perempuan yang berteriak sangat kencang di kafe sehingga pertengkaranku dengan Taehyung beberapa hari lalu kalah dari pusat perhatian. Setelah itu, dia pingsan. Perempuan ini juga yang telah menumpukkan rindu di hati Taehyung.

Barangkali perpaduan aneh di antara keduanya membuat mereka baik-baik saja. Semoga. Yang jelas, sekarang Hyerim sedang ada di hadapanku. Bertanya beberapa hal yang membuatku kikuk dan sedikit malu-malu.

"Kau yang memasaknya?" tanyanya.

"Bukan, noona memasak..."

"Ya.. Shim Hyerim, kau tahu kemana Kim Tae.... Kukira hanya kita berdua," ucap laki-laki yang nyelonong masuk setelah dibukakan pintu oleh Hyerim, begitu melihatku.

"Aku mengundangnya. Dia teman Taehyung juga," jawab Hyerim.

Dia Min Yoongi. Tidak salah lagi.

Astaga. Aku akan menemui berapa kejutan lagi di ruangan sempit ini. Kenapa tiba-tiba orang yang kukenal lama dan hanya kutahu sekelebat mata, ternyata saling berhubungan?

"Hey, kami datang!" Seruan itu tidak kalah akrab dengan telingaku beberapa akhir ini. Suara si pemilik gigi kelinci. Dan, kedatangannya bersama Jhope Hyung juga Hana.... Aku sudah semakin tidak paham lagi. Kukira Jungkook hanya datang sendiri setelah kemarin merengek untuk ikut.

Hyerim menghubungiku dan berkata akan memberi kejutan ulang tahun untuk Taehyung. Aku mengiyakan dan meminta Ruri Noona membuatkan sup rumput laut. Begitu aku sampai di apartemen Taehyung, inilah yang terjadi. Oh bukan, keramaian inilah yang terjadi.

Aku dan yang lain diminta bersembunyi. Min Yoongi berjaga di depan pintu untuk menyambut Taehyung, sementara Hyerim membawa kue.

"Saengil chukkhahamnida, Kim Taehyung!" ucap Hyerim begitu Taehyung memasuki ruangan. Tangannya mengulurkan kue beserta lilin di atasnya.

"Apa ini?" tanya Taehyung sambil tertawa pelan.

Lalu, Min Yoongi tersandung tas dan menyenggol kue di tangan Hyerim. Kue itu jatuh tepat di tengah ruangan. Aku menutup mata, masih dengan posisi bersembunyi. Sebelum itu, kulihat wajah Hyerim menyiratkan amarah.

"Selamat ulang tahun, Kim Taehyung," ucap Min Yoongi pelan dengan cengiran di wajahnya.

Sontak semua tertawa. Selanjutnya, Hyerim mengecup pipi Taehyung singkat dan membisikkan sesuatu.

Oh, harusnya aku memejamkan mata saat itu terjadi.

Apartemen Taehyung yang tidak begitu luas, menjadi sesak dengan tawa dan kehangatan. Aku bahagia melihatnya bersama Hyerim.

***

Entah siasat macam apa yang mereka lakukan, game tidak jelas membuatku harus keluar bersama Hana untuk membeli es krim. Kurasa, mereka sangat kurang kerjaan.

"Aku penasaran dengan cara kalian berbaikan. Sepertinya mudah sekali." Hana membuka obrolan.

"Kamu sedang membicarakan siapa?"

"Kamu dan Jhope Oppa. Kamu dengan Taehyung. Kamu dengan Jungkook...."

Aku dengan Kim Namjoon...

"Hahaha, aku terlihat seperti orang jahat, ya... bermasalah dengan banyak orang. Semua sudah diselesaikan dengan baik. Sangat baik," jawabku dengan tersenyum.

"Syukurlah...."

"Hana... Jhope Hyung bilang...."

"Oh, ayo bergegas sebelum es krim ini mencair," ucapnya sambil buru-buru berjalan di depanku.

"Hana...."

"Jimin, kumohon. Jangan membuatku malu dan membuat kita menjadi kikuk. Okay...."

"Tapi...."

"Ya... aku tahu... aku tahu... Jhope Oppa juga bilang kamu menyukaiku."

***

Kembali memasuki apartemen Taehyung, kulepas genggaman tanganku dengan Hana.

"Ho? Apakah sesuatu terjadi?" tanya Jhope Hyung dengan mata terbelalak.

"Ini es krimnya," ucapku sambil malu-malu.

"Manisnya.... Pantas saja Kim Namjoon pernah cemburu dengan anak ini," tukas Min Yoongi.

"Ha?" respons hampir semua orang.

"Sss...." Min Yoongi mengeluarkan desisan dari mulutnya. "Ruri... hmm... aku memang merasa tidak asing denganmu, Jimin-a. Kita pernah bertemu, kan? Namjoon dibuat uring-uringan karena takut pesonamu bisa merebut Ruri darinya. Kamu memang manis, sampai disuruh beli es krim di saat cuaca dingin begini mau-mau saja."

Semua tertawa. Aku hanya nyengir. Kulirik Hana yang awalnya ikut tertawa, pelan-pelan berubah tersenyum. Tak kalah manis.

***

"Hyung," panggil Jungkook.

"Ya?"

"Di sini terlalu berisik. Bisakah kita bicara di luar. Hanya berdua, sebentar saja," pintanya.

Aku mendahuluinya beranjak. Hyerim, Taehyung, dan Min Yoongi sedang membicarakan sesuatu sehingga tidak begitu memperhatikan ketika aku dan Jungkook meninggalkan ruangan. Jhope Hyung dan Hana yang sekilas melihat kami.

"Terima kasih telah menghubungkanku dengan banyak orang-orang baik, Hyung."

"Kalimat barusan seharusnya kamu tujukan kepada Taehyung. Haha...."

"Jadi, bagaimana?" tanyanya berubah serius. Aura bocah dari dirinya mendadak hilang.

"Mari kita lakukan."

Dan lagi-lagi, barisan gigi kelinci itu dia pamerkan.

"Terima kasih, Hyung. Mari kita lalui hari-hari berikutnya dengan semangat menari yang luar biasa! Kita harus ikut kompetisi dan bisa seperti Jhope Hyung dan Hana Noona!"

"Hahaha... aku memerlukan banyak bantuanmu, Kookie-a."

"Siap! Hmm... aku sangat bahagia, bolehkah aku memeluk Hyung?"

Tanpa menjawab, aku berbalik badan dan kembali memasuki apartemen Taehyung. Jungkook hanya tertawa terbahak-bahak atas penolakanku. Dia menyusulku dan menubruk dari belakang.

Di depan sana, akan ada hari-hari yang lebih berat tapi juga lebih bahagia. Akhirnya aku keluar dari ketakutan dan kecemasan tentang kakiku, tentang menari. Aku tidak melawan, hanya berteman dengan keadaan.

Kulepaskan rangkulan Jungkook. Aku tidak mau aroma tubuhnya menggantikan aroma Hana yang beberapa saat lalu menempel di tubuhku.

***

Love Yourself: What Am I to YouWhere stories live. Discover now