"Hai!"
Aku melambaikan tangan menunjukkan keberadaan. Dia membalas mengangkat tangan, mengangkat alis sambil tersenyum aneh seperti biasanya. Sebelum menujuku, aku menangkap matanya melirik seseorang.
"Kamu selalu datang lebih awal," ucapnya sambil menarik kursi di hadapanmu. Duduk.
"Oh, sebentar. Aku harus mengambil pesanan, alat ini sudah bergetar," ucapku sambil menunjukkan alat yang memunculkan getar serta kerlip merah. "Atau kamu yang akan mengambil?"
Dia pura-pura tidak mendengarku. Malah meneliti pinggiran meja seperti mencari kesibukan.
Sialan!
Aku sudah kembali di hadapannya. Dia terkekeh.
Hazelnut latte kusodorkan.
"Aku hampir setiap hari di sini. Selalu memandangnya, Jimin-a. Anehnya, rindu itu justru semakin menumpuk di sini," ucap Taehyung sambil menunjuk dadanya.
Ya Tuhan, anak ini kenapa? Apakah pameran foto tunggal membuatnya sangat bahagia hingga mengarah ke kegilaan?
Setelah pertemuan beberapa waktu lalu, kami memang lebih sering komunikasi. Dan Taehyung memilih hari ini juga di tempat ini untuk bertemu kembali.
"Apakah kamu masih lebih sering di ruang latihan daripada nongkrong di kafe sepertiku?" Kini dia mengajukan pertanyaan yang lebih masuk akal. "Jika iya, berarti kamu tidak banyak berubah, Jimin-a."
Aku masih melakukan itu, dan sudah sangat banyak yang berubah.
"Dia masih tidak tahu kamu menyukainya? Itu sudah lama, Jimin-a. Ayolah...."
"Perempuan yang barusan kamu maksud, apakah ada di sini? Yang katamu kamu pandangi setiap hari."
"Jangan mengalihkan pembicaraan. Bagaimana kakimu?"
Pernyataan yang terlalu tiba-tiba. Mendadak, aku merasakan ada angin sangat dingin ditiupkan ke tengkukku.
"Taehyung-a, kita sudah lama tidak bertemu. Kumohon jangan membahas itu."
"Kamu tetap tidak berubah. Selalu menghidar."
"Kamu tidak pernah tahu rasanya berada di posisiku, Taehyung-a! Tidak pernah!"
YOU ARE READING
Love Yourself: What Am I to You
FanfictionSeperti halnya melepas, menerima juga bukan perkara mudah. Harus ada kompromi dalam diri, atau justru merelakan. Aku masih sering sulit menerima keadaanku yang sekarang karena peran masalalu. Hingga akhirnya, ada orang-orang yang menyadarkan bahwa a...